8 CHAPTER VIII

Lee Si Young baru saja sampai kedalam rumahnya yang sangat luas dan mewah. Rumah ini juga sangat ramah lingkungan karena walaupun kedua orang tuanya tidak sering berada dirumah namun mereka ingin yang terbaik untuk puteri satu-satunya.

Si Young berlari langsung ke dalam kamarnya. Ia melempar semua barang-barangnya dan berteriak hingga para pelayannya kebingungan ada apa dengan nona mudanya. Namun, ini bukanlah hal yang pertama perempuan mungil itu melakukan hal ini sehingga mereka tau harus melakukan apa jika Si Young seperti ini.

Kepala Assisten dirumah itu dengan sigap memanggil psikolog yang biasa menangani Si Young.

Sementara itu Jimin yang sudah sampai terlebih dahulu di rumahnya karena ia tidak mood untuk melanjutkan sekolah, Ia sengaja duduk ditaman. Ia ingin mencegat Suzy. Tidak lama kemudian perempuan itu dengan kardigan panjangnya yang hampir menutupi seragamnya sedang berjalan dihalaman rumah Jimin yang sangat luas. Jimin mengambil kaleng colanya dan menghampiri Suzy.

"apa yang salah denganmu Lee Suzy?", tanya Jimin.

Suzy menghentikan langkahnya dan mengerutkan dahi saat menatap Jimin, "kau yang sepertinya harus diberikan pertanyaan", katanya membalikkan kepada Jimin.

"aku baik-baik saja dan tidak ada yang salah".

"kau fikir aku akan termakan dengan omong kosongmu? sudahlah Tuan Jimin, aku tidak ingin berhubungan denganmu selain hubungan kita dirumah ini. dan tolong menyingkirlah sekarang", Suzy menatapnya seperti ingin menelan dirinya hidup-hidup.

Jimin menatap perempuan itu dengan sangat kesal, "aku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja Lee Suzy!!!!", ucapnya kepada dirinya sendiri dan tidak terasa kaleng cola yang ia pegangpun rusak dan ia melempar kaleng itu dengan kesal.

***

Kerumunan seperti biasa dikantin sudah terjadi lagi semenjak 3 hari Suzy merasakan kedamaian di sekolah ini akibat perginya Bangtan Flowers untuk pemotretan. Namun, sekarang mereka hadir kembali dan membuat semua perempuan gempar. Lee Suzy berpindah tempat duduk dan membelakangi arah kehadiran mereka. Ia melihat Si Young yang tetap menatap ke arah dimana Bangtan Flowers akan datang walaupun ia diam saja.

Jimin tiba-tiba duduk disamping Suzy membuat Suzy terperanjat dan terkejut karena warna rambut lelaki itu menjadi hitam. Membuat wajahnya semakin menonjol dan bagi Suzy seperti silau.

"eotte?", tanya Jimin dengan nada yang imut, ia ingin mendapati komentar dari Suzy namun Suzy mengacuhkannya dan kembali dengan makanannya. Jimin melihat perempuan aneh didepan Suzy yang menatapnya seperti pembunuh berdarah dingin. Ia langsung memelototi perempuan itu.

"kau harus mencarikan barangku diruangan bangtan flowers dilantai paling atas. Kalau kau tidak datang, aku akan mengadukanmu ke....,", Jimin mendekatkan dirinya ke telinga Suzy, "Eomma mu dan dengan mudah akan aku cabut beasiswamu. Kau tahu betapa penurut My Mom kepadaku".

Suzy tidak dapat memberikan respon apapun selain terkejut. Jimin pun pergi begitu saja.

Suzy mendesah sangat kesal, "apa sekarang ia tidak hanya mencat rambutnya namun juga otaknya? atau bahkan ia membuangnya? aishh".

Si Young hanya mengusap tangan Suzy sekilas dan tersenyum.

Setelah mengantarkan Si Young ke rumah sakit sekolah, Ia merasa pusing namun tidak ingin pulang, Suzy meninggalkannya karena harus memberikan formulir ekstrakurikuler. Ia sudah tahu akan mendaftar apa untuk kegiatan barunya itu.

Ia hendak mendaftar untuk club fotografi. Suzy menghentikan dirinya karena mendengar alunan piano yang sangat indah. Seperti memanggil Suzy untuk pergi kearahnya. Pintu ruangan tersebut terbuka sedikit. Ia melihat Suga sedang memainkan piano sembari memejamkan matanya. Rambutnya sekarang berwarna merah gelap. Wajahnya mengekspresikan bahwa ia sangat sedih dan hancur. Hanya dengan melihat ekspresinya yang cocok dengan alunan piano, Suzy meneteskan air matanya. Ia buru-buru menyekanya dengan rompinya.

Suzy sangat menikmati alunan indah yang menyayat hati itu. Hingga ia tidak sadar Suga sedang dihadapannya dan melihat dirinya menyedot ingus dan menyeka air mata dengan rompi. Ia pun tersadar dan terperanjat. Suga tidak bergeming dan memberikan sapu tangan berwarna putih bersih lalu pergi meninggalkan Suzy yang tidak tahan dengan rasa malu ini.

Suzy buru-buru menyekanya dan mengejar Suga yang sudah hilang entah kemana. Suzy teringat dengan perintah Jimin. Ia menyimpan formulir fotografinya dan sapu tangan milik Suga. Ia berlari menuju ruangan tidak berguna itu.

Saat sudah masuk dan disambut oleh Jimin. Suzy tidak percaya apa yang ada didepan matanya. Bagaimana ruangan ini bisa ada dan hanya mereka yang boleh menempatinya? Ia sadar memang pantas mereka dapatkan kalau keluarga mereka yang membuat sekolah ini sebesar ini. Ia menyadarkan dirinya.

"aku kehilangan games basket yang suka kumainkan dirumah. Kau tahu yang manakan?", kata Jimin memberitahu Suzy.

"kau memintaku kesini hanya untuk mencari barang tidak berguna itu?", tanya Suzy tidak memercayai Jimin.

Jimin terkekeh, "kau bilang apa? tidak berguna? Apa kau bisa membelinya dengan tidak menghabiskan gajimu direstaurant sushi itu?".

Suzy membuang mukanya mengacuhkan manusia yang sangat sombong itu. Ia pura-pura mencari hal itu diruangan ini. Ia bertemu dengan bangtan yang lain. Mereka baik kepadanya, tidak memiliki perangai seperti Jimin namun Suzy tahu mereka tetap memiliki sifat yang menyebalkan semenjak mereka ikut menertawakan Si Young. Berbeda dengan Suga. Orang yang Suzy sebenarnya cari diruangan ini.

"aku harus kembali ke kelas karena ada kelas lagi", ujarnya kepada Jimin yang sedang bermain komputer.

Jimin menggeleng, "bereskan dahulu ruangan ini", jawabnya.

Jung Kook yang mendengar hal itu langsung menegur Hyungnya, "hyung.. jangan terlalu tega. Kita memiliki Cleaning Service sangat banyak untuk mengurus ruangan ini", ujarnya menentang Jimin karena ruangan ini memang tidak bisa rapih karena mereka memang hobinya hanya mengacaki ruangan ini.

Jimin memelototi Jung Kook, "diam kau Kokkie kalau tidak mau ku suruh perempuan di club mengerubungimu", kata Jimin sembari tertawa, Ia sangat paham Jung Kook paling malas berurusan dengan perempuan.

"Hyeoonnggg", perotes Jung Kook.

Suzy melemparkan pandangan kepada Jung Kook bahwa dirinya baik-baik saja dan akan menangani si kepala gulali ini. Jung Kook pun kembali lagi dengan gamenya. Suzy menuruti keinginan Jimin.

Tidak lama saat Suzy sibuk merapihkan ruangan ini, Suga datang dan terkejut melihat Suzy sudah berkeringat. Suzy langsung menghampiri Suga.

"Kapan aku harus mengembalikan sapu tanganmu?", tanya Suzy sedikit terbata-bata.

"aku tidak mengambil sapu tangan bekas orang lain. Buatmu saja", ujarnya sembari bingung mengapa ada Suzy disini, "mau apa kau disini?".

Jimin datang dan merangkul Suzy, "aku yang memintanya".

Suga hanya menaikkan alisnya dan pergi ke salah satu sofa yang sangat nyaman dan menutupi wajahnya dengan bucket hat hitamnya.

Suzy melepaskan tangan Jimin dan menguncinya ke belakang, Jimin mengaduh kesakitan, "aku tidak akan tinggal diam, Tuan Muda Jimin!! Sekalipun aku harus dikeluarkan karenamu. Karena itulah yang aku inginkan", ujarnya dengan sangat jelas ditelinga Jimin.

Setelah Suzy keluar meninggalkan ruangan, seluruh bangtan selain Suga menertawakan Jimin. Jung Kook pun ikut-ikutan menertawai Hyungnya itu. Mereka tidak pernah melihat Jimin ditolak berkali-kali. Bahkan biasanya perempuan akan memohon padanya hanya untuk meminta nomor, memintanya menerima hadiah yang diberikan, atau apapun itu yag membuat Jimin seharusnya luluh namun tidak pernah ada yang sedingin Suzy. Jimin memutar otak bagaimana mengerjai Lee Suzy.

"sudahlah Jimin. dimata Suzy kau bukan siapa-siapa", ujar Jin lalu tertawa sangat keras.

"diam kau hyeong", pinta Jimin menarik nafasnya karena kesal.

Jung Kook menyadari sesuatu, "kau pasti menyukai perempuan itukan?".

V menyetujui Jung kook dan mengajak dongsaengnya berhigh five, "aku ingat dari awal kau sangat bersikap manis kepada Suzy karena kalian satu kelas namun dia mengacuhkanmukan", Tambah V mengingat saat hari pertama Suzy.

Jimin menghela nafasnya kesal mendengar mereka menggodanya. Ia juga melihat RM menatapnya sembari tersenyum menggoda.

"RM hyeonggg. kau percaya dengan pembual seperti mereka?", tanyanya.

"Kemarin kau bertengkar denganku, apa kau tak ingat? bagaimana aku tak memercayai mereka hahaha", jawabnya dengan santai dan melanjutkan membaca buku kembali.

Suga bangun dari tidurnya, Jimin mendekatinya dan bersandar ke bahu Suga, "Hyeong, kau tidak akan mempercayai merekakan?".

"baiklah tapi kau jangan marah kalau aku yang memacari perempuan itu", jawab Suga tanpa memberikan ekspresi apapun lalu ia meninggalkan Jimin yang memelotot walaupun tidak bisa.

"aniyo! kau tidak boleh memacarinya", Jimin mengejar Suga yang sedang berjongkok didepan kulkas mencari minuman yang dapat menyegarkan tenggorokkannya.

V menunjuk Jimin, "lihat!!! Jimin sangat panik hahahaha".

"aniyo. V kau jangan bergurau. Mana mungkin aku menyukai perempuan dengan temperamen jelek seperti itu?".

"aku akan mendekatinya", ucap Suga yang sudah mendapatkan jus jeruknya dan menenggak sembari duduk didepan kulkas.

Jin mengangkat tangannya, "aku juga! ku rasa perempuan itu memiliki selera makanan yang bagus karena kau menyebut restaurant sushi, aku harus berkunjung kesana".

"aku juga", kata V, "dia sangat pintar saat dikelas, siapa tau Suzy bisa menjadi pacar yang dibanggakan", ujar V.

RM melepaskan bukunya, "oh ya? itu adalah seleraku".

J-hope baru saja datang dan melihat temannya seperti sedang asik melakukan sesuatu.

"J-hope hyeong, kaukan suka perempuan yang ceria", ujar Jung Kook, "kau harus mendekati Suzy".

J-hope yang langsung paham akan situasinya langsung melompat dengan girang, "kau harus membantuku Kokkie!!", serunya sangat energetic.

Jimin mengacak rambutnya, "TERSERAH KALIAN", dia pergi dan membanting pintunya.

V dan teman-temannya langsung tertawa karena berhasil menggoda Jimin namun Suga tetap diam saja. Entah mengapa ia tidak merasa meledek Jimin. Jadi ia tidak tertawa dan melanjutkan tidurnya.

***

avataravatar
Next chapter