19 aku hanya ingin menikah sekali seumur hidupku,

Fatih menarik nafas dalam setelah membaca pesan dari Reka.

"Ada apa Mas? " Tanya Mala penasaran.

"Gak apa-apa.. Reka gak jadi datang.. ada urusan penting" Jawab Fatih kecewa. Dia kesal karena Reka tak memberi taunya dari awal.

"Oh ya... kamu ngapain ke sini? " Tanya Fatih heran, karena tak biasanya Mala keluar saat libur ngantor.

"Aku cuma mau nenangin fikiran Mas... Maaf.. kalau aku gak izin...". Mala langsung terdiam, tanpa sadar dia mengatakan minta maaf karena tak minta izin keluar rumah. Gadis itu tersenyum getir, dan kembali tersadar, bagi Fatih dirinya bukan siapa-siapa, jadi untuk apa dia ingin tau kemana mala akan pergi.

"Apa kamu hanya sendirian? " Tanya Fatih lagi. Mala hanya mengangguk.

" Mas mau kenama lagi? "Mala balik nanya .

"Entahlah.. mungkin pulang" Jawab Fatih menatap Mala. Mala sedikit grogi karena tatapan itu.

" Mmm... jika tak keberatan.. Mas mau jalan denganku? " Tanyanya memberanikan diri. Tapi begitu melihat tatapan mata Fatih yang sedikit kaget... Mala langsung berkata..

" Jika tak mau tak apa-apa.. lupakan saja" Jawabnya terburu-buru.

"Baiklah.... ayo kita pergi " Jawab Fatih tersenyum lembut. Jantung Mala hampir copot saat melihat senyuman itu.

"Terima kasih " kata Mala tersenyum tulus.

Karena Mala tak membawa mobil nya, jadi mereka pergi menggunakan mobil Fatih.

"apa kamu gak apa-apa naik mobil ini? " tanya Fatih pada Mala.

" Maksudnya? " Tanya Mala heran.

"Ya.... mobilmu harganya milyaran.. lho, apa nyaman naik mobil yang kayak ini? " Tanya Fatih sedikit canggung karena merasa Mala tak akan nyaman berada di mobilnya yang harganya tak sampai 500 jutaan, itu pun kalau masih baru, dia hanya sanggup membeli mobil bekasnya saja

'Asal bersama mu aku akan nyaman' Batin Mala, Matanya memandang Fatih dengan pandangan lembut.

"Ada apa? " Tanya Fatih heran karena Mala tak menjawab dan malah memandangnya.

" Aku gak berfikir soal itu kok, aku nyaman" jawab Mala tersenyum.

"Kita akan kemana? " Tanya Fatih.

"Aku tak tau.. terserah Mas.. " Jawab Mala bingung.

"Baiklah... kita kepantai saja, aku juga ingin memikirkan sesuatu" Jawab Fatih.

Mala hanya terdiam mendengar jawaban Fatih..

Sesampai di pantai, mereka hanya terdiam, Mala akhirnya membuka suara.

"Mas... jika ini jadi beban fikiran Mas.. aku akan akhiri secepatnya " Katanya lirih.

"Mala.... aku hanya ingin menikah sekali seumur hidupku, dulu aku menikahimu karena kamu mengatakan bahwa kamu hamil, dan pernikahan kita tidak sah menurut agama.. tapi ternyata kamu tidak hamil, berarti pernikahan kita sah.. dan kamu adalah istriku baik dalam hukum maupun agama... pernikahan bagiku bukan permainan, jika kamu selama ini mencintaiku, sementara aku berkencan dengan perempuan lain, kamu pasti terluka... aku benar-benar bingung.. aku tak tau harus bagaimana lagi.. " Katanya frustrasi.

Fatih benar-benar dalam dilema, disatu sisi.. dia sangat mencintai Reka, sangat.. disisi lain, seorang perempuan telah menjadi istrinya dan dia sama sekali tak mempunyai perasaan apapun pada perempuan itu.. sementara perempuan itu sangat mencintainya, dan dia telah menyakiti hati istrinya itu tanpa sadar.

........

Reka kembali menghempaskan dirinya ke atas kasur dan melepaskan tangisan yang sejak tadi di tahannya. Hatinya jadi hancur saat mengetahui kalau kekasihnya itu benar-benar telah menikah. Meskipun dia sangat mencintai Fatih, tapi dia tak ingin merusak pernikahan seseorang, apalagi wanita itu sangat mencintai Fatih.

"Aku harus melupakannya... aku harus bisa.." Gumamnya dalam tangis.. Dia bertekat harus membiarkan kekasihnya itu bahagia bersama wanita itu.

Reka merasa perempuan itu lebih pantas untuk menjadi pendamping Fatih dari pada dia yang telah memiliki seorang putri.

Putri... ya Putrinya sedang berada di rumah Anjas, pagi-pagi sekali Maminya Anjas telah datang ke rumahnya untuk menjemput cucu semata wayang nya ini.

Karena bosan sendirian di rumah, Reka pergi ke rumah orang tua Anjas, sesampai di sana dia kaget melihat Anjela bermain dengan seorang pria yang sangat mirip dengan Anjas. tapi Reka tau itu bukan Anjas karena setahunya Anjas sedang keluar kota bersama kakeknya menyelesaikan urusan bisnis mereka.

"Bun.. da... " Kata Anjela setengah berteriak dan berlari ke arah nya, hampir saja gadis kecil itu terjatuh karena tersandung kakinya sendiri, sehingga pria itu dan Reka serentak mengejar Anjela, dan untungnya Anjela dengan segera dapat menyeimbangkan tubuhnya.

"Sayang.. hati-hati. " Kata laki-laki itu.

" Iya.. Bi.. " jawabnya polos.

"Reka terdiam mendengar perkataan anaknya dan laki-laki itu, sepertinya mereka berdua akrab. Melihat itu, laki-laki itu tersenyum.. dan berkata.. sambil mengulurkan tangannya

"Namaku Bagas.. adiknya Anjas.. "

"Aku Reka..Bundanya Anjela" jawab Reka tersenyum manis, sehingga membuat pria itu terpaku menatapnya.

"Bi... apa itu Bibi? " Tanya Reka polos. Sontak saja laki-laki itu tertawa dan berkata.

"Aku pria asli lho.. masak Bibi.. dia manggil aku Abi.. kalau kamu boleh panggil aku Habibi.. " tentu saja perkataan Bagas ini membuat Reka melotot kesal, dia tak menyangka kalau paman dari putrinya ini menggodanya pada saat pertama kali mereka bertemu .

avataravatar
Next chapter