2 Chapter 2 : Si Pembunuh

"Kamu juga bisa melihat nya?" sontak omongannya membuatku kaget.

"Apa maksud mu?"

"Tidak usah bohong, Aku tau kamu bisa liat wanita itu kan? ternyata kita sama yah" tatapannya sayu dan entah mengapa itu membuatku sedikit lebih tenang dan melupakan kejadian tadi

"sejak kapan kamu bisa lihat begituan? " lanjutnya

"sejak kecil" jawabku singkat

"jadi udah lama yah, kalo aku pas orang tua meninggal dan ayahku membuka mata batin aku"

"kenapa ayahmu bodoh sekali membuka mata batinmu, apa kamu tidak menderita bisa melihat mereka? tanyaku kepadanya

"awalnya sih aku tidak suka, dan sampai sekarang aku tersiksa, itu sebabnya aku pindah kesini buat nyari tau alasan ayahku membuka mata batinku" jawabnya sambil memainkan kalungnya mutiaranya, aku hendak menanyakan kalung apa itu tapi tiba tiba wanita itu memegang pundakku dan itu membuatku melihatnya.

"tolong aku" katanya sambil mengeluarkan air matanya, wajahnya berubah menjadi cantik mungkin dia merubah wujudnya agar aku tidak takut kepadanya, aku tidak merasakan adanya hawa jahat pada dirinya, melainkan hawa kekhawatiran pada dirinya. Aku mulai berbicara kepadanya.

"kamu kenapa? kenapa kamu tidak pulang ke alammu? ini bukan tempat mu" kataku menyuruhnya pergi.

"ada satu hal yang harus aku lakukan disini agar aku bisa tenang. aku bingung mau minta tolong kepada siapa, tetapi saat aku tau kamu bisa melihatku aku rasa kamu bisa menolongku" hantu wanita itu memegang tanganku.

"aku tidak bisa, cari orang lain saja" tolak ku

"Remi, kamu gak boleh begitu, hantu itu butuh pertolonganmu" potong Alva

"kalau aku boleh tau hal apa yang harus kamu lakukan agar kamu bisa kembali ke alam sana? " tanya Alva pada wanita hantu tersebut.

"kamu juga bisa melihat ku? " tanya wanita itu dan dibalas anggukan oleh Alva

"Jadi gini, satu tahun lalu aku akan menikah dengan pacarku tetapi saat perjalanan ke rumah calon suamiku, aku diculik segerombolan pria yang aku tak kenal dan ternyata itu anak buah mantan pacarnya Roni (calon suamiku) dia menculikku dan mengikat ku di sebuah rumah kosong, dia menculikku karena tak rela aku menikah dengan Roni sehingga aku dibunuh disana dengan cara sadis dan mayatku dikubur dengan tidak layak dibelakang rumah tersebut. Aku sangat sakit hati melihat kenyataan bahwa Roni mengira aku lari dari pernikahan ini dan pergi dengan lelaki lain, dia percaya itu karna mantan pacarnyalah yang memberitahukan segalanya rumor tentangku dia menyangkal karena takut ketahuan bahwa dia yang membunuhku, karena aku yang tak ada kabar sehingga mantan pacarku menikah dengan wanita yang membunuhku bulan lalu" tangisnya pecah, aku kasihan kepadanya dan akhirnya aku berniat membantu nya"

"apa yang harus aku lakukan untuk bisa menolongmu?" tanyaku sambil memenangkan wanita itu.

"Aku ingin kamu memberitahukan Roni bahwa wanita yang dinikahinya adalah orang yang membunuhku, aku tak bisa melihat wanita itu menderita, kalau aku masih hidup, aku akan membunuh nya"

"Kamu tidak boleh membunuh manusia, meskipun dendammu besar padannya itu hanya bisa merugikan mu di alam sana nantinya" kataku mengingat kan nya

" kalau begitu aku akan bikin wanita yang membunuh mu menderita, tunggu saja" kata Alva dengan seriusnya

"kamu mau ikut membantu? tanyaku

" tentu saja" balasnya

" Terima kasih kepada kalian berdua, semoga semuanya lancar, jadi kapan kalian bisa membantuku? "tanya wanita itu.

" hari ini saja, pulang sekolah tunjukkan saja rumah calon suamimu , kamu bisakan? "tanya Alva kepadaku, sejak kapan lelaki ini begitu akrab denganku, sungguh menyebalkan.

" hm" jawabku singkat

Bel pulang sekolah pun berbunyi para murid berhamburan keluar kelas untuk pulang kerumahnya masing-masing, sedangkan aku dan Alva akan pergi ke rumah calon suami wanita itu untuk membantu nya, aku berjalan keluar kelas dan ternyata Alva ada diparkiran, pikirku mungkin dia menungguku, dan benar saja dia menoleh kepadaku dan melambaikan tangan, dia menaiki motornya dan melajukan motornya ke tempat aku berdiri.

"naik" katanya

"apa kamu sudah tahu tempatnya? " tanyaku

"udah, jalan melati blok B rumah berwarna kuning paling ujung" jawabnya dengan lancar, aku melongo sejak kapan dia tau, dasar hantu wanita itu dia yang menyuruhku membantunya tapi kenapa si Alva yang duluan mengetahuinya.

"hei, kok ngelamun sih, gak mau naik nih, mau dinaikin? tanyanya sambil menyeringai

" dasar mesum" aku menaiki motornya dan dia memberiku helm dan segera aku pakai. saat selesai memakai helm, tiba tiba dia menggas motornya melaju seketika dan membuatku refleks memeluk perutnya dan meyandarkan kepalaku di pundaknya. Aku melirik ke kaca spion dan melihatnya tersenyum.

10 menit diperjalanan akhirnya kami sampai di rumah tersebut.

"sampai kapan kamu mau peluk aku? segitu nyamannya yah? " omongan itu menyadarkanku bahwa aku belum melepaskan pelukanku dan dengan cepat aku melepaskannya dan turun ke motornya, dia tertawa saat wajahku memerah. aku segera membuka helm yang aku pakai tapi agak susah, melihatku kesusahan tiba tiba Alva membantuku melepaskannya. jarak wajah kami sangat dekat mungkin sejengkal, ada rasa panas di sekujur wajahku, entah mengapa jarak wajah kami semakin mendekat, apa dia mau mencium ku.

"sampai kapan kalian mau seperti itu" ucap tiba" hantu wanita itu, dan menyadarkan ku dari lamunan. aku segera menjauhkan wajahku dan membuka helm itu dan memberikannya kepada Alva. Aku bergegas masuk kerumah itu dan meninggalkan Alva yang masih berdiam diri di depan pagar rumah itu

"cantik" gumam Alva

Kami memasuki rumah itu, dan tak lama muncullah wanita cantik yang aku tebak dialah istri Roni. Aku menoleh ke hantu wanita itu dan mukanya berubah wujud seperti pertama kali aku melihatnya.

"siapa kalian" tanya wanita itu

"apa suami anda dirumah" kata Alva

"oh iya, dia ada didalam, apa kamu mau bertemu dengannya?"

" iya, ada hal yang harus kami bicarakan" balas Alva

Wanita itu mempersilahkan kami masuk dan hantu wanita itu berubah wujud menjadi wanita cantik lagi, mungkin emosinya sudah reda. tak lama pria tampan dan tinggi berjalan berdampingan bersama wanita itu dan tebakanku mungkin itu calon suami hantu wanita tersebut. sepasang suami tersebut duduk dan menunggu kami membuka pembicaraan.

"apa benar nama anda Roni?" tanyaku

"iyya benar ada hal apa ya? " jawab pria tersebut

"aku ingin memastikan sesuatu apa benar anda punya calon istri sebelum istri anda? " tanyaku dan itu sukses membuat wanita itu sedikit kaget.

"benar, dia bernama Meysia, dia mempermalukan kepada banyak orang, saat aku hendak menggelar pernikahan bersama nya dia malah pergi begitu saja dengan pria lain, dan tak ada kabar sampai sekarang, untunglah aku tidak jadi menikah dengan wanita murahan seperti dirinya" jawab pria itu dengan alasan yang sama yang aku dengar dari hantu wanita itu. Aku menoleh ke pada Meysia dan dia menangis sambil menunduk, aku tak tahan melihatnya dan Alva juga sedari tadi menahan emosinya dan akhirnya dia membuka suara.

"BOHONG, semua yang anda katakan itu tidak benar, sebenarnya Meysia sudah tidak ada pas hari itu, dan yang membunuhnya adalah ISTRI ANDA SENDIRIII...!" kata Alva yang meninggikan suaranya sambil menunjuk wanita disamping pria itu. Wanita itu kaget dan pucat dan setetes demi setetes keringat membasahi wajahnya.

Tiba- tiba aku pingsan dan itu membuat Alva dan pasutri tersebut kaget, ternyata Meysia merasuki seluruh tubuh ku.

avataravatar
Next chapter