24 Aku... akan melepaskan mu...

Fatih segera berlari ke pintu kamar, begitu sampai di pintu kamar, dia melihat seorang pria yang sedang berlari ke arah kamar itu. Pria itu adalah Anjas. Fatih segera menyusul pria itu dan melayangkan sebuah pukulan ke arahnya, tapi Anjas segera menangkis serangan itu dan langsung melayangkan pukulan ke arah perut Fatih. Fatih terhuyung beberapa langkah.

Di saat itu, Mala masuk dan segera mencari keberadaan Reka, dia melihat Reka sedang terikat di atas ranjang dengan mulut yang tertutup plester. Perempuan itu tampak sangat ketakutan.

"Kamu baik-baik saja? " Tanya Mala cemas. Reka mengangguk, di wajahnya tampak perasaan lega. Mala segera melepaskan Reka.

"Terima kasih banyak " Kata Reka haru.

"Bukan masalah" Jawab Mala.

Di luar kamar, kedua orang itu masih baku hantam. Fatih tersudut, di saat Reka keluar dari kamar itu. Anjas tampak lega melihat Reka yang berhasil ditemukan Mala. tiba-tiba Fatih melihat pisau buah yang ada di atas meja di sampingnya. Fatih segera menghujamkan pisau itu ke arah Anjas yang sedang lengah karena melihat Reka . Mala dapat melihat gelagat suaminya dan langsung berlari ke arah Anjas, sehingga pisau yang ingin di hujamkan ke arah Anjas malah bersarang di perut Mala.

Fatih kaget dan langsung terdiam.. dia tak sadar sejak kapan Mala ada di sana.

"Ma.... la... " Kata Fatih tertahan dan langsung menyambut tubuh mala yang hampir tumbang.

"Mas.... kamu be ru bah" Bisik Mala lirih.

"Maafkan aku... bertahanlah.. " kata Fatih gusar.

"Hubungi Ambulan...ku mohon... " pinta Fatih memelas.

"Aku sudah menghubunginya" Jawab Anjas sambil mematikan ponselnya.

"Kak Anjas..... jangan beritau orang tuaku... " Pinta Mala lemah.

"Tapi.... " Jawab Fatih bimbang..

"Aku tak ingin mereka membencimu... semua salahku.. " Mala masih berceloteh dengan nada lemah sambil memandang Fatih.

"Sudahlah jangan khawatir tentang hal itu.. kami akan merahasiakan nya" Jawab Anjas menenangkan Mala.

"Tapi ingat... kau harus sembuh, jika tidak mungkin suamimu ini akan aku bunuh juga" Ancam Anjas. Mala hanya tersenyum lemah, lalu memejamkan matanya, sementara darah masih mengalir di bekas lukanya. Baju Fatih pun terkena noda darah mala karena dia masih menahan kepala Mala karena tubuhnya terbaring di lantai

"Mala... ku mohon.. bertahanlah.. " Kata Fatih cemas saat Mala memejamkan matanya.

"Aku sangat lelah.. " bisik Mala.

Dan pada saat itu juga Ambulan sampai di lokasi.

Mala segera di tangani dan di bawa kerumah sakit.

Dalam perjalanan Fatih selalu mengenggam erat tangan Mala, sampai memasuki IGD dan Mala segera di bawa ke sebuah ruangan dan perawat memintanya untuk menunggu di luar.

Anjas dan Reka juga sudah ada di sana.. Anjas memberikan jaketnya pada Reka karna baju Reka sedikit koyak . kebetulan Anjas memakai jaket karena dia berangkat dengan motor agar terhindar dari kemacetan sehingga dia bisa sampai tepat waktu di sana.

Anjas berdiri di depan Fatih yang sedang duduk tertunduk, pria itu sedang menunduk sambil menutup wajahnya, sehingga dia tak menyadari kehadiran orang lain di sana.

Karena melihat ada yang berdiri di depannya, Fatih menengadah dan melihat Anjas yang berdiri menatapnya.

"Maafkan aku.. " Katanya lemah..

"Hmm" jawab Anjas mengangguk lalu memandang Reka yang berdiri tak jauh dari mereka.

Fatih melihat ke arah Reka, matanya tampak sedih saat melihat Reka menatapnya dengan wajah takut. Fatih berdiri hendak mendekati Reka, namun secara reflek perempuan itu mundur sehingga membuat Fatih tak melanjutkan langkahnya.

"Re... maafkan aku, aku tak berfikir dengan baik.. aku terlalu takut kehilanganmu sehingga aku berbuat bodoh seperti itu.. Aku... akan melepaskan mu... maafkan aku" katanya lirih. Ada kelegaan dalam wajah Anjas, tapi Reka merasa pedih, tapi berusaha tenang, Reka tak ingin mengambil laki-laki itu dari istri yang sangat mencintainya.

"Aku yakin.. Bang Fatih akan mencintai Kak Mala, dia adalah gadis yang baik" Jawab Reka menahan tangisnya.

"Terima kasih " Jawab Fatih tersenyum lembut.

...........

beberapa jam kemudian.

Dokter keluar ruangan, mereka langsung berjalan ke arah dokter.

"Bagaimana istri saya dok? " Tanya Fatih cemas.

"Syukurlah... semua baik-baik saja... untung saja lukanya tidak mengenai rahimnya" Jawab dokter itu.

"Dia akan kami pindahkan ke ruangan" kata dokter itu lagi .

"Terima kasih banyak dokter" Kata Fatih sedikit lega.

"Kamu temani dia, biar kami yang mengurus semuanya. " Kata Anjas melihat Fatih.

Anjas menggenggam tangan Reka erat dan membawanya agar mengikutinya. Reka memandang Anjas kaget lalu memandang tangannya yang di genggam erat Anjas, tapi Anjas hanya diam tanpa ekspresi seolah dia tak melakukan apa-apa .

"Kita urus Administrasi nya, dan belikan dia makanan dan pakaian . " Kata Anjas menatap Reka lembut. hatinya amat gembira.. perempuan itu sekarang sudah menjadi miliknya, tinggal menunggu "Sah " beberapa minggu lagi.

..........

Fatih duduk disamping Mala menatap sedih gadis itu, sekali-sekali tangannya membelai kepala istrinya itu .

" Kenapa kamu begitu bodoh.. " Katanya sedih.

"Kenapa kamu tak katakan saja kalau kau mencintaiku? " lalu dia mengecup punggung tangan Mala. Gadis itu masih belum sadarkan diri.

"Aku akan berusaha menjadi suami yang baik untukmu.. aku akan membuka hatiku untukmu.. aku akan melupakannya.. aku janji.. tak akan membuatmu menangis lagi.. " Bisiknya lirih.

Fatih melihat kelopak mata Mala sedikit bergerak, dan tangan Mala mulai membalas genggamannya meski masih lemah. Fatih merasa lega saat Mala membuka matanya.

"Alhamdulillah.. ya Allah.. kamu sudah sadar! " kata Fatih sambil mengecup kening Mala.. Gadis itu sempat kaget, namun kembali tenang.

"Aku akan panggil dokter" Kata Fatih.

Tak lama kemudian dokter pun datang, dan memeriksa Mala..lalu memberikan beberapa nasehat sebelum keluar ruangan.

"Mala.... maafkan aku" Katanya sambil menggenggam erat tangan Mala. Mala hanya tersenyum getir dan mengangguk. Fatih tak mampu lagi meneruskan perkataannya. Mereka hanya terdiam sampai akhirnya Anjas dan Reka masuk keruangan itu.

" Kamu sudah sadar ! " kata Anjas tersenyum. Mala hanya mengangguk lemah.

"Ini pakaian dan makanan untukmu.. lebih baik kau ganti baju itu dulu! " Kata Anjas pada Fatih.

"Terima kasih banyak ". Jawab Fatih sambil menerima pakaian itu dengan enggan. dia merasa malu.

avataravatar
Next chapter