11 CHAPTER XI

Si Young melempar tas sekolahnya sembarangan. Ia merebahkan dirinya, badannya yang lelah seketika hilang ketika ia ingat sesuatu disekolah terjadi. Hari yang ia tunggu akhirnya datang. Keadilan bagi dirinya.

Senyum jahat melebar diwajahnya yang imut. Berbeda dari biasanya. Ia mengingat wajah Suzy ketika dikelas dan ia sangat bahagia hari ini.

Si Young mengambil handphone disakunya dan melihat foto yang sudah lama ia ambil secara diam-diam. Ia tahu bahwa foto-foto ini akan membuat semua orang disekolah semakin bersemangat. Jarinya dengan cekatan mengirim gambar ini ke sebuah group. Ia sangat penasaran dengan apa yang akan terjadi esok hari disekolah.

***

"selamat datang", semua pelayan berteriak dengan bahasa jepang ketika menyambut sekelompok pria-pria tampan yang langsung menghampiri bagian kasir. Para pelayan perempuan yang didominasi dengan pekerja part time seketika menghentikan pekerjaan mereka dan memandang ke arah Suzy yang juga tertegun melihat Bangtan Flowers benar-benar datang ke tempat kerjanya.

Suzy keluar dari meja kasir dan menarik V, karena mereka teman sekelas Suzy tidak begitu kaku dengannya, "apa-apaan sih kalian kesini?", katanya ketus sembari berbisik.

"bukannya jung kook sudah memberitahumu", V menatap Jung Kook yang langsung memberikan respon tersenyum.

"tapi tidak kukira kalian serius melakukan ini. Aku bisa kena omel bosku",

"kau bicara apa sih Lee Suzy?", suara berat bos dari Suzy yaitu Pak Nam menyela omongan Suzy dengan senyumnya yang lebar, "suatu kehormatan bisa didatangi oleh Bangtan Flowers dari sekolah bergengsi Shinhwa", ujarnya penuh dengan rasa bangga.

V melemparkan tatapan "apaku bilang" kepada Suzy dan membungkuk sekilas untuk menyapa Pak Nam. Dengan cekatan Pak Nam memerintakah Suzy untuk memberikan meja yang paling jauh dari keramaian. Berharap dianggap VIP oleh Bangtan Flowers namun bagi Suzy restaurant ini tetap tidak cocok bagi lelaki manja nan mewah seperti mereka. Tetapi mau tidak mau ia harus menuruti perintah bosnya.

Suzy melihat ke arah Park Hye Soo yang sangat bahagia melihat para lelaki itu berjalan mengikuti langkah Suzy. Bahkan Hye Soo memberikan semangat kepada Suzy.

Suzy melemparkan buku menu dengan kasar ke meja.

"apa yang ingin kalian pesan?", ia melihat satu persatu namun tidak ada si kepala gulali itu.

"semua yang enak", ujar Jin antusias.

"Jangan mengada-ngada. Aku bekerja disini dengan sangat serius", tukas Suzy.

"aku ingin makan disini juga dengan serius Lee Suzy", jawab Jin, kalau sudah urusan makanan Jin memang tidak perlu diragukan, ia tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk memakan makanan apapun itu.

Dengan berat hati Suzy menuruti perkataan Jin dan segera memesankan semua menu lezat untuk mereka. Paling tidak Suzy percaya mereka adalah anak-anak konglomerat yang pasti akan membayar apapun yang mereka pesan sekalipun mereka tidak suka.

"apa kau yakin Suzy mau menuruti kita?", tanya Jung Kook, suaranya penuh dengan rasa khawatir, ia tidak suka berurusan dengan perempuan apalagi yang memiliki perangai galak seperti Suzy, "sepertinya dia membenci kita".

"tidak kookie. dia hanya membenci Jimin karena Jimin sudah keterlaluan", jawab V penuh percaya diri.

"ya benar. kita hanya harus bicara dengannya. lagipula ini yang terbaik untuknya bukan?", tambah J-hope.

Suga dan RM hanya diam. Mereka akan mengikuti apapun yang terbaik. Karena sejujurnya mereka sudah tidak ingin melakukan hal-hal tidak berguna seperti yang Jimin sedang lakukan sekarang. Mereka ingin fokus ke pendidikan dan karir mereka nantinya namun sejak kedatangan Suzy, Jimin mulai berulah lagi. Lebih tepatnya ketika Suzy selalu menolak Jimin. Jimin selalu bersikap uring-uringan dan meledak-ledak.

Tidak lama kemudian semua makanan pun diantarkan ke meja Bangtan Flowers. Mata Jin terpukau dengan semua hidangan dan hanya dirinya yang sangat kelaparan sepertinya. V merequest kepada Pak Nam agar Suzy menemani mereka dan mereka akan membayar apabila itu merugikan restaurant. Dengan senang hati Pak Nam memerintah Suzy untuk kembali bersama Bangtan Flowers.

"apa-apaan sih kalian ini? aku disini bukan untuk main-main dengan kalian", Suzy langsung menyemprot membuat Jin tersedak wasabi dan merasakan rasa pedas yang menusuk.

"bisa tidak kau bicara pelan-pelan kepada kami? apa sih salah kami?", ketus Jung Kook yang tidak tega melihat Hyeongnya kesakitan.

RM berdiri dan menarik Suzy untuk duduk bersama mereka dengan lembut. Suzy akhirnya menurut dan emosinya pun mulai redah. Ia memberikan minuman untuk Jin.

"kedatangan kami bukan untuk membuatmu semakin kesal karena yang telah terjadi disekolah", ujar RM, "justru kami ingin membantumu keluar dari permainan itu".

"apa maksudmu? aku tidak mengerti".

Satu-persatu Bangtan Flowers (kecuali Suga yang tetap diam dan makan dengan tenang) menjelaskan apa maksud dari Bunga mawar dan menjelaskan apa yang akan terjadi apabila Suzy tetap menganggap semua itu enteng.

"gila!!! kalian sangat kejam", tukasnya.

"iya kami tahu, maka dari itu sudah setahun kami menghentikan semua itu namun semenjak kau selalu menolak Jimin, pemikiran itu selalu datang dari Jimin", kata V.

"tetapi percayalah, Jimin tidak membencimu", RM menatap Suzy dengan yakin dan ia melihat sedikit semburat merah di pipi Suzy namun hal itu langsung menghilang.

"baiklah. bagaimana caranya untuk menghentikan? tapi aku tidak ingin meminta maaf kepadanya!".

"percayalah dengan kami", kata Jin sembari mengunyah penuh sushi dimulutnya.

***

Malam ini Jimin tidak bisa tidur. Ia bingung mengapa Suzy tidak menghampirinya sama sekali padahal ia sudah mengosongkan schedule hari ini. Bahkan ia tidak mau ketika teman-temannya mengajaknya untuk hangout. Ia memilih dirumah.

Namun jam sudah menunjukkan tengah malam dan ia yakin Suzy sudah pulang dari restaurant dua jam yang lalu tetapi tidak ada tanda-tanda dari Suzy. Jimin menahan langkahnya yang ingin keluar kamar untuk mencari Suzy. Ia harus bertahan untuk tidak bertemu dengan perempuan itu.

Ia yakin besok setelah Suzy menerima bullyan lagi, perempuan itu pasti akan meminta maaf kepadanya. Pada saat itu ia akan meminta Suzy untuk bersikap baik lagi kepadanya.

Saat ini ia merasa tidak ada yang ia harapkan selain sikap Suzy yang dahulu. Suzy selalu membantunya dan bersikap lembut kepadanya. Bahkan Suzy tidak segan-segan untuk menyapanya ketika ia sedang beres-beres.

Jimin ingat betapa kucalnya Suzy saat membersihkan taman bersama assistant yang lain namun Suzy tetap menyapa Jimin dan menawarkan diri untuk mengambilkan minum untuk Jimin.

Suzy selalu menyiapkan apapun yang Jimin inginkan. Karena mereka seumuran Jimin tidak pernah canggung dengannya.

Namun Jimin terkejut ketika Suzy bersikap ketus kepadanya, menjauhinya, memarahinya bahkan membantingnya di sekolah. Ia hanya ingin dekat dengan Suzy namun Suzy bersikap sebaliknya. Bahkan ketika dirumah Suzy juga seperti tidak menganggap Jimin ada. Ia lebih sibuk mengurusi Jihyun dan juga DO lalu ia akan pergi kerja.

Jimin yakin, Suzy akan menyesali perbuatannya. Mengapa ia bisa begitu berani dengan Park Ji Min yang selalu ditakuti disekolah.

Ketika Suzy menyerah, Jimin akan membuat Suzy merasakan beruntungnya memiliki Jimin di sekolah. Tetapi Jimin tidak boleh menyerah. Sekarang waktunya untuk memiliki sikap didepan Suzy.

***

avataravatar
Next chapter