13 pengakhiran

Sore itu cuaca mendung Angin berhembus kencang kesunyian dan begitu terasa mereka tetap berdiri di tengah lapangan belakang sekolah abhay berada di dalam lingkaran manusia bersama Zein ,mereka berdiri saling berhadapan

Zein menatap abhay dengan kesal tapi abhay hanya tersenyum

"Tunggu apa lagi ,ayo serang gw" kata Zein

"Ya lu bener gw emang Mao nyerang lu pake semua yang gw punya " kata abhay

"Trus " saut Zein

"Tapi lu juga harus bisa bertahan pake semua yang lu punya " kata abhay

" Maksud lu apa" tanya Zein

"Gw kasih waktu sampe besok ,buat pasukan lu trus temuin kami di sini ,kita bakal tentuin siapa yang di pimpin dan yang mimpin " kata abhay sambil tersenyum lebar

" Kenapa lu kasian Ama gw ?... Gw ga butuh kasian lu " saut Zein

" Ini bukan kasian tapi ... mungkin ini pertempuran terakhir gw jadi.... " kata abhay sambil mengangkat rambut yang menutupi matanya " gw cuma pengen bikin ini sekeren mungkin " lanjut abhay

Zein hanya diam sambil sedikit tersenyum

Lalu abhay mulai bergerak menjauh dan mengajak bawahannya

" Kata kata lu keren banget tadi bhay" kata Eka

" iye gw belajar dari tokoh antagonis di game RPG " saut abhay sambil sedikit tertawa , mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing

Hari esok pun tiba ,abhay datang ke sekolah seperti biasa dia hanya mampir ke kelas untuk meletakkan tasnya lalu pergi ke belakang kantin tapi saat di kantin dia bertemu dengan bancar yang menghentikan langkahnya

"Gw udah tau semua bhay " kata bancar sambil memegang bahunya

"Tau apa ?" Tanya abhay dengan nada datar

" Gw tau lu bentuk geng Ankal kan " saut bancar

"Oh itu ,emang iya trus" saut abhay

" Kenapa ga ngajak gw " kata bancar

" Kan kemaren lu ga masuk " saut abhay dengan santainya

" Oh iya ya" saut bancar

Lalu abhay melanjutkan langkahnya

" Mao kemana lu " tanya bancar

"Belakang kantin " saut abhay

"Gw ikut " kata bancar

" Tinggal ikut punya kaki kan" saut abhay

" Ye asu " saut bancar sambil mulai mengikutinya

Mereka berdua pergi ke belakang kantin dan bertemu Eka di sana

"Wey boss " kata Eka

Abhay hanya melambaikan tangannya dan menuju ke sebuah kursi untuk duduk dengan santai

" Lu yakin cuma ngasih Waktu sampe entar sore bhay" tanya Eka

" Ya emang kenapa " saut abhay

"Bukannya kecepetan" kata Eka

" Bukan masalah gw itu mah " saut abhay

" Trus kalo dia ga ada anggota gmana " tanya Eka

"Ya kita keroyok " Saut Abhay dengan santainya

"Lah tapi kan jadinya ga adil kalo kaya gitu " kata bancar

" Dari awal dunia emang ga pernah adil , karena ada yang lemah ada yang kuat ,ada yang menang ada yang kalah , dari dulu emang gitu kan "saut abhay

"Tapi ini ga kaya elu bhay " kata bancar

"Dulu orang yang gw kagumin pernah bilang kalo yang lemah Mao menang lawan yang kuat maka yang lemah harus jadi iblis " kata abhay sambil tersenyum

Bancar pun terdiam

" Siapa si orang yang lu kagumin " tanya Eka

" Dia tuh karakter pembantu protagonis di game RPG " saut abhay dengan malas

" Oh pantes omongannya keren " kata Eka tertawa

Lalu bancar memutuskan untuk pergi ke kelas karena sudah bel masuk ,Eka juga pergi ke ke kelas tapi abhay tidak berniat untuk mengikuti pelajaran sama sekali jadi dia memutuskan untuk diam di sana dan mulai berbaring dan tidur

Jam istirahat pun tiba bancar dan Alan sedang berjalan ke arah kantin lalu bertemu dengan Tarisa , dia pun menghentikan mereka

" Car lan lu udah tau kan apa yang abhay lakuin " kata Tarisa

" Tau emang kenapa" tanya Alan

"Lu diem aja gitu temen lu kaya gitu " kata Tarisa

" Ngga gw ga bakal diem aja " kata Alan memasang wajah serius Tarisa pun mulai tersenyum

" Gw bakal dukung dia spenuhnya " lanjut Alan

Tarisa kaget atas apa yang di katakan Alan " loh kok dukung " kata Tarisa

" Emang apa salahnya "saut Alan

" Iya apa salahnya dukung " kata bancar setuju

" Yang dia lakuin itu kan ga bae ,kalo gini terus dia bisa kena masalah , nanti dia bakal jadi barbar kaya dulu lagi " kata Tarisa

"Gini ya tar , buat gw abhay itu penyelamat gw dari diri gw yang dulu yang sering di bully, yang ga berani ngelawan, yang nolep , jadi gw pengen jadi orang yang dukung dia Bae atau kaga nya urusan belakangan "kata Alan

" Nah lagi juga dia udah gede ,dia pasti tau apa yang dia lakukin " kata bancar

Tarisa terdiam tak tau harus berkata apa

"Dan satu lagi ,bukannya yang bikin dia kaya gini elu " kata Alan sambil mulai berjalan

" Yang bisa lu lakuin sekarang cuma dukung dia dan terima dia apa adanya " kata bancar dengan memegang bahunya Tarisa merasa bersalah dan menyesali apa yang dia katakannya Waktu itu

Saat sedang berjalan setelah bertemu Tarisa bancar berkata " eh kaco lu lan "

" Lah kok gw " saut Alan

" Kata kata lu keren tapi kejam "kata bancar

"Gw pengen jadi karakter pembantu protagonis yang support dia dari kegelapan kaya di komik " saut Alan sambil sedikit tertawa .

Mereka telah bertemu dengan abhay di belakang kantin firman juga ada di sana mereka sedang berbincang sambil tertawa lalu tiba-tiba bancar menghampirinya dan berkata " lu seyakin itu Zein ga bakalan dapet anggota "

"Justru gw yakin dia bakal dapet anggota" saut abhay dengan santainya

" Kenapa ?" Tanya bancar

"Dia punya Andre yang punya akal bulus ,kalem aja " saut abhay

Bancar merasa bingung dia sama sekali tidak mengerti jalan pikiran abhay.

Kabar tentang pertarungan abhay dan Zein telah menyebar dengan cepat di kalangan murid, mereka membicarakan nya lalu waktu yang di tunggu pun tiba bel pulang sekolah berbunyi banyak siswa yang tidak langsung pulang karena ingin menyaksikan pertarungan mereka dari jendela kelas salah satunya Tarisa dia ikut menyaksikannya langsung dari jendela , posisi jendela tidak terlalu jauh dari lapangan belakang sekolah ,

Abhay berjalan menuju lapangan belakang sekolah dan menunggu Zein tapi Zein tidak kunjung datang dan hari semakin sore

"Kayanya dia ga Dateng dah " kata firman

"Gimana ni bhay" tanya Eka

"Yaudah tunggu aja Santai" saut abhay

"Pegel bhay " kata Eka

"Lagi lu diri yang Laen aja pada duduk " saut abhay

Eka pun duduk mereka terus menunggu sampai waktu menunjukkan pukul 16:40

Tiba-tiba Zein datang dengan membawa orang di belakang nya wajah mereka asing, mereka bukan murid sekolah melainkan teman rumahnya Zein mereka berjumlah sekitar 20 orang sedangkan kelompok abhay berjumlah sekitar 30, lalu abhay mulai berdiri dan melangkah maju lalu bancar berkata "gw kira lu ga punya nyali buat Dateng "

" Makasih udah Mao repot-repot nunggu ,tapi lu bakal gw kalain sekarang" saut zein

"Lu telat bikin ga keren aja " saut abhay dengan tersenyum

"Haha gw ga bakalan minta maaf" saut zein

"Oke kita liat aja nanti "saut abhay sambil mulai berlari yang lain pun ikut berlari cuaca begitu mendung mereka pun saling serang dengan sepenuh tenaga mereka Zein menghajar banyak anggota abhay dia terlihat seperti monster begitu juga abhay dia seperti tidak merasakan sakit sama sekali dan terus menyerang sebagian mulai berjatuhan hingga Zein berhadapan dengan bancar untuk ke dua kalinya mereka saling serang dengan sekuat tenaga Alan membantu untuk menyerang Zein kelompok Zein mulai terdesak lalu tiba-tiba Andre datang membawa beberapa teman nya dan membantu Zein dan membuat keadaan berbalik lalu firman memberi abhay sebuah peralon bekas abhay pun mulai tersenyum dan menghantam kepala mereka secara membabi buta , penonton mulai merasa tegang mereka terus bertarung , bancar dan Alan telah di kalahkan begitu pula Andre yang telah di kalahkan oleh firman hari semakin sore mereka banyak yang sudah terkapar lemas dan yang masih berdiri pun telah kelelahan dan ikut terkapar dan hanya abhay dan zein yang masih berdiri hujan mulai turun dan langit terlihat berwarna jingga lalu mereka saling menghampiri dan menyerang abhay memukul nya dengan peralon tapi zein menahannya dengan tangannya sampai peralon tersebut patah abhay langsung membuang peralon ya dan menyerang dengan tangan kanannya yang mulai mengeluarkan darah dari dalam perbannya , abhay terpojok tapi dia tetap terus menyerang sampai pada akhirnya Zein berhasil membanting nya , abhay berusaha bangun lalu zein menendangnya sambil berteriak "brengsek" hingga abhay terpental dan terkapar lemas , abhay mulai merasa dia tidak mampu melanjutkannya dia merasa putus asa lalu tiba-tiba terdengar suara teriakan " abhayyy... Semangat bhay !! ..lu gaboleh kalah , katanya Mao jagain gw , lu harus menang bhay " Tarisa berteriak dari jendela sekolah , abhay melihatnya dan mulai bangkit lalu berlari ke arah zein sambil berteriak dan langsung menghantam kepalanya dengan tangannya hingga Zein terjatuh dan tangan kanannya abhay mengeluarkan darah , abhay tersenyum,dia seperti mendapat kekuatan tambahan dan bertarung dengan keras hingga akhirnya Zein terjatuh dan tidak kuat berdiri lagi dengan ini kemenangan menjadi milik abhay lalu dia berkata " sekarang lu dan semua anggota lu jadi Ankal dan gw bosnya ,dan jangan pernah ganggu orang yang deket sama gw " lalu abhay terjatuh firman dan Eka membantu nya untuk berdiri dan membawanya ke sekolah untuk istirahat ,dan Tarisa pun menghampirinya dan mengobati luka lukanya membersihkan darah yang menempel di tubuhnya , abhay hanya memandangi wajahnya

" Ih apaan si ngeliati gw mulu " kata Tarisa dengan malu

"Makasih tar " kata abhay

" Iya sama-sama " saut Tarisa

"Gw kan belom rubah sikap gw " kata abhay

"Nggapapa lu ga perlu berubah gw yang harus terima apa adanya" saut Tarisa

"Ah senengnya " kata abhay sambil tersenyum

"Bhay sebenarnya gw suka sama lu " kata Tarisa dengan malu

" gw juga suka sama lu " saut abhay

"Itu mah gw tau " kata Tarisa dan tanpa sadar air matanya menetes

Mereka berdua pun kembali dekat dan abhay berhasil menyelesaikan masalahnya dengan membuat kedua musuhnya menjadi bawahan nya dan abhay bisa menjalani hari-hari sekolahnya dengan tenang bersama Tarisa

~~Tamat ~~

avataravatar
Next chapter