28 Ku harap kalian bahagia

Akhirnya semua persiapan selesai juga. Mami Anjas menarik nafas dengan lega, beliau merasa cukup puas dengan semua persiapan itu, meskipun beliau sangat sedih pernikahan ini tidak dirayakan secara meriah, karena permintaan dari Reka. tapi beliau tetap akan mengadakan syukuran atas pernikahan putranya itu.

Yang di undang dalam acara itu hanya keluarga terdekat kedua belah pihak dan para tetangga.

......

Acara Ijab Qabul akan segera di mulai. Mereka memilih Masjid yang ada di komplek perumahan elite tempat tinggal Anjas. Reka kaget saat melihat kehadiran Fatih, begitu juga dengan kedua orangtua Reka dan ke dua adik laki-laki Reka. mereka tak menyangka dapat melihat Fatih di sini.

Fatih segera menyalami kedua orang tua Reka. Ayah Reka mengusap punggung Fatih karena tak tau lagi apa yang harus beliau ucapkan.

"Kamu gak apa-apa? " Tanya ayah Reka. Karena beliau sangat tau bagaimana terpukulnya Fatih saat kehilangan Reka. Pemuda itu bahkan tidak mau menginjakkan kakinya ke kampung halaman lagi karena tak sanggup mengingat kejadian itu.

"Aku gak apa-apa Pak. aku juga sudah menikah. Dan beberapa saat lagi aku akan membawa istriku menemui orang tua ku ". Jawab Fatih tersenyum. Meskipun sangat berat, dia terpaksa mengiklaskan hubungan mereka.

"Mana istrimu?" Tanya Ayah Reka.

"Dia sedang di rawat di rumah sakit. aku hanya sebentar di sini, tak bisa meninggalkannya terlalu lama." Jawab Fatih.

"Maaf.. Bapak tak bisa menengok istrimu saat ini.. tapi jika acara selesai, kami akan ke sana. Kami harap kami bisa ke sana besok" Kata Ayah Reka.

"Terima kasih banyak Pak.. " Jawab Fatih tersenyum.

Anjas yang melihat Fatih, langsung mendekati nya.

"Bagaimana keadaan Mala? " Tanya Anjas sambil menyalami Fatih.

"Alhamdulillah Mas... udah baikan. dia titip salam untuk Mas Anjas dan Reka" Jawab Fatih. Kedua orang tua Reka saling berpandangan. mereka tak menyangka kalau Fatih dan Anjas saling kenal, dan sepertinya Reka juga telah mengenal istrinya Fatih.

Reka mendekati Fatih dengan gugup. Perasaan nya campur aduk, dia juga merasa bimbang... ada satu keinginan dalam hatinya kalau Fatih akan membawa pergi saat itu juga.. tapi hal itu sangat mustahil.. dia tak mungkin mengorbankan banyak perasaan orang hanya karena keinginannya semata.

"Hai Re... selamat atas pernikahanmu! " Kata Fatih tersenyum.

"Terima kasih " jawab Reka.

"Oh ya.. bagaimana keadaan Mala? " tanya Reka lagi.

"Sudah mendingan makanya aku berani meninggalkannya sendirian. tapi aku gak bisa lama-lama.. habis akad nikah kalian, aku akan kembali ke sana.

"Terima kasih " kata Anjas sambil tersenyum. Fatih pun juga tersenyum.

" Ku harap kalian bahagia " Kata Fatih lagi.

"Ku harap kalian juga bahagia" Kata Anjas sambil menepuk lembut pipi Fatih seolah sedang berbicara pada adiknya. Bagas yang dari tadi memperhatikan mereka dari jauh tampak cemberut , dia cemburu. Kakaknya tak pernah memperlakukannya seperti itu. dia bertekat akan protes pada kakaknya setelah acara ini selesai.

Tak berapa lama kemudian, seseorang mengabarkan kalau penghulu yang akan menikahkan mereka sudah sampai. Mereka mengambil posisi masing-masing. Anjas sangat gembira, sebentar lagi mereka akan resmi menjadi suami istri.

Acara ijab qabul berlangsung hikmad. Meski gugup... Anjas berusaha sebaik mungkin untuk mengucapkan kalimat yang akan menyatukan mereka. semua orang terdiam sambil menahan nafas saat Anjas mengucapkan kalimat tersebut, dan begitu selesai... mereka serentak bernafas lega.

Reka mencium tangan Anjas, dan Anjas dengan sengaja mencium kening Reka sehingga Reka merah karena malu.

.......

Mlam itu, keluarga Reka telah kembali ke rumahnya. Untuk sementara waktu Anjas, Reka, dan putri mereka Anjela akan tinggal di rumah orang tua Anjas, karena rumah mereka belum selesai sepenuhnya.

Malam itu, sepertinya Anjela tak mau kompromi. gadis kecil itu tak mau melepaskan Ayahnya. Mungkin dia menagih janji sang ayah yang akan mememaninya tidur dua hari yang lalu.

waktu Anjas berada kamar mereka, Reka keluar dari kamar mandi dengan masih menggunakan handuk. dia sangat kaget melihat Anjas dan Anjela ada di atas tempat tidur itu. Anjela langsung menangis ingin menyusu pada Bundanya. Reka menjadi bingung karena belum berpakaian.

Anjela tak mau kompromi soal yang satu itu jika sudah akan tidur malam hari , jika dia ingin menyusu pada Bundanya, harus dikasih saat itu juga meskipun bagaimana pun keadaan bundanya. Tak jarang Reka menyusui putrinya meski masih memakai handuk, tapi kali ini ada orang lain dalam kamar itu.

"Aku mandi dulu.. kata Anjas sambil menyerahkan Anjela ke tangan istrinya itu.

Setelah Anjas masuk ke kamar mandi, Reka segera menyusui putrinya itu. dia menutupi tubuhnya dengan selimut tapi sayang, Anjela benci selimut dan membuka selimut yang menyelimuti tubuhnya . Reka sangat berharap putrinya akan segera tertidur sebelum Anjas keluar kamar mandi, sehingga dia bisa segera memakai pakaiannya.

Karena kelelahan seharian ini, Reka malah ikutan tertudur, mulut Anjela telah terlepas dari puting bundanya karena gadis kecil itu tertidur lelap.

Anjas yang baru keluar dari kamar mandi menjadi sesak nafas melihat pemandangan yang ada di atas tempat tidurnya itu. sebelah dada Reka terekspos sempurna, hal itu membuat juniornya bangkit.

Seperti tersihir, Anjas mendekati Reka, tidur di bekakangnya, dan memeluk pinggang Ramping istrinya itu.

Reka kaget dan hendak berteriak.. namun Anjas lebih dahulu membungkam mulut Reka dengan bibirnya. memberikan ciuman lembut dan hangat, Reka terdiam.. Anjas melepaskan ciuman mereka dan berkata...

"Kau harus menerimaku seutuhnya" kemudian kembali mendaratkan ciuman mesra untuk istrinya itu.

avataravatar
Next chapter