16 halangan

Sore itu cuaca begitu mendung Tarisa sudah sampai di rumah , dari dalam rumah kakanya Tarisa melihat abhay bersamanya dan langsung pergi keluar untuk menghampirinya , abhay sudah melihatnya keluar dari pintu tapi abhay tidak bergemih sama sekali

" Eh elu ngapain sih " teriak Ilham Kakanya Tarisa

" Apaan si bang " saut Tarisa

" Eh tar ...lu itu tanggung jawab gw tar ,gw Abang lu " saut Ilham dengan nada tinggi

" Tapi gw udah gede bang!!..." Balas Tarisa

" Bang ... Udah bang gw ke sini cuma nganter Tarisa doang bang " kata abhay dengan santainya

" Ade gw ga butuh lu anter!!!! " Saut Ilham dengan sedikit berteriak

" Bang ... Ih udah si bang " kata Tarisa sambil menarik tangan kakaknya dan mengajaknya masuk ,

Abhay hanya terdiam memperhatikan mereka dan akhirnya abhay pulang saat mereka sudah di dalam

Di dalam rumah Tarisa dan kakaknya sedikit berdebat hingga akhirnya Tarisa memasuki kamarnya dan menguncinya dari dalam sehingga membuat kakaknya kesal dan menelpon temannya untuk segera mengejar dan menangkap abhay

Tarisa hanya bersedih di kamar nya dan melihat keluar jendela yang ternyata sudah hujan

" Abhay gimana ya ?.... "Gumam Tarisa

Di lain tempat abhay sedang berjalan perlahan di tengah derasnya hujan lalu dia melihat beberapa orang sedang memperhatikannya dari sebuah warung

Abhay merasa tidak asing dengan wajah tersebut dan mulai curiga tapi abhay tetap tenang dan berjalan seperti tidak perduli lalu orang-orang tersebut menghampirinya dan berdiri di hadapannya tapi abhay terus berjalan lalu salah satu dari mereka memegang bahunya dan abhay langsung membalasnya dengan pukulan di wajah

Seketika keadaan menjadi ricuh mereka mengeroyok abhay secara bersamaan tapi abhay tidak merasa takut sama sekali , sampai akhirnya abhay jatuh terbaring tak berdaya di tengah derasnya hujan

" Awas lu coba deketin dia lagi !!" Kata salah seorang dari mereka ,lalu mulai meninggalkan abhay begitu saja

* * * * * * *

Ke esokan harinya Abhay bersekolah seperti biasa di berjalan di lorong sekolah dengan Lusuh , rambut yang berantakan ,dan beberapa plaster dan lebam di wajahnya abhay berjalan sambil menyeret tas miliknya sampai tiba tiba bancar dan Alan menegur nya

" Wey!... Lemes amat " kata Alan dengan menepuk pundaknya

" Eh muka lu ngapa bhay " tanya bancar dengan memasang wajah penasaran

" Ahhh.. ini .... Kemaren di keroyok gw " saut abhay dengan santainya

" Sama siapa bhay " tanya Alan

" Yang kemaren ngeroyok kita di sekolah " jawab abhay

" Wah.... Kaco sih " kata bancar

" Bhay ... Bukannya dia kakanya Tarisa " tanya Alan dengan serius

" Ya gitu dah " saut abhay dengan malas

" Berarti lu sama Tarisa ga di setujuin " tanya Alan lagi

" Hhhemmm..... Ya gitu deh" saut abhay menghela nafas

" Wah kaco sii... " Kata bancar dengan sedikit kesal

Tanpa mereka sadari bahwa Arumi sedang mendengarkan pembicaraan mereka dan Arumi merasa sedikit kesal atas apa yang menimpa abhay ,dia berfikir bahwa ini semua adalah salah Tarisa .

Di lain waktu Tarisa yang sedang belajar di kelas tiba-tiba di panggil

" Misi pak Mao ngomong bentar sama Tarisa "

"Oh iya iya silahkan "

Tarisa pun berjalan keluar

" Kenapa " tanya Tarisa

" Ayo ikut gw bentar

Mereka berdua pun pergi ke kantin dan duduk di sebuah bangku

" Rumi ... Kenapa sih " tanya Tarisa

" Ini soal abhay " saut Arumi

" Lah kenapa Abhay ? " Tarisa mulai Bingung

" Tadi gw liat dia , dia abis di keroyok kemaren sore " kata Arumi dengan menatap matanya

Tarisa sedikit terkejut mendengar perkataannya

" Gw rasa lu tau pelakunya " sambung Arumi

Tarisa menyadari bahwa yang telah mengeroyok abhay adalah bawahan kakaknya , seketika wajah Tarisa menjadi murung

" Kenapa si .... Lu peduli banget sama abhay , emang dia siapa lu " kata Tarisa dengan wajah murung

" Gw emang bukan siapa siapanya tapi gw Mao dia tetep aman " kata Arumi sambil berdiri

" Dan satu lagi , emangnya lu udah pacaran sama abhay ? ..... Belom kan ..... Jangan bikin dia sudah terus " kata Arumi dengan nada datar

" Tapi kan....."

" Lu suka sama dia ,... Sama gw juga ,tapi bukan berarti lu bisa bikin dia susah terus" kata Arumi memotong perkataan Tarisa

Tarisa Hanya menundukan kepalanya dan merasa bersalah

Lalu Arumi meninggalkan Tarisa sendiri .

* * * * * * *

Waktu pulang sekolah tiba abhay pulang lebih cepat karena dia sedang menjalani ulangan ,tapi dia memilih untuk menunggu Tarisa , abhay menunggunya di kantin sekolah hingga kemudian Tarisa pun datang dan duduk di sebelahnya

"Yo... Pulang " kata abhay

" Bhay tolong ya ga usah lagi nganterin gw pulang " kata Tarisa

" Oh... Itu " abhay menghela nafasnya

" Soal itu lu ga usah kawatir .., biar ini jadi masalah gw " saut abhay

" Masalahnya masalah lu tuh masalah gw juga bhay " Tarisa sedikit membentak

Abhay terdiam dan mengepalkan tangannya di atas meja

" Gw ga Mao lu kenapa kenapa nantinya " kata Tarisa

" Trus sekarang gw harus gimana ?..." Tanya abhay

" Ga perlu ada yang berubah , cuma .... Jangan sampe dia tau " jawab Tarisa dia memegang bahunya " ya bhay.. " Tarisa berusaha meyakinkan abhay

" Yaudah iya dah " kata abhay sambil mulai berdiri " gw balik duluan tar " abhay mulai berjalan menjauh

" Udah pasti ga bakal sama... lagi kan " gumam Tarisa

Abhay berjalan santai menuju rumahnya sendirian dan begitu pun dengan Tarisa ,dia berjalan sendirian menuju rumahnya dengan sedikit rasa bersalah

" Apa yang gw maksud beneran sampe ke abhay? ,.... Apa dia ngga salah paham ?.... Uuhhh ribet ahh....!" Tarisa bicara sendiri .

Saat Tarisa sudah hampir sampai ke rumahnya dia melihat kakaknya dan gerombolannya sudah menunggu

" Mana dia? " Tanya bang Ilham

" Pulang kali ... " Saut Tarisa dengan malas

" Bagus dah kalo dia tau diri dan ga deketin lu lagi " kata bang Ilham

" Itu si cuma buat lu " Saut Tarisa dengan santainya

" Maksud lu apa ?.... Gw kaya gini tuh demi lu juga tar " kata bang Ilham dengan nada tinggi .

" Lu kaya gini karena dendam sama dia kan " balas Tarisa

"Elu tuh..."

" Dendam gara gara dia pernah mukulin bawahan lu yang lemah itu tu...." Lanjut Tarisa memotong perkataan bang Ilham

Lalu Tarisa pergi meninggalkan kakaknya dan menuju rumah lalu mengurung dirinya di kamar

Ilham Hanya diam dan merenung

Di lain tempat abhay yang sedang berjalan pulang bertemu dengan teman lamanya

" Yo... Bhay apa kabar lu .."

" Eh Bayu ..... Lu Bayu kan " tanya abhay dengan sedikit terkejut

" Parah si ..... Lupa Ama gw " saut Bayu

" Ngga lah bay .... Kalem aja " kata abhay dengan santainya

" Gw tau lu lagi ada masalah , dan gw juga tau gmana caranya nyelesain masalah lu " kata Bayu sambil merangkul bahunya

" Maksudnya ?....." Tanya abhay

" Ikut sama gw kita bentuk lagi geng kita ,trus kita ratain siapa pun yang ganggu "

" Hhmm menarik " saut abhay

" Nah.... Yaudah lu gabung aja sama gw " kata Bayu

" Gw pikir dulu lah ,besok di sini gw kabarin " saut abhay sambil mulai berjalan

" Gw tunggu lu besok " kata Bayu sedikit berteriak

Abhay berfikir kalau dia perlu geng untuk melawan kakaknya Tarisa karena Abhay yakin pasti akan terlibat masalah lagi dengannya ,dan Ankal yang sekarang sudah tidak memiliki banyak pasukan karena Eka dan yang lainnya sudah lulus

Abhay mulai tertarik dengan ajakan teman lamanya dan berniat memperbesar ankal untuk menghadapi kakaknya Tarisa .

avataravatar
Next chapter