20 CHAPTER VI

Walaupun permasalahan sudah selesai dengan cara hukum yang berlaku namun berita-berita di sekolah tidak langsung mereda begitu saja. Banyak spekulasi muncul, entah itu membela Suzy maupun menyudutkan Suzy kembali namun orang-orang yang tetap tidak membela Suzy sudah tidak dapat melakukan apapun.

Itu semua lantaran Jimin membuat broadcast untuk disebar ke group-group murid-murid Shinhwa bahwa jika ada lagi seseorang yang berani bertindak kurang ajar dan diluar batas dengan Suzy, mereka akan mendapatkan ganjaran setimpal karena Jimin akan menuntut mereka nantinya.

Namun Suzy sudah sepakat bahwa ia tidak akan membuka identitas Si Young ke umum mengenai kelakuan liciknya kepada Suzy. Mereka akan menjalani hukum yang berlaku.

Saat Suzy mengetahui spesifiknya, ia menangis dan sangat merasa sedih. Dua kali ia dikecewakan oleh orang yang ia anggap sangat dekat. Suzy kehilangan seorang teman di sekolah yang ternyata bukanlah orang yang memiliki perasaan setulus dirinya.

Suzy kecewa dengan Si Young. Ia meminta semua orang keluar saat mereka dan keluarga dipertemukan untuk membicarakan secara kekeluargaan.

Suzy duduk dengan tegak, Ia menatap kedua mata Si Young yang sedari tadi menghindarinya.

"sebenarnya apa masalahmu Si Young? ku fikir selama ini kita berteman baik", tanya Suzy disela dadanya yang sangat sesak. Ia tidak bisa menjalani semua ini tanpa tau alasannya karena dikhianati oleh teman sendiri bukanlah perkara yang mudah baginya.

"tadinya tapi kau merusaknya".

Suzy kaget dengan ucapan Si Young, ia berusaha berfikir perilaku apa yang bisa membuat Si Young membencinya namun ia tidak dapat menemukannya dan ia kembali menatap Si Young.

"apa maksudmu? apa kau menyembunyikannya dariku?", Suzy bertanya lagi.

"Jiminie dan BF. Kau hanya anak pembantu yang hanya mengurusi Jimin tapi benar seperti kata-kata orang bahwa kau keterlaluan. Kau sengaja memanfaatkan dirimu sehingga Jimin bisa sangat baik padamu. BF memperlakukanmu seperti kau memiliki kasta yang sama padahal kau hanya anak pembantu", Si Young mendengus kesal.

Suzy tidak pernah melihat air wajah Si Young seperti ini selain saat dia membentaknya karena Suzy melihat album SMP miliknya.

"Ya aku tahu, aku memang hanya anak pembantu. Tapi aku tidak meminta mereka untuk baik padaku terutama Jimin",

"ya tapi kau merasa kau itu hebat sehingga bisa menolak mereka! kau fikir semudah itu bisa berbicara dengan mereka? kau hanya perempuan tidak tahu diuntung tapi memanfaatkan keadaan. Kau berbicara dengan siapapun sementara Jimin selalu mengejarmu di sekolah. Kau fikir kau cantik dan hebat?", Si Young menatap Suzy dengan matanya yang merah namun seperti layaknya berapi-api, "aku sangat berusaha mendapatkan bahkan hanya lirikan Jimin. Aku rela mengubah seluruh wajahku menjadi cantik seperti yang dia inginkan. Bahkan dia menolak saat kami ditawari satu frame untuk sebuah majalah TAPI semenjak kau muncul, usaha-usaha aku hanya seperti sampah. Kau fikir kau pantas ha? kau bukan siapa-siapa".

Suzy meremas kursinya, ia menahan emosinya cukup baik namun membuat wajahnya menjadi merah, "sekarang aku tahu kenapa kau tidak pernah bisa memiliki perhatian Jimin maupun yang lain", Suzy mengatur emosinya.

Si Young yang percaya diri mulai merasa tertekan kembali.

"kau perempuan yang terlalu terobsesi hanya karena fisik, harta dan juga popularitas. Sehingga kau tidak bisa menerima dirimu sendiri hanya karena kau ingin diterima dengan orang lain".

Si Young mulai bergetar mendengan ucapan Suzy.

Suzy berdiri dan diikuti tatapan Si Young, "sebelum kau mencintai orang lain, kau harus mencintai dirimu sendiri! karena semua akan percuma jika kau hanya merubah fisikmu namun kau tidak merubah hati dan fikiranmu", Suzy mengambil nafas, "kau juga bukan orang yang pantas ku perjuangkan sebagai teman. Mulai sekarang, aku harap kita tidak pernah bertemu sehingga aku tidak perlu mengingat orang munafik sepertimu", Suzy langsung beranjak tanpa memberikan Si Young kesempatan melawan.

Si Young berteriak ketika Suzy sudah diluar. Ia hanya bisa marah namun ia tidak pernah mengerti orang lain merasa sedih dan sakit karenanya. Ia tidak tahu bahwa Suzy sudah mulai menyayanginya seperti sahabat.

Selama ini Si Young selalu menjadi manusia individual, disekolah maupun dirumah. Ia selalu berfikir tidak membutuhkan orang-orang karena ia sudah memiliki segalanya. Dan ia sekarang tidak tahu bagaimana ia akan mengusir perasaan menyedihkan ini semua. Ia berteriak-teriak hingga ibunya masuk dan berusaha membuatnya tenang walaupun sulit.

Suzy mendapat kabar bahwa perempuan itu pindah sekolah namun ia tidak tahu dimana Si Young meneruskan sekolahnya. Dan ia berusaha untuk tidak mempedulikan apapun lagi.

Ya disinilah Suzy, sendirian dengan sekolah yang luas, ramai namun tidak menyenangkan. Suzy menyibukkan dirinya di perpustakaan setelah makan dikantin. Ia semakin takut untuk berteman dengan orang-orang yang selalu memandangnya rendah disini.

Tetapi bayangan akan ia memiliki sosok Jimin membuatnya merasa aman kemanapun ia pergi di sekolah karena orang-orang itu hanya menatapnya namun tidak berani menyentuh atau berbicara keras-keras mengenainya.

Sebuah pesan masuk dan itu Jimin

"dimana kau?"

"diperpustakaan"

"bisa keluar tidak? aku tidak suka jika harus kesana dan tidak bisa bicara denganmu. Penjaga perpustakaan itu sangat menyebalkan".

Suzy dengan semangat beranjak dari kursinya dan keluar menemui Jimin yang sudah berdiri dan saat Suzy menghampirinya ia sudah menusukkan sedotan untuk susu strawberry buat Suzy.

"gomawo", Suzy menyesapnya, "ada apa?".

"tidak apa-apa. Aku hanya ingin menemanimu. Kemarin-kemarin kita sulit bertemu karena masa trainingku sudah dimulai. Mommy sudah memberikan izin lebih cepat tapi aku selalu memikirkan keadaanmu disekolah".

Mereka berdua berjalan bersama menyusuri koridor sekolah.

Suzy tersenyum, "apa yang harus difikirkan? aku baik-baik saja", Suzy berbohong.

"jangan membohongiku", Jimin mengacak-acak rambut Suzy, "kehilangan sahabat bukanlah hal yang mudah bukan? aku mengerti".

Suzy hanya diam sembari merapihkan rambutnya dan didalam hatinya ia menyetujui ucapan Jimin.

"sudahlah, kau harus fokus dengan trainingmu. Aku juga akan fokus dengan sekolahku disini. Dengan tidak adanya dirimu, aku selalu menyelesaikan tugasku tepat waktu", ucap Suzy bangga.

Jimin tiba-tiba berhenti dan menghadap Suzy, "Lee Suzy, maukah kau berkencan denganku?".

Suzy terkejut dan merasa seperti tidak bisa bernafas. Ia tidak mengerti dengan jantungnya, mengapa berdetak dengan cepat. Ia pun tidak dapat menatap wajah Jimin.

"ah sudahlah kalau kau tidak mau. Aku tidak memaksamu", Jimin kesal karena Suzy hanya diam saja. Saat ia akan jalan lagi Suzy dengan cepat menangkap tangannya.

"aku mau".

***

avataravatar
Next chapter