16 kamu akan menemukan pria yang sangat mencintaimu kelak

Malam itu, Fatih pulang dengan hati yang gembira, padahal di rumah, Mala baru saja nangis habis-habisan di kamarnya, karena lapar, Mala ke dapur dan tak menyangka kalau Fatih akan pulang saat itu. Mala berusaha menutupi wajahnya, agar Fatih tak melihat matanya yang merah.

"Mala.. kamu belum tidur? " Tanya Fatih saat melihat Mala yang keluar dari dapur sambil membawa makanan.

"Belum.. " Jawabnya sambil menunduk dan menyuap makanan agar Fatih tak curiga dia menangis.

"O... kamu lapar?. Kalau makan duduk dong.. meskipun bayimu belum lahir, harus diajar sopan... ya.. meskipun kamu gak bisa mahan nafsu makanmu" Kata Fatih tertawa.

"Sini.. aku temani.. kita duduk di sana" Kata Fatih lagi sambil menunjuk ke arah meja makan.

" Mas Fatih udah makan? " Tanya Mala masih terus menunduk.

" Udah.. kebetulan tadi aku ketemu Reka, jadi ku paksa ikut makan malam, kamu tau gak.. ternyata dia masih belum menikah" Kata Fatih gembira, dia tak tau perkataannya itu menoreh luka di hati Mala. Mala melangkahkan kaki meninggalkan ruangan itu seraya berkata..

"Aku ingin makan di kamar.. maafkan aku" Dia berusaha meredam kesedihannya dan berkata setenang mungkin, namun Fatih bisa menangkap nada sedih itu.

Fatih segera menghadangnya, mengambil piring yang ada di tangan Mala, dan menariknya duduk di kursi meja makan.

"Mala... apa kamu menangis? " Mala hanya menggeleng, wajahnya masih saja tertunduk.

"Mala.... " Fatih memberanikan diri memegang dagu Mala dan mengangkat dagu itu ke atas agar dia bisa melihat wajah Mala, Fatih dapat melihat mata Mala yang sembab, dan air mata di pipinya.

"Kamu menangis... apa kamu ingat lagi kejadian itu? " Tanya Fatih sedih sambil mengusap air mata Mala.

"Sebenarnya... aku... aku... " Kata Mala terisak, dia ingin mengakui kalau dia tidak hamil. tapi gadis itu masih takut, jika Fatih tau hal yang sebenarnya, laki-laki itu akan meninggalkannya dan marah padanya.

"Sudahlah... kamu jangan sedih lagi, kamu wanita yang baik kamu tak salah kan? karena saat itu kamu di bius, lain kali kamu harus hati-hati bergaul, jangan terlalu mudah percaya seseorang. Aku yakin... kamu akan menemukan pria yang sangat mencintaimu kelak, dan tak ingin kehilangan mu" Kata Fatih tersenyum.

"Aamiin.. " jawab Mala lirih, dia berdo'a agar pria itu adalah Fatih.

"Sekarang.. kamu makan dulu, jangan sedih lagi, jaga kesehatan. Oh ya, kamu belum pernah memeriksa kandunganmu kan? besok aku temani ya" Kata Fatih masih tersenyum.

Mala yang baru saja makan hampir tersedak dan buru-buru minum lalu berkata

"Gak usah mas.. gak usah, aku bisa sendiri.. aku gak mau ngerepotin kamu" jawabnya.

"Gak ngerepotin kok.. besok ku antar. " Sambung Fatih lagi.

"Mmmm anu.. gak usah mas.. soalnya kita nikahnya baru dua minggu, malu kalau udah ketahuan hamil" Mala berusaha mencari alasan.

"Apa gak apa-apa, kandunganmu belum di periksakan? " Tanya Fatih terdengar cemas.

"Gak papa.. lagian.. aku bisa sendiri kok" jawab mala tersenyum kaku. Fatih memandangnya sedih dan berkata..

"Andaiku tau siapa pria itu, aku pasti akan menghajarnya" Katanya geram.

Mala Kaget, lalu menunduk, dia sangat menyesal mempermainkan Fatih..

"Mas Fatih.... jika Mas Fatih ingin menikah dengan Reka.. aku gak keberatan kita berpisah" Kata Mala lirih namun bisa membuat Fatih kaget mendengar perkataan nya itu.

"Aku akan memenuhi janjiku pada ayahmu". Jawab Fatih lagi.

"Tapi... tapi aku tidak..... ingin merusak hubungan kalian" jawabnya lirih, sebenarnya dia ingin mengatakan kalau dia tidak hamil, tapi bibirnya masih tak sanggup mengakui hal itu.

"Sudah lah... jangan dipikirkan, aku sudah bicara tentang ini pada Reka, dan dia Faham." Jawab Fatih tersenyum sambil mengusap kepala Mala.

"Habiskan makananmu" Sambung Fatih lagi. Mala hanya tersenyum getir karena perhatian Fatih padanya.

"Aku udah selesai" jawab Mala.

"Kenapa tak habis? " tanya Fatih sambil menatap Mala.

"Aku udah kenyang" jawabnya sambil berdiri.

Fatih hanya tersenyum, dan berfikir, sifat itu karena pengaruh kehamilan Mala.

Begitu masuk kamarnya, Fatih kembali tersenyum , seperti biasa kamar itu bersih, dan pakaian bersih nya tersusun rapi dalam lemari. Fatih pergi ke pintu kamar Mala dan mengetuknya..

" Mala... kamu yang merapikan kamarku? " Tanyanya dari luar pintu.

"iya... " Jawab Mala, dua berharap kalau Fatih akan menanyakan cincin pernikahan nya yang di simpan Mala, namun perkataan yang keluar dari mulut Fatih malah ucapan terima kasih banyak. Mala kembali menangis karena ternyata suaminya itu tak peduli dengan hal itu.

avataravatar
Next chapter