16 Erwin Yang Sangat Licin.

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Erwin tertawa berkali-kali, "Kerja bagus." </font><font style="vertical-align: inherit;">Erwin meminum winenya kemudian.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Wanita malam yang telah Erwin sewa pun langsung meraba-raba dada milik Erwin.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Suara kekehan pun lantas terdengar dari mulut Erwin kembali.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lelaki itu meskipun tidak mempertimbangkan Alea yang tengah tergolek lemah di rumah sakit.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sang istri tengah berjuang antara hidup dan mati, belum lagi mentalnya yang hancur karena perbuatannya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Aku ingin ini sayang," wanita penghibur yang bernama Sesil itu pun menunjuk ke arah celana yang Erwin kenakan.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tentu saja, "ujar Erwin dengan tawa yang menggelegar.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Anak buah Erwin yang berada di dalam ruangan tersebut seolah paham, mereka paham dengan keinginan Bos-nya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sesil langsung menurunkan celana milik Erwin, wanita itu kemudian langsung menghisap milik Erwin.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sementara Erwin sendiri hanya tertawa, ia lebih suka dengan wanita yang seperti ini.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Liar dan lebih ganas, jika di bandingan kan dengan Alea.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Mungkin istri saja yang buangannya bisa menjadi pembohong, namun Erwin sama sekali tak berminat dengan tubuh Alea.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Suara Erwin menggeram, lelaki itu hanya butuh dua menit untuk memuntahkan lahar panas melepaskan.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sesil hanya tersenyum kecil sambil melihat semua cairan itu, lelaki yang suka membayar mahalnya itu memang sangat lemah dalam berhubungan intim.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">***</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Herdy mengusap lembut tangan rapuh itu, wajah Alea masih saja pucat dan wanita itu masih belum sadarkan diri.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Sampai kapan kamu akan tidur seperti ini hemm? </font><font style="vertical-align: inherit;">Bangun, kamu butuh keluar untuk menikmati udara yang segar, "guman Herdy.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Usapan itu tak terhentikan sekalipun, meski Alea belum juga sadar namun Herdy masih tetap setia menunggu wanita itu bangun dari tidur panjangnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Herdy kembali menatap wajah pucat Alea, lelaki itu kemudian bangun dan mengecup lembut kening Alea dan berpamitan untuk keluar sebentar.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Aku pergi dulu, kamu cepat bangun Lea. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ada hal yang ingin aku tunjukan kepadamu, "bisik Herdy.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Setelah membisikan hal itu, Herdy pun langsung bangun dari duduknya lantas pergi dari ruangan ICU tersebut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Bukan tanpa alasan Herdy keluar dari ruangan Alea, Bimo telah menunggunya diluar untuk melakukan penyerangan kepada Erwin.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Gimana, Mo?" </font><font style="vertical-align: inherit;">tanya Herdy tanpa basa-basi.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Semua siap, Tuan." </font><font style="vertical-align: inherit;">Balas Bimo.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Baik," Herdy tak sabar untuk mencintai Erwin dan menghabisinya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Bawa dia hidup-hidup, jangan bunuh dia, Mo." </font><font style="vertical-align: inherit;">Pesan Herdy.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Bimo hanya mengangguk lantas segera menjalankan tugasnya itu, sementara Herdy hanya terdiam menatap kepergian Bimo anak buahnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tak ada cara lain untuk Herdy, selain menghabisi Erwin dengan membantu sendiri.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Herdy percaya jika Bimo bisa melakukan tugasnya dengan baik, Herdy juga percaya jika Bimo akan bekerja keras untuk menangkap Erwin hidup-hidup.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Namun bagaimana dengan Alea, apakah wanita itu akan bertahan dan berjuangan? </font><font style="vertical-align: inherit;">Herdy sangat cemas mengukurnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">***</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Suara musik terdengar menusuk gendang telinga, wanita-wanita dengan kain yang tipis itu tengah menari di atas meja.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Klub mewah dengan suara dentuman musik yang kencang membuat Bimo harus menutup telinga.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Bisa-bisa Bimo budeg jika harus berlama-lama di tempat tersebut, ini adalah klub kedua yang Bimo datangi setelah klub sebelumnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Namun sosok Erwin masih belum Bimo temukan juga, lelaki itu bak seekor belut yang susah di cari.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Licin dan mudah menghilangkan jejaknya, namun Bimo tak gentar sama sekali.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sekalipun ke ujung dunia, Erwin akan ia cari dan akan Bimo bawa hidup-hidup kehadapan Herdy.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Seorang wanita dengan baju yang kekurangan bahan menghampiri Bimo, yang meneliti klub malam tersebut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Cari siapa?" </font><font style="vertical-align: inherit;">Bisik wanita malam tersebut, sambil menempelkan tubuhnya di dada Bimo.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Bimo hanya tersenyum kecil, lantas mencolek dagu wanita malam tersebut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Aku gay! </font><font style="vertical-align: inherit;">Dan maaf, "Bimo langsung pergi begitu saja.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Wanita malam itu hanya menyeringai, banyak lelaki tampan namun kenapa harus suka sesame jenis.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sedangkan lobang wanita adalah kenikmatan surga dunia bagi lelaki hidung belang.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Bimo mengirimkan sebuah pesan kepada anak buah yang lainnya, mencari tau apakah Erwin ada di klub tersebut atau tidak.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Namun Bimo belum mendapatkan kabar, anak buahnya maish sibuk mencari ke berbagai tempat tersebut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Erwin tak ada di klub tersebut, Bimo mengumpat kesal dan segera keluar dari klub tersebut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">He Bimo terkena tipuan, mendatangi klub adalah hal yang mencampakkan waktunya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Kini Bimo percaya jika Erwin ada di suatu tempat, dan itupun memiliki pengawalan yang ketat.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">***</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Herdy masih terus menatap Alea, beberapa kali suster dan dokter menyarankan agar beristirahat di tolak olehnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Selama Alea belum sadarkan diri, Herdy tak ingin memejamkan matanya sedikitpun.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Seolah Herdy tidak peduli dengan dirinya sendiri.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Suara jam dinding berbunyi, saling bersahutan dengan ventilator.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Retina mata Herdy menatap sebuah gerakan dari tangan Alea, wanita itu mengerakan berkat terlihat lemas namun Herdy bisa melihatnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lelaki itu segera mendesak tombol, meminta dokter untuk segera datang melihat kondisi Alea.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Butuh beberapa detik, Dokter dan Suster pun masuk ke dalam ruangan tersebut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Tangannya bergerak, Dok." </font><font style="vertical-align: inherit;">Herdy terlihat sangat senang.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Saya coba periksa ya," Herdy memberikan ruang kepada Dokter tersebut untuk memeriksa kondisi Alea.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Beberapa kali Dokter itu mengerutkan keningnya, Herdy pun langsung bertanya-tanya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Apa yang terjadi kepada Alea, "Apa ada masalah, Dok?" </font><font style="vertical-align: inherit;">tanya Herdy.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Dokter segera menyelesaikan pemeriksaan, kemudian segera memberitaukan hasilnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Pasien telah sadar, namun kondisinya masih sangat lemah." </font><font style="vertical-align: inherit;">Dokter pun memberikan beberapa saran kepada Herdy.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Terutama jika Alea nanti siuman, hal apa yang harus Herdy lakukan agar Alea tak kembali shock.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Herdy menganggukan sebuah kepalanya, trauma yang Alea alami memang tak mudah.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Terlebih perlakukan Erwin begitu membuat Herdy murka, jika saja waktu bisa di ulang mungkin Herdy tak akan membiarkan Alea pulang waktu itu.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Setelah kepergian Dokter, Herdy kembali mengusap lembut tangan Alea.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lelaki itu dengan lembutnya ajakan Alea untuk berbicara, hal itu dilakukan Herdy atas saran drai Dokter agar Alea mau bangun dan buka matanya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Mata Alea pun slow open, orang pertama yang Alea lihat adalah Herdy dengan senyumannya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lelaki itu menyapa Alea yang baru saja terbangun, "Hai .." sapanya lembut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Alea hanya menatap Herdy, otaknya tengah berpikir hal apa saja yang terjadi padanya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tak lama kemudian Alea ingat, jika kemarin ia melihat hal yang tak ingin ia lihat.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Bayangan itu kembali muncul membuat Alea meringis dan memejamkan matanya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Herdy yang melihat hal itu langsung siap siaga, lelaki itu yang mengusap lembut tangan Alea dan menangkannya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Jangan takut, ada aku disini," suara lembut Herdy seperti mantra bagi Alea.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Wanita itu kembali membuka matanya dan menatap Herdy yang tengah menatapnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Alea ingin sekali membuka mulutnya, namun karena lemas ia susah sekali untuk berbicara.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Kini hanya jari-jari Kebebasan Yang bergerak, Herdy pun langsung menggenggam tangan Alea, membiarkan wanita itu mengeggam erat.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Hati kecil Herdy merasa bahagia, cemasnya telah tergantikan dengan ketenangan melihat Alea yang telah sadar drai tidur panjangnya.</font></font>

avataravatar
Next chapter