7 CHAPTER VII

Beberapa hari ini Suzy sangat lega karena memiliki seseorang disekolah untuk berbagi cerita tentang dikelas maupun pertanyaan mengenai sekolah ini. Kebetulan Jimin sedang absen sekolah karena ada keperluan modelingnya di luar negeri, begitu juga V dan gengnya. Sehingga ia semakin merasa sepi apabila tidak ada Si Young.

Hari ini mereka berdua sedang asyik bersantai dikantin sembari memakan cemilan. Tiba-tiba sebuah tissue kotor mendarat dimeja mereka berdua. Suzy terkejut dengan hal itu namun Si Young hanya menunduk. Ia mencengkeram lengan Suzy.

Suzy tetap berdiri, "siapa yang melempar tissue ini?", teriaknya dengan lantang. Belum pernah ia dilakukan seperti ini.

3 orang perempuan dengan wajah yang angkuh berjalan mendekati Suzy. Mereka semua tinggi dengan rambut yang dihias, ada yang dikepang, dicurly dan yang ditengah memiliki rambut lurus sempurna. Wajahnya menyiratkan bahwa mereka seperti penguasa.

"kami. Apa urusannya denganmu? kau hanya murid gratisan disekolah ini", kata perempuan berambut lurus itu. Ia berkacak pinggang.

Mata Suzy membulat tak percaya mendengar celotehan perempuan ini, "apa maksudmu?".

"orang tua konglomerat mana yang akan menerima beasiswa ketika mereka bisa menyumbang jauh lebih besar dari harga sekolah ini?", si kepang menambahkan dengan tatapan bengisnya menatap Suzy dari atas sampai bawah.

"whoaaa... tidak ku sangka mulut kalian seperti sampah", Kata Suzy.

"apa kau bilang?", Si rambut lurus sudah siap melemparkan minuman namun ada seseorang yang menumpahkan minuman itu kembali ke arah dirinya.

Suzy yang sempat memejamkan mata karena shock, ia membukanya dan mendapati mereka bertiga basah dengan jus jeruk yang hampir ia lemparkan ke Suzy. Si kepala gulali yang ternyata menyiram ketiga perempuan itu.

"JIMINIE", teriak si rambut lurus.

"kalau kau berani menyentuh perempuanku, kau akan ku habisi", Bentak Jimin, rahangnya mengeras, "pergi sana!", tiga perempuan itu pergi walaupun sebelum pergi mereka melempar pandangan benci ke arah Suzy yang berdiri mematung dibelakang Jimin.

Ia masih terkejut dengan tindakan Jimin yang kasar dan juga perkataannya menyebut Suzy perempuannya.

"apa maksudmu? kenapa kau melakukan itu?", tanya Suzy dengan nada yang tidak lembut seperti biasa.

Jimin tersenyum dan sedikit merapihkan seragam Suzy, "tidak perlu berterima kasih. Kau hanya harus membayarnya kembali", bisiknya.

"apa katamu? Lagi pula siapa yang kau sebut perempuanmu? kau hanya kepala gulali menyebalkan, hah!!! tidak bisa ku percaya", Suzy berbalik badan dan meraih tangan Si Young lalu meninggalkan kantin dengan perasaan yang sangat kesal.

Ia tidak suka untuk kedua kalinya Jimin berlaku kasar dengan perempuan. Tanpanya ia bisa melawa ketiga perempuan itu. Entah mengapa, hatinya sakit melihat Jimin memiliki tatapan dan postur jahat seperti itu.

"Suzy.. Suzy.. apa kau baik-baik saja?", suara Si Young memecahkan pikiran Suzy.

"maaf Si Young aku terlalu kesal dengan si kepala gulali itu".

Si Young terkejut dengan panggilan itu, "maksudmu Park Jimin?", ia meyakinkan dirinya tak salah dengar.

"tentu, siapa lagi kalau bukan dia. Pertama, dia berlaku kasar padamu, kedua dengan trio perempuan tadi".

"tapikan ia tadi membelamu", sela Si Young.

"tetap saja berperilaku seperti itu dengan perempuan bukan hal yang bisa aku terima. Lagi pula siapa dia membelaku seperti itu apalagi dihadapanmu yang pernah ia jahati. maafkan aku Si Young".

"tak apa", jawab Si Young singkat. Mereka hanya terdiam hingga waktu istirahat selesai.

***

Diruangan Bangtan Flowers.

Bangtan Flowers memang bukan geng laki-laki biasa disekolah ini. Mereka adalah brand Ambassador dari sekolah ini. Bukan hanya karena ketampanannya namun karena kepintarannya dan keterampilannya masing-masing. Ketujuh orang tua mereka juga memiliki peranan masing-masing bagi sekolah ini. Sehingga mereka menjadi orang terkuat di sekolah ini.

Mereka memiliki ruangan tersendiri untuk bermain, belajar dan beristirahat di sekolah ini. Ruangan itu dipenuhi fasilitas yang tidak dapat murid lain rasakan seperti biliard, computer game, playstation terbaru maupun perpustakaan sendiri.

Jimin sedang duduk menyendiri. Teh didepannya ia biarkan hingga dingin. Ia memikirkan ucapan Suzy. Ia tidak pernah dibentak seperti tadi oleh siapapun termasuk Lee Suzy yang biasanya sangat patuh dengannya. Ia merasa kesal namun mengapa ia tidak dapat membalasnya. Ia dipermalukan di kantin dan ia hanya diam.

Jimin mengacak-acak rambutnya. Dan ia buru-buru pergi ke kaca.

"dia bilang ini gulali argghhhh!!!! menyebalkan", ia berteriak-teriak sendiri sangking marahnya, "liat saja kau Lee Suzy. Aku akan membalasmu".

RM menghampirinya dan membelai kepalanya sekilas, "sudahlah. Untuk apa kau fikirkan anak assitenmu itu sih?".

"maksudmu berkata seperti itu apa? jangan sebut-sebut pekerjaan ibunya didepanku", ujar Jimin dengan nada ketus.

V datang berusaha meredam emosi JImin dengan merangkulnya, "Jiminie.. RM tidak bermaksud begitu. Ada apa sih denganmu?", tanyanya heran.

Jimin melepaskan rangkulan V, ia mengambil rompinya lalu pergi meninggalkan teman-temannya yang kebingungan.

"sudahlah jangan hiraukan dia. mungkin dia sedang lelah", ujar V, RM pun langsung mengerti.

avataravatar
Next chapter