14 CHAPTER XIV

"kalian tidak boleh masuk!", ucap Jimin kepada teman-temannya ketika para pelayan sudah keluar dari kamar dan sudah selesai menggantikan pakaian Suzy didalam.

"apa yang akan kau lakukan dengan Suzy? Masa kita tidak boleh masuk", ujar Jung Kook tidak terima.

Jimin masuk kedalam kamar dan melongok keluar untuk melihat teman-temannya, "bukan urusan kalian", katanya sembari memasang wajah konyolnya dan ia mengunci pintu kamar itu.

"whoa, dia sungguh berani", gumam Jung kook dan ia melihat ke arah V yang terdiam lalu melihat ke arah RM, "apa tidak masalah kita membiarkan mereka berdua?", tanya Jung Kook ke RM.

RM hanya tersenyum, "tidak ada yang harus dikhawatirkan Kookie. biarkan saja. ayo kita pulang".

V merasa berat meninggalkan ruangan ini. Ia ingin melihat keadaan Suzy namun dilarang oleh Jimin. Dan sepertinya mereka berdua sudah damai karena Ia melihat betapa Jimin terkejut ketika menerima kabar bahwa ada rencana untuk membully Suzy kembali.

Jimin yang sedang break langsung berlari. Manager mereka menyusulnya tapi Jimin berlari dengan sangat kencang hingga ia mengendarai mobilnya sendiri. Semua teman-temannya pun langsung menyusulnya. Mereka bingung karena Jimin yang sangat konsisten, tidak pernah melakukan hal-hal yang merugikan karir modelingnya. Ia sangat mencintai dunia entertainnya.

Mobilnya mengarah ke sekolah mereka dan benar saja saat mereka sampai disekolah, Jimin berlari dengan sangat cepat sehingga Bangtan Flowers yang lain harus mengejarnya dan saat melihat Jimin membelah kerumunan perempuan itu, ia melihat bagaimana Jimin mengamuk.

Mereka semua membantu Jimin menolong Suzy. Untung saja dokter pribadi keluarga Jimin mengatakan bahwa Suzy baik-baik saja. Mereka membawa Suzy ke hotel ini karena hotel ini yang terdekat dari Shinhwa dan langsung menghubungi dokter keluarga Jimin.

V lega karena kebencian Jimin sudah hilang. Ia berharap semoga Jimin bisa lebih dewasa setelah kejadian ini.

***

Suzy diberikan izin sekolah selama 2 hari untuk beristirahat. Eomma dan Madam Jane sangat khawatir ketika Jimin membawa Suzy pulang dan menceritakan kejadiannya. Madam Jane sangat marah kepada Jimin pada saat Jimin jujur bahwa dirinyalah yang membuat Suzy celaka.

Jimin dihukum untuk tidak diperbolehkan mengikuti modeling untuk beberapa bulan. Untuk pertama kalinya ia tidak bisa membantah dan menundukkan kepalanya. Suzy sudah meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja namun amarah Madam Jane tidak bisa ditampung.

Jihyun yang baru pulang dari liburannya juga ikut memarahi adik bungsunya. Bahkan ia memukul Jimin dengan tas mahalnya. Ia tidak pernah merusak barang-barangnya namun kali ini ia membuat tas itu gores sana sini dan Jimin hanya bisa pasrah.

Saat Jihyun puas. Ia duduk di sofa kamar Jimin sedangkan adiknya menelungkup kesakitan namun Ia memaksa Jimin untuk duduk dibawahnya dan menghadapnya. Inilah posisi dimana sang kakak seperti tuan puteri untuk Jimin dirumah ini.

"kau sungguh kejam Jimin. Ku kira kau sudah bertaubat semenjak setahun yang lalu", kata Jihyun sembari mengatur nafasnya dan ia melempas tasnya yang sudah rusak menurutnya. Ia sangat kesal dengan adiknya.

"Maaf. Aku tahu aku salah", Jimin menunduk dan tidak berani menatap kakaknya.

"apa kau tidak ingat kejadian tahun lalu? apa kau akan terus melakukan bully norakmu itu? ha?".

"tidak!!!", rengek Jimin, "aku sudah berjanji kepada Suzy. Aku akan berusaha mengubah sikap kasarku pada siapapun. Suzy saja percaya, masa kau yang kakakku meragukanku".

"apa kau bilang? kau berjanji padanya?", Jihyun meyakinkan dirinya tidak salah dengar. Seorang Jimin berjanji kepada seseorang. Ia sangat ingat pada tahun lalu ketika adiknya tertimpa masalah, ia hanya menunduk diam dan tidak mengeluarkan wajah bersalahnya. Ia tidak merespon apapun, tidak meminta maaf apalagi berjanji untuk tidak mengulangi.

Jimin mengangguk sembari menatap wajah Noona nya, "percayalah kali ini. Aku tidak membuat sembarang janji".

Jihyun berdiri, "baiklah. Akan ku pegang janjimu. Apabila kau mengulanginya lagi. Habis kau!", ancam Jihyun lalu ia keluar dari kamar Jimin.

Jimin lega, akhirnya ia sudah melewati masa krisis dirumahnya. Namun ia sangat bosan karena setiap habis sekolah ia hanya dirumah. Teman-temannya sudah sibuk memulai training mereka disalah satu perusahaan entertainment. Namun dirinya harus menunda masa training itu karena hukuman ini.

Tapi ia memiliki kegiatan baru yaitu membantu Suzy beres-beres.

"Tuan Jiminnn!!! lebih baik kau duduk saja. Biar aku yang merapihkannya yaa", kata Suzy mendesis, ia tidak bisa membentak majikannya yang sekarang makin menyebalkan.

Jimin mengganggu dan bahkan ia suka salah langkah, harusnya pekerjaan Suzy sudah selesai malah jadi semakin lama karena alih-alih membantu, Jimin justru mengacau.

"aissshhhh!!! kenapa sulit sekali sih. Ah sudahlah", Jimin membanting sikatnya. Ia kesal karena sudah berkali-kali ia menyikat namun tetap saja karatnya tidak hilang.

"ya sudah. akukan tidak menyuruhmu. Lebih baik kau bermain game dikamarmu dengan damai", ucap Suzy yang sebentar lagi sepertinya akan meledak.

"baiklah tapi selesai ini kau harus membereskan kamarku?", perintah Jimin sembari mengedipkan sebelah matanya dengan genit.

"lagi? kan tadi aku sudah bereskan", Suzy mengeluh karena dalam sehari ia membereskan bisa 5 kali. Selama ini Jimin jarang ada dirumah namun kali ini ia benar-benar kewalahan. Belum lagi Jihyun suka mengacau atau curhat. Ia sangat lelah. Apakah Madam Jane hanya memiliki satu DO dirumah ini. Lelaki itu tidak pernah menyulitkan dirinya sama sekali.

"tapi kau harus mandi dulu. Aku tidak ingin kamarku bau keringatmu", ujarnya lalu membuka celemeknya dan pergi meninggalkan Suzy.

Saat dikamar Jimin langsung menyambar handuk dan mandi. Ia harus bersih dan wangi saat Suzy nanti ke kamarnya. Hari ini Mom sedang pergi keluar negeri untuk bisnisnya dan Jihyun belum pulang dari kampus. Biasanya ia akan sibuk setelah liburan karena harus mengurus tugas-tugasnya dikampus dan akan pulang malam.

Jimin mengambil t-shirt berwarna kuning yang sangat membuat wajahnya semakin bersinar dan juga celana pendek hitam. Ia menyisir rambutnya dan membiarkan rambutnya sedikit berantakan. Ia menusukkan antingnya disebelah kiri. Mengaplikasikan pelembab bibirnya agar bibirnya terlihat basah dan sempurna.

Kulitnya sangat sempurna ketika ia habis mandi. Ia tersenyum dan giginya yang sedikit gingsul membuat dirinya semakin manis. Matanya akan menghilang namun membuat pipinya semakin terlihat gemas.

Ia lupa satu hal, ia harus membuat kamar ini menjadi berantakan. Karena ia tahu Suzy tidak akan mau berada dikamarnya untuk waktu yang lama.

Jimin mulai dengan menghancurkan kasurnya yang padahal sudah tersusun rapih. melempar bantal sembarangan. Ia mengeluarkan cd gamenya dan menaruhnya acak-acakkan.

Handuknya pun dilempar kelantai. Baju kotornya ia taruh disofa dengan asal. Ia melompat-lompat disofa. Ia sangat senang mengerjai Suzy dikamarnya. Saat ia sedang lompat, pintu kamar terbuka dan Jimin terkejut lalu ia terjatuh.

Suzy kaget karena Jimin terjatuh. Bukan hal mengejutkan sebenarnya karena Jimin memang sering sekali terjatuh, tersandung atau terpeleset. Pernah pada suatu saat ia terpeleset ketika Suzy sedang mengepel dan ia tejatuh lalu bukannya marah, ia malah tertawa dan hampir menangis karena kesakitan.

Suzy membantu Jimin berdiri. Karena posisi jatuh Jimin terjerembab kebelakang. Untung saja ia menahan kepalanya dan tidak terbentur lantai.

"apa kau tidak bisa diam sebentar saja? kau selalu jatuh tuan jimin".

Jimin duduk dan merasa bahunya kesakitan, "iya iya... akukan juga tidak tahu kenapa bisa jatuh. Lagian kau tidak ketuk pintu. Aku kaget tiba-tiba kau masuk".

"oh iya ya. Yasudah maaf", Suzy menyesal, "bagian mana yang sakit?", tanya Suzy mengecek.

Jimin mengambil tangan Suzy dan meletakkannya di dada bagian jantungnya, Suzy merasakan degup jantung Jimin yang kencang.

"disini..." ujarnya sembari menatap Suzy.

"apa? kau sakit jantung? kau bisa bernafas?", Suzy panik, "aku akan memanggilkan dokter", saat ia akan berdiri Jimin menariknya duduk dan mereka beradu pandang.

Suzy terdiam dan matanya terbuka lebar. Ia menelan ludah dan suaranya terlalu kentara, Jimin terkekeh, "aku baik-baik saja", ucapnya lalu berdiri, "rapihkanlah kamarku".

Suzy merasakan panas mengalir dipipinya lalu menjalar ke telinga saat tadi ia menatap wajah Jimin yang tersenyum lebar. Tetapi perasaan itu langsung hilang ketika ia melihat kamar Jimin seperti kapal pecah.

Suzy mulai merapihkan kamar Jimin. Namun Jimin hanya tiduran dengan gaya seperti putri duyung, ia mengikuti kemanapun Suzy melangkah. Ia menikmati pemandangan dimana Suzy mondar-mandir dihadapannya. Menyeka keringatnya, menggaruk lehernya dan membuang nafas dengan cara yang menurutnya sangat imut. Jimin senyum-senyum.

"apa kau lelah?", tanya Jimin yang sekarang sedang tengkurap memandang Suzy yang sedang mengepel kamarnya yang luas.

"menurutmu? aku sudah membereskan kamarmu 3 kali hanya selang beberapa jam dan aku habis merapihkan bagian garasi. Setelah ini aku harus kerja direstaurant. Mungkin sebentar lagi aku akan mati".

Jimin langsung duduk tegak, "tidak! kau tidak boleh mati tanpa izinku", ucapnya dengan cepat.

Suzy mengangkat alisnya, "kau kira kau tuhan?", ia melanjutkan lagi.

"oke. Aku akan membantumu di restaurant agar kau tidak mati hari ini dan juga besok dan seterusnya aku akan berusaha menjaga kerapihan kamarku. Tapi tolong jangan biarkan aku menyiapkan makananku sendiri. Aku tidak bisa makan tanpa ada orang yang menyiapkannya".

Mendengar hal itu Suzy tertawa, Ia rindu Jimin bersikap seperti ini. Ia seperti bayi kecil, "hahaha baiklah. Jaga sikapmu Tuan Jimin", ujar Suzy memperingatkan.

"okay!".

Suzy tidak berfikir Jimin benar-benar mau membantunya di restaurant. Ia sudah berusaha menahan Tuan mudanya itu namun lelaki itu sangat keras dan membuntuti Suzy bahkan hingga naik bis namun ia diomeli supir bis karena tidak membawa uang maupun kartu untuk menaiki bis.

Suzy akhirnya mau tidak mau membantu Jimin yang memasang wajah kesal dan hendak mengomeli supir itu namun Suzy berhasil menariknya dan menduduki disalah satu bangku.

"kan sudah ku bilang jangan ikut. Kenapa sih kau tidak bisa menurutiku?", keluh Suzy namun Jimin hanya tersenyum dan menggoda Suzy dengan menjulurkan lidahnya. Suzy tidak tahan dengan sikap imut Jimin hari ini. Ingin sekali rasanya ia mencubit pipi Jimin yang terlihat seperti mochi.

Mereka pun sampai di restaurant. Semua orang terkejut ketika Park Ji Min mengikuti Suzy masuk ke dalam restaurant. Seketika semua pelanggan perempuan menatapnya. Karena siapa yang tidak tahu Park Ji Min. Ia sangat terkenal di Seoul.

Suzy sudah mengira hal ini. Pak Nam lagi-lagi sangat bahagia kedatangan Jimin, leader dari Bangtan Flowers.

"aku ingin membantu Suzy. Apa yang harus kukerjakan?", tanya Jimin sembari tersenyum.

Pak Nam sangat terkejut, Ia tidak habis fikir, ada apa dengan pegawainya tersebut hingga semua lelaki tampan mengelilingi dirinya yang berpenampilan biasa itu.

Ia pun memperbolehkan Jimin karena ia berfikir pasti ini peluang yang baik untul restaurantnya.

Suzy mengajari cara untuk menerima pesanan karena kebetulan hari ini tugasnya menjadi pelayan untuk para pengunjung. Jimin tidak kesulitan menerima pesanan. Ia mondar-mandir dari meja ke dapur dan kemeja lagi.

Jimin melayani para pengunjung dengan sangat ceria. Tapi Suzy bingung kenapa restaurant ini menjadi full dalam waktu satu jam Jimin menjadi pelayan. Suzy pun sibuk mondar-mandir bahkan Pak Nam juga ikut membantu melayani pelanggan.

Jauh disana, ditempat para Bangtan Flowers latihan. V sedang mengecek media sosialnya dan semua ribut dengan hashtag #Jiminieisawesome atau #Jiminisbestwaitress.

"hai kalian harus melihat ini", ujar V dan semua temannya berkumpul. Mereka tertawa sekaligus kagum melihat Jimin menjadi pelayan dengan ceria.

Semua komentar menjadi sangat positive. Bahkan banyak yang memuja-mujanya. Fotonya pun beredar dan banyak yang mengambilnya ketika Jimin sedang menerima pesanan namun sembari tertawa maupun tersenyum.

"ige boyaa? whoa Jiminiee", ucap Jin sangat kagum.

Jung Kook tertawa, "aku tidak menduga Hyeong bisa seperti ini", ujarnya.

V tersenyum, "baiklah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia menikmati waktu hukumannya dengan baik. ayo kita latihan lagi".

V senang melihat foto itu. Setidaknya Suzy dan Jimin sudah berdamai dan memiliki waktu yang sangat baik.

avataravatar
Next chapter