11 Bab 10

Seharusnya aku terus memperhatikan gadis itu! sekarang aku malah meninggalkannya?

"Lily!"

Semenjak aku berjalan di hilir sungai bersamanya, perasaanku menjadi tidak enak. aku memang tidak begitu percaya dengan firasat, tetapi ternyata ia berkata jujur kepada seorang pembohong seperti diriku.

Ini kedua kalinya aku kehilangan dia setelah sebelumnya ia hampir menjadi mangsa singa tua itu.

Sekarang dimana gadis kecil itu?

Aku sudah memperingatkannya, tempat ini bukan taman bermain bagi gadis kecil seperti dia.

Aku harap Lily baik-baik saja.

Aku terus berlari melawan arah dan terus memerhatikan sekitar. berharap sosok putih wajah dan gaun indah itu terlihat oleh kedua mataku yang kini hanya berupa bayang-bayang gelap.

Itu mengingatkanku, namaku adalah Spectra. setidaknya ini panggilanku saat ini bagi Lily dan semua yang tinggal di dalam hutan ini.

Dengan bersisakan tubuhku yang tinggal bayang-bayang yang memudar, berharap bisa menyelamatkannya untuk kedua kalinya.

Sampai sekarang ini, Paduka Arryutus belum membenarkan ucapannya, kan?

Jika memang gadis itu sekarang dikejar oleh salah satu makhluk demihuman di hutan ini, akan lebih baik jika aku menghajarnya terlebih dahulu.

Tidak usah tanya soal tubuhku, aku tidak peduli!

Karena keselamatan gadis itu sampai di rumahnya jauh lebih penting bagiku.

Aku masih mengejarnya dan berteriak sekeras mungkin. dimana gadis kecil itu?

Hingga terdengar suara berhembus seperti angin, di sana juga ada suara tawa.

Suara itu melintas, lalu lenyap hingga tak lagi terdengar.

Mungkinkah ada yang melintas?

Suara itu mulai terdengar lagi...

Ataukah jangan-jangan...

[Teleportasi!]

Aku memindahkan tubuhku ke sudut aman, aku sudah menduga mereka akan menyerangku.

Bersenjata pisau dan tombak kecil di tangan mereka, apakah mereka hendak untuk membunuhku?

Mereka adalah para goblin.

"Ksatria terkutuk ya?"

"Dan kalian hanya sekumpulan goblin."

"Kau hanya sandera di hutan ini!"

Mendengar perkataan mereka, aku tersenyum dan membalas: "Kau tidak perlu mengingatkan. lagipula apa urusan kalian kemari?"

Di sini perasaanku mulai berubah takut.

Mungkinkah Lily ada bersama mereka?

"Hanya berburu dan menangkap buruan kami."

"Begitu ya? jadi kalian ingin menjadikanku budak kalian?"

"Aku pikir kau tidak bisa mendapatkan posisi yang mulai sedikitpun, bahkan sebagai budak kami."

Memanfaatkan ketidakberdayaanku, mereka bermaksud menjadikanku sebagai tawanan mereka untuk memuaskan nafsu mereka sebagai makhluk yang menjijikan. aku tidak menyangka, tidak puas dengan beberapa wanita yang kulihatnya mereka tangkap hidup-hidup, mereka juga membiarkan beberapa pria jantan hidup hanya untuk pelampiasan yang tidak berujung.

Cihh... menceritakannya saja sudah membuatku ingin muntah!

"Tidak! kebetulan sekali kami belum menemukan satupun untuk menjadi santapan kami. karena itu, jika kau menyerahkan dirimu sekarang maka kami akan membunuhmu tanpa rasa sakit."

Jadi... mereka juga menjadikan manusia sebagai santapan mereka ya?

"Tawaran yang menarik. tetapi aku heran, memangnya seberapa kecil, sih otak kalian? apakah kalian tidak menyadari sekarang wujudku seperti apa?"

"Aku tidak peduli! lagipula kau dulu juga adalah seorang manusia, bukan? ku dengar pula wujud Spectre-mu hanya menutupi tubuhmu saja tanpa mengubah wujudmu."

"Hah! Kalian tidak akan tahan dengan aroma gosong dari kegelapan di sekujur tubuhku. lebih baik kalian menyingkir aku tidak punya banyak waktu!"

"Tidak perlu menutupi kekuranganmu. kami tahu bahwa Paduka Agung Arryutus telah mengutukmu, bukan? tidak perlu mengelak bahwa kau kini tak berdaya. menyerah saja!"

"Hanya karena aku tidak boleh menyerang seluruh makhluk yang ada di sini, bukan? kalian tidak berpikir bahwa aku masih bisa menghindar dari serangan kalian!"

[Teleportasi!]

Ketika mereka mulai mengerahkan diri, aku menghindar.

Berpindah dari satu sisi ke sisi yang aman dimana mereka tidak bisa menggapaiku. atau menuju satu sisi dimana aku bisa beristirahat dan bersiap untuk menghindar dari serangan mereka yang lain.

Dan di sinilah aku, berada di balik pohon besar dimana seharusnya mereka tidak dapat melihatku.

Apa yang harus ku lakukan sekarang?

Atribut sihirku adalah api dan kegelapan. banyak sekali sihir yang dapat ku gunakan tetapi cukup untuk membuat mereka berubah menjadi abu. tidak hanya mereka, mungkin hutan ini juga akan berubah menjadi abu pula.

Bagaimana dengan kemampuanku dari atribut kegelapan?

Sihirku hanya berupa kemampuan debuff yang mengurangi kemampuan musuh dan merupakan kemampuan pertahanan diri.

Bagaimana jika aku membuat mereka tak dapat melihat untuk sementara waktu? apakah itu akan terhitung menyakiti mereka?

Tidak. tidak ada salahnya untuk mencobanya...

Lagipula, aku sudah tahu kemungkinannya jika aku gagal. seluruh tubuhku akan menjadi lumpuh.

Menarik napas dalam-dalam, seraya merasakan kehadiran mereka. mereka masih berada dalam radius kemampuan ini. aku pikir, ini sudah cukup untuk melancarkan jurus itu.

Terlebih, aku harus secepat mungkin menemukan Lily. aku khawatir dengan keadaannya.

Menjerit keras, ini waktunya mengeluarkan kekuatan itu:

[Elemen Kegelapan: Buta!]

Ledakan kegelapan dalam tubuhku bergetar dan mulai merayap mengikuti arah angin. asap pekat kegelapan mulai menyelubungi mereka, menutupi pandangan.

Saat itulah waktu yang tepat untuk melarikan diri.

Tetapi...

"Argh~!"

Paduka Arryutus, anda membuat kesepakatan yang curang! jika anda ingin membunuhku, mengapa tidak saat kita pertama bertemu?

Aku mulai merasakan sakit di jantungku.

Sesuai dugaan, tubuhku langsung menjadi lumpuh.

Perlahan bayangan hitam di tubuhku mulai terlihat memudar. sepertinya aku akan segera menghilang...

Tubuhku terjatuh, hingga membentur tanah dengan keras. mungkin mereka bisa mendengar suara 'gubraakk!' di telinga-telinga mereka.

Mungkin sudah saatnya mereka untuk mengenyangkan perut mereka.

Aku harap begitu.

Tetapi... apakah ini adalah akhir bagiku?

Lily..., apakah kau masih di sana? tolong jawab aku...

avataravatar
Next chapter