5 5 Dimensi

Semua kegaduhan yang ditimbulkan membuat Syeina terbangun meskipun dengan mata berat, ia masih belum sadar kalau lelaki yang di hadapannya telah lenyap, dia malah menoleh kebelakang mencari tahu ada apa kok berisik sekali?

sampai ia dengar ada yang mengatakan.

"Sang Blue menghilang"

Syeina kebingungan tak percaya, dia menoleh ke arah bed pasien dan selang infus yang tergeletak, keringat dingin mengucur di dahi dan lehernya, dia meraba-raba bed pasien dan mencari ke atas atau bawah lantai untuk mencari sosok itu.

"Dia pergi?, kemana??"

"Dia tidak pergi, tapi dia menghilang, tadi dia masih berbaring saat kau jaga, tapi tiba-tiba sekujur tubuhnya semakin menghilang, menjadi bayangan yang transparan dan lenyap seketika. Aku melihatnya sendiri bersama perawat lain," tukasnya menjelaskan.

Detak jantung Syeina terasa berhenti berdetak, dia seperti orang yang sekarang sedang terjun ke jurang, syok dan berdebar-debar merasa sangat kehilangan. Air matanya lagi-lagi meluruh membasahi pipinya. Dia menggebrak-gebrak meja pasien itu, seakan tak percaya, belum lagi ada satu minggu, kenapa Blue menjadi lenyap. Dia tidak pernah menceritakan ini sebelumnya? Apa yang sedang terjadi? serasa tertimpa reruntuhan dirinya meraung-raung membuang rasa malunya karena merasa begitu kehilangan sang pangeran itu.

"BLUUUUUEEEEE!!!" Suaranya yang melengking memekikkan telinga. Tangisannya meledak meronta-ronta seperti orang yang tengah kehilangan akal, membuat semuanya terkaget dan tergopoh-gopoh mendatanginya.

"Ada apa?!"

"Ada apa ya?!" Semuanya masuk base camp dan bertanya-tanya ada apa dengan rekan sejawatnya itu.

"Ka ... kamu kenapa Syein?" tanya temannya berat melihat sahabatnya meraung-raung seperti kesetanan

"Blue menghilang .. hiks hiks hiks, dia lenyap seperti asap yang tersapu angin, dia takkan mungkin kembali lagi kesini, aku akan hancur Nay, aku tak akan sanggup ditinggalkan dirinya. Apa yang terjadi ini?" Syeina membenamkan wajahnya di bed pasien itu dan menumpahkan rasa sedih dan rasa kehilangannya.

Semua kembali melanjutkan aktivitasnya lagi. Raya sebagai teman dan sahabatnya yang selalu mendampingi Syeina untuk menguatkan hatinya. Apalagi yang bisa ia lakukan? tak ada yang bisa ia lakukan lagi selain ini.

******

Genap satu bulan sepuluh hari sudah sang putra mahkota menghilang meninggalkan kerajaan Vexian, Ibunda Ratu semakin terlihat kurus dan matanya membentuk cekungan hitam karena tiada hari tanpa tangisan merindukan Putra pertamanya itu.

Berhari-hari dengan bantuan kerajaan lain, mengadakan ritual besar-besaran mengitari batu ajaib ini, Seluruh orang sakti dan para penyihir hebat telah mengadakan pertemuan dan diskusi panjang untuk menarik kembali sang pangeran ke dimensinya sendiri. Mereka (penyihir dan orang sakti) telah yakin bahwa dalam 40 hari Pangeran Blue akan kembali ke kerajaan Vexian dengan cara batu ajaib ini harus disatukan kembali oleh para orang sakti ini. Mereka semua telah sepakat mendapat mimpi dari Sang Dewa. Karena itu batu ajaib ini telah disatukan menggunakan putih telur, lalu dilakukan ritual khusus.

Semua anggota kerajaan hari ini datang untuk menantikan Pangeran Blue yang dikabarkan kembali kesini melalui batu ini lagi, bahkan rakyat juga Beberapa keluarga kerajaan Batuyata juga hadir, seperti sang Raja, pengawal, panglima dan tak lupa Sang Putri Metania yang teramat sangat merindukan calon suaminya itu.

Tetiba ada Cahaya yang menyilaukan mata mencuat hebat dan melebar menggelegar menebarkan cahaya putih itu dari dalam batu, membuat semua mata mengeryip-ngeryip sambil mengintip karena silaunya. Rupanya batu itu adalah menjadi portal kembalinya Pangeram dari dimensi lain.

Blue ... Pangeran Blue tiba-tiba sudah tergeletak di samping batu itu, tergeletak tak sadarkan diri, Beratus pasang mata yang berada disitu memandang dengan takjub dan kebahagiaan yang hakiki dengan kembalinya sang Putra Mahkota yang di cintai ini.

Orang yang pertama kali berlari mendekati Blue dan memeluknya adalah Sang Ibunda Ratu, dia membangkitkan putranya itu agar punggungnya sedikit terangkat, ia belai dan cium kening putranya seakan mencium putra kecilnya. Saking bahagia dan terharunya rasa kehilangan berubah menjadi pertemuan. Lalu menyusul Sang Raja yang menghampiri keduanya. Tak lupa calon istrinya berlari dengan menangis pun mendekat dan langsung duduk di sebelah Ibunda Blue. Lalu Pamannya juga menyusulnya. Ingin tahu keadaan keponakannya.

"Dia kenapa?!" tanya sang Raja kepada semua penyihir dan orang-orang saktinya.

"Dia sepertinya kehabisan tenaga Yang Mulia." Jawab pimpinan anggota mereka

"Apa yang harus kita lakukan untuk membangunkannya." Tanya Sang Raja.

"Kita semua harus mentrasnfer tenaga kita ke dalam tubuhnya Yang Mulia, butuh beberapa hari karena tubuh Pangeran sangatlah lemah," jawab salah satu prajurit.

"Aku dan Pangeran Brown, adikku juga bisa menyalurkan tenaga untuknya?" Sang Raja semakin mencemaskan putranya.

"Bisa Yang Mulia, semakin banyak yang membantu akan semakin cepat terisi tenaganya dan akan cepat pula datang kesadarannya," jawab mereka.

Untuk saat ini penjagaan terhadap batu ajaib itu sangat diperketat, karena Pangeran Blue yang mampu memecahkannya, maka batu itu adalah miliknya dan menjadi milik Kerajaan, banyak pengawal dan beberapa ksatria yang ditugaskan menunggui batu itu bergantian, ini menjadi kekayaan yang berharga untuk Kerajaan Vexian yang tidak dimiliki oleh kerajaan lain.

Raja mulai berpikir bahwa putranya ini pasti memiliki keistimewaan dari Dewa, terbukti dirinyalah yang dipilih oleh Dewa untuk mengendalikan batu ajaib ini dan menyerap kekuatan yang Maha dahsyat dari batu ajaib berwarna hitam pekat itu.

Adik perempuan pangeran Blue turut menyaksikan dengan sedih dan tentu menangis melihat sang kakak yang ia cintai seperti orang yang sedang koma. Mereka begitu merindukan canda tawa yang suka menggoda mereka dibanding kakak laki-lakinya yang satunya, Hikay itu yang lebih sedikit pendiam dan lebih asyik dengan dunianya sendiri, mungkin karena usianya yang masih 17 tahun itu. Pangeran pun dipindahkan ke istana untuk dilakukan ritual selanjutnya rencananya. Semua mengikuti berduyun-duyun dibelakang rombongan kerajaan, sebagian menaiki kuda dan

pangeran Blue dinaikkan di kereta Kerajaan, anggota keluarga Kerajaan juga telah dinanti oleh kereta-kereta Kerajaan yang lainnya, dengan kuda yang gagah dan terawat sebagai penggeraknya.

Para prajurit dan juga rakyat pangeran Blue yang setia itu juga mengikuti sambil berjalan kaki serempak berbaris rapi dari belakang. Mereka dengan setia dan bersemangat untuk menuruti apapun titah sang Raja yang bijaksana selalu itu, Raja yang selalu mengutamakan rakyatnya.

"APAKAH RAKYAT TERCINTAKU MAU MEBANTUKU MENYADARKAN PUTRA MAHKOTA??" Raja berteriak diatas kudanya denga gagah sambil mengacungkan pedang panjangnya.

"SIAAAAAP YANG MULIA!" Para rakyat setia serentak menjawab keras dengan penuh semangat membara.

"Kita semua akan bersama-sama menyalurkan tenaga kita semua untuknya hari ini, di istana Proksia sekarang juga," titahnya menggelora meminta bantuan juga kepada rakyatnya yang juga hadir dalam penyambutan kedatangan Pangeran Blue yang datang dari dimensi lain.

Barisan tegas beriring-iringan rakyat setia kerajaan berada di posisi paling belakang siap menanti tugas dari pimpinan, baris depannya lagi diisi oleh para pengawal setia kerajaan, lalu berurutan ada posisi para ksatria terlatih kerajaan, sedang yang paling depan adalah anggota keluarga kerajaan yang tampak menaiki kereta-kereta kerajaan dengan rapinya. Gerakan langkah kaki yang serentak memyuarakan suara hentakan-hentakan yang mendengung di telinga. Keramaian yang ada menyita semua mata yang melihatnya. Rakyak sebagian memang ada yang tidak hadir karena tugasnya masing-masing di rumah dan ada yang bertugas bekerja untuk keperluan bidang pangan, pertanian dan perkebunan.

avataravatar
Next chapter