2 Juragan

Musim panen bawang selalu diikuti oleh datangnya para juragan dari jauh.

Nardi teringat senyum simbok-bapaknya dan tetangga-tetangganya bertahun lalu. Ketika bawang-bawang sudah diikat, lalu juragan-juragan bertas besar datang melihat, lalu bayaran, lalu mobil-mobil pick-up mengangkut panenan keluar dari desa.

Semua senang. Lalu orang-orang kembali ke ladang. Menunggu musim berikutnya.

Bawang putih dan bawang merah adalah nafas bagi kampung Nardi, sedangkan wortel, kobis, dan sayuran lain adalah selingan. Tumpang sari.

Lalu mendung pekat itu mampir. Kapan-hujan kapan-panas menjadi tak jelas. Daun di ladang menguning. Umbi-umbian tak lagi keras. Harga pun terjun bebas.

Dan untuk menanam bawang? Alangkah mahal perawatannya. Alangkah sedikit hasil panennya.

Maka ladang-ladang itu penuh dengan sayuran. Selingan yang kemudian menjadi sandaran. Menanam bawang hanya tinggal di angan-angan.

Hari ini masih ada satu dua tetangga Nardi yang menanam bawang. Alhamdulillah. Meskipun panenan tak lagi memenuhi rumah-rumah. Walaupun hanya sesekali juragan-juragan bertas besar datang dengan wajah sumringah. Masih alhamdulillah.

avataravatar
Next chapter