19 CHAPTER V

Berita dengan cepat menyebar seperti sebuah virus di Shinhwa. Bahkan terpampang foto dimana Suzy ditangkap para petugas. Suzy sangat terkejut saat Jennifer seperti biasa meledeknya dan memberitahukan Suzy diomongi di group chat lalu fotonya disebar.

Suzy benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. Ia bersembunyi diatap. Berharap tidak ada yang menemukannya walaupun ia tahu bahwa pasti Suga akan kemari namun ia tidak memiliki tempat lain. Ia akan duduk dengan diam tanpa bersuara sehingga Suga pun tidak akan mendengarnya.

Di Bangtan Flowers Room, mereka semua berkumpul dan membicarakan berita itu.

"aku sangat mengenal Suzy, dia bukan perempuan seperti itu", ujar Jimin.

Semua orang setuju, "ya kami juga yakin dia tidak bersalah namun kita harus membuktikannya sendiri", ucap V.

"Aku memiliki akses untuk berbicara kepada orang di mall itu. Kita harus mengecek CCTV", ucap Jimin.

"baiklah. ayo kita lekas pergi", ajak RM.

"tapi ku rasa Suzy sedang terpukul. mungkin sebagian dari kita harus menemaninya di sini", ujar J-hope memperdulikan Suzy yang ia rasa mereka sudah dekat.

"baiklah. Jung Kook, kau ada jadwal setelah sekolah lebih baik kau disini menemani Suzy", ujar Jimin.

"aku juga akan disini", ucap Suga menawarkan diri dan semuanya setuju. Sedangkan yang lain langsung mengikuti Jimin untuk pergi.

"ayo kita cari Suzy", ajak Jung Kook.

Suga dan Jung Kook mencari Suzy dikelasnya namun ia tidak ada padahal jam pelajaran akan berlangsung sebentar lagi, dikantin juga tidak ada, mereka berpisah dan mencari Suzy di perpustakaan, lab, ruang musik, bioskop mini, taman, kolam renang, dan dimana-mana namun ia tidak ada.

Mereka kelelahan dan membeli minuman disalah satu mesin minuman.

"apa kita telfon ahjumma?", tanya Jung Kook sudah menyerah.

"jangan. hubungan mereka sedang tidak baik", Suga mengingat cerita Jimin tadi.

Tiba-tiba Suga mengingat atap tempat mereka pernah bertemu, "kurasa aku tahu dimana Suzy".

Benar saja dugaan Suga, Suzy sedang duduk memeluk lututnya disudut diatap yang menyembunyikan dirinya. Bukan ditempat Suga biasa tertidur.

"kenapa kalian kesini?", tanya Suzy terkejut melihat dua orang yang jarang sekali mengobrol dengannya itu.

"ini buatmu", Suga menyodorkan sebotol kaleng soda yang tadi ia beli sebelum ia kemari, Suzy menerimanya dan meminumnya.

Jung Kook memperhatikan bahwa mata Suzy membengkak dan merah. Wanita itu terlalu banyak menangis. Ia mengerti, dibully satu sekolah karena hal memalukan bukan hal yang mudah untuk anak seumuran mereka. Apalagi disaat Suzy tidak bersalah namun semua orang menyalahkannya.

Suga dan Jung Kook duduk dikiri kanan Suzy. Mereka ikut bersandar.

"terima kasih telah kemari", ucap Suzy sembari menunduk, "dari semua orang, kalian yang mencariku", suaranya bergetar.

"Jimin hyung sudah menceritakannya dan kami percaya bahwa kau bukan orang seperti itu", ujar Jung Kook menatapnya dengan lekat, "walaupun kita tidak dekat tapi aku tahu mana orang yang pembohong mana yang jujur".

"gomawo Jung Kook. Ku fikir kau tidak menyukaiku", ujarnya tersenyum, membuat matanya semakin sipit.

"dia tidak menyukai semua perempuan", sahut Suga dan mereka tertawa.

"hyuungg aku suka IU, jangan bilang aku begitu nanti orang fikir aku homo", gumamnya kesal.

Suzy bersyukur dan lagi-lagi merasa bersalah karena pernah membenci Bangtan Flowers. Ia berusaha untuk menghindari mereka tetapi mengapa merekalah yang selalu datang menolongnya disaat semua orang membencinya. Terutama Park Ji Min.

Ia mengingat ucapan dan perlakuan Jimin tadi malam. Ia menemani Suzy sepanjang malam dan mengantar Suzy hingga ke kamarnya untuk tidur.

"Jimin, RM, J-hope, V dan Jin sedang menyelidiki CCTV disana. Jadi kau berdoa saja akan ada hasilnya yang membuktikan bahwa kau tidak bersalah", ujar Suga.

Suzy lagi-lagi merasa bahwa mereka adalah penyelamatnya, "baiklah aku akan berdoa. Terima kasih", ucapnya merasa sangat bersyukur.

Jung Kook menggenggam tangan Suzy. Untuk pertama kalinya ia merasa ingin melindungi seseorang yang bukan berasal dari Bangtan Flowers. Suzy membalasnya. Ia merasa lebih kuat dengan adanya mereka berdua dan juga usaha bantuan dari yang lain.

"sudah jangan menangis terus. Pipimu sudah seperti babi, bengkak dan merah hahaha", ucap Suga disambut dengan tawa Jung Kook dan Suzy terkekeh malu dan menutup wajahnya.

Setelah berkutat dan juga beradu argumen, akhirnya pihak Jimin CS dapat mengakses CCTV. Para petugas mall sangat terkejut bahwa anak konglomerat seperti Jimin ternyata teman seseorang yang mereka anggap pencuri kemarin.

"Sudah kuduga!!!", ucap Jimin saat melihat sesuatu seperti dugaannya.

Semua orang benar-benar terkejut bahkan para petugas keamanan. Mereka berkali-kali merewind dan menzoom adegan itu.

"KALIAN INI TOLOL YA?! BEGINI SAJA KALIAN TIDAK TAHU!", bentak Jimin, teman-temannya sudah angkat tangan jika Jimin sudah memaki orang apalagi untuk kesalahan fatal, "BENAR-BENAR TIDAK BECUS. MATA KALIAN DIMANA? HA? KALIAN FIKIR PERLAKUAN KALIAN TIDAK BERDAMPAK APA-APA?".

"maaf tuan muda. kami benar-benar meminta maaf", ketiga petugas tersebut membungkuk dan meminta maaf.

"PANGGIL BOS KALIAN SEKARANG JUGA DAN HUBUNGI ORANG INI!!!!! SAYA AKAN MENUNTUT KALIAN!!!", teriak Jimin dan semua petugas itu berlari keluar ruangan.

V menepuk pundak Jimin, Ia benar-benar bingung bagaimana menenangkan Jimin. Sekarang Jimin menghubungi Mommynya dan mengatakan semuanya.

"ibuku akan kemari. ayo kita tunggu diluar".

Sekitar dua puluh menit kemudian, Madam Jane datang dengan body guardnya. Ia sangat kecewa atas tindakan mall mewah ini. Ia juga merasa bersalah karena tidak teliti saat itu. Ia sudah panik dan tidak ingin jika Suzy dipenjara. Ia berfikir mungkin Suzy khilaf sehingga ia akan membiarkan hal itu dan membuatnya jera namun ternyata saat ia melihat video CCTV, ia hanya bisa terkejut dan mengomel kepada manajer mall yang meminta maaf berkali-kali.

Orang divideo itu datang bersama ayah dan pengacaranya. Orang itu adalah Si Young yang tertangkap kamera tersembunyi sedang menaruh anting ditas Suzy dengan sangat hati-hati padahal ada pelayan didepannya namun ia begitu cekatan sehinga pelayan tersebut tidak tahu gerakannya.

Si Young terkejut karena ia merasa sudah mengecek seluruh area toko itu dan tidak tahu selain CCTV yang terlihat, mereka ternyata punya kamera tersembunyi. Sehingga saat CCTV dari kamera biasa diplay, tidak bisa terlihat.

Namun RM yang begitu handal masalah gadget, ia melihat ada beberapa titik dimana tidak mungkin tidak ada kamera tersembunyi.

Ayah Si Young benar-benar malu akan perbuatan anaknya itu. Ia habis berdiskusi dengan pengacaranya lalu ia meminta maaf dengan sangat amat menyesal. Namun Madam Jane tidak berjanji, ia harus berbicara dengan pihak Suzy dan ibunya.

Si Young menangis tanpa suara. Didepan lelaki pujaannya tipuannya terbongkar. Ia tidak tahu wajahnya mau ditaruh dimana.

"hei Si Young!!", panggil Jimin saat orang tua mereka pergi untuk berbicara, membuat Si Young menatapnya karena terkejut akhirnya lelaki ith memanggil namanya, "kau fikir dengan begini kau akan mengalahkan Suzy?".

Si Young menahan nafas.

"kau fikir dengan dirimu mengoperasi seluruh wajahmu membuat aku tidak mengenalimu?", Jimin membungkukan tubuhnya dan menatap Si Young dengan sangat tajam, "kau orang yang sangat menyedihkan. Membuatku trauma akan sekolah dan sekarang kau membuat Suzy juga trauma".

"apa maksudmu Jimin?", suara Si Young bergetar dan ia takut akan ucapan Jimin yang membuat teman-temannya juga terdiam.

"aku ingat siapa dirimu hanya dengan mencium bau busukmu. kau perempuan yang tega mengambil barang-barangku untuk kau koleksi dan kau juga mengunciku agar bisa berduaan denganmu lalu...", Jimin mengingat kenangan yang sangat ia benci, "kau perempuan yang selalu mengejarku dengan surat cinta menjijikanmu itu".

RM dan yang lain mengingat semuanya dan tidak menyangka perempuan dihadapannya adalah orang yang Jimin benci namun Jimin tidak pernah mengungkapkan siapa perempuan itu.

"ku fikir kau mengoperasi plastik otak dan hatimu juga namun ternyata tidak. Kau begitu menyedihkan".

"STOP JIMIN STOP!!!", Si Young menutup telinganya, "teganya kau Park Ji Min. Aku benar-benar mencintaimu. kau bilang kau ingin perempuan cantik, kau bilang kau ingin perempuan pintar, baik dan aku sudah berusaha hingga sekarang. aku selalu memberikanmu apapun yang bisa ku lakukan tapi kau tidak pernah melihatku bahkan kau selalu membuangku", Si Young menangis, "apa bagusnya Suzy? dia hanya orang miskin, dia perempuan naif dan dia selalu kasar denganmu. Tapi kau lebih memilihnya daripada aku yang sudah sangat berusaha untukmu", Si Young menutup wajahnya dan merasa sangat malu dihadapan Jimin berserta teman-temannya.

"ya memang dia bukanlah siapa-siapa. tapi hatinya begitu cantik melebihi perempuan-perempuan plastik sepertimu", Jimin beranjak dari tempatnya dan pergi diikuti teman-temannya yang tidak percaya ada perempuan semaniak Si Young.

Jimin sampai di Bangtan Flowers setelah menerima pesan bahwa Suga dan Jung Kook membawa Suzy kesini. Jimin mencarinya dan melihatnya sedang tertidur disofa yang memang bisa dijadikan mini bed.

Jimin menyentuh rambut Suzy yang terbangun, "Jiminie", ucap Suzy lalu ia bangun dan memeluk Jimin. Ia menangis dan bersyukur karena Ia sudah diberitahu kebenarannya melalui Jung Kook dan Suga bahwa bukti sudah ditemukan dan ia tidak perlu khawatir lagi.

Ia menangis dipundak Jimin yang mengelus kepalanya dan mengendus pundak Suzy dengan sangat erat. Jimin benar-benar tidak ingin melihat Suzy tersakiti oleh siapapun bahkan dirinya sendiri.

"sudah jangan bersedih lagi. ada aku disini", bisik Jimin menenangkan Suzy.

Bangtan Flowers meninggalkan mereka berdua memiliki waktunya sendiri.

Mereka melepas pelukannya. Jimin menghapus air mata dipipi Suzy.

"terima kasih Jimin. aku sangat bersyukur memilikimu. terima kasih", ucap Suzy.

"sudahlah, kau pantas mendapatkan semua ini. Sudah ya, aku sangat lelah hari ini mengamuk dengan semua orang", ucap Jimin dan mereka berdua terkekeh lalu Suzy menggeser duduknya agar Jimin tidak duduk dibawah dan duduk disebelahnya.

Suzy tidak menyangka Jimin melakukan hal ini untuknya. Ia semakin merasa aman ada disisinya. Suzy tidak menyadari bahwa semakin lama pintu hatinya terbuka untuk Jimin.

Mereka berdua beristirahat dan menyandar satu sama lain. Jimin menggenggam tangan Suzy dengan erat.

***

avataravatar
Next chapter