17 CHAPTER III

Jimin sedang lari pagi dipinggir pantai. Semua teman-temannya termasuk Suzy dan Hye Soo belum ada yang bangun karena semalam, walaupun Suzy tidak menyelesaikan party, semuanya bersenang-senang hingga larut dan beranjak tidur dengan sangat kelelahan.

Namun pagi ini Jimin tidak ingin melewatkan waktunya untuk menghirup udara segar. Sebelum ia akan bertemu lagi dengan hari senin dan berbosan-bosan ria di sekolah maupun dirumah.

Jimin juga tetap harus menjaga staminanya agar saat ia menjalani training nanti ia akan bugar dan banyak latihan agar skillnya semakin matang.

Selain tampan dan juga atletis Jimin memang mahir menari dan menyanyi sejak kecil. Di Shinhwa, ia tidak pernah melewatkan sekalipun latihan club menari. Ia bisa berbagai macam jenis tarian termasuk balet. Namun, ia tidak ingin debut sendirian karena ia tahu bahwa teman-temannya semuanya memiliki bakat masing-masing.

RM mahir membuat lagu. Karyanya memiliki begitu arti yang sangat dalam. Ia pandai membuat rangkaian kata menjadi hal yang indah maupun menusuk. Ia juga adalah rapper underground. Ia sering tampil tanpa Bangtan Flowers namun karena ia tampan dan juga pintar disekolah lalu ia adalah cucu kesayangan dari salah satu pendiri Shinhwa, ia membantu bisnis sekolah menjadi brand ambassador dan konsen dibidang modeling seperti Jimin.

Jin, ia memiliki suara yang merdu dan wajah yang tampan. Anehnya adalah walaupun ia suka makan, ia sangat pintar menjaga berat badannya. Ia tidak kenal lelah ketika berolahraga.

Suga, ia adalah dewa alat musik di Shinhwa. Auranya akan berbeda ketika ia tampil. Ia akan terlihat sangat menonjol dari biasanya. Alat musik adalah hidupnya. Ia mahir membuat melodi.

V itu memiliki visual yang sangat sempurna saat ia berada didepan kamera. Ketika ia mulai bergabung menjadi brand ambassador Shinhwa, sekolah itu semakin ngetop. Bahkan banyak anak perempuan yang nilainya naik karena berharap bisa diterima di sekolah Shinhwa dan mengenal V. Selain visual, V memiliki suara yang sangat khas ketika ia bernyanyi.

Jung Kook adalah lelaki yang unik. Ia sangat tampan namun ia paling tidak suka jika berinteraksi dengan perempuan. Ia menghabiskan waktunya dengan Bangtan Flowers dan berlatih menari maupun bernyanyi. Jimin selalu mendukungnya. Walaupun dari awal ia sudah paket lengkap dan ditawari banyak perusahaan terkenal, tapi Jung Kook sangat mencintai Bangtan Flowers dan tidak ingin debut tanpa sahabatnya.

J-hope yang sangat ceria itu juga adalah rapper yang handal. Ia juga mahir menari. Ia sering bertukar gaya dengan Jimin dan berlatih bersama.

Mereka semua memiliki mimpi itu ketika mereka semua sedang bermain bersama saat mereka masih duduk disekolah dasar. Pada saat itu ada sebuah konser yaitu westlife, konser itu sangat megah sehingga mereka semua sangat terpukau.

Diam-diam tanpa sharing mereka mempelajari skill masing-masing lalu mereka sangat terkejut ketika ada sebuah perlombaan menyanyi saat mereka SMP, mereka ikut serta untuk bertaruh, siapa yang akan menang akan menjadi raja selama sebulan.

Pada saat itu mereka berusaha dengan keras walaupun pada akhirnya RM lah pemenangnya. Namun mereka semua saling mengakui bahwa penampilan mereka saling memukau dan mereka fikir, mereka harus menjadi satu untuk lebih baik lagi.

Semenjak itu muncullah Bangtan Flowers sebagai nama mereka. Ketika keluarga mereka mengetahui hal tersebut, Jimin sebagai keluarga utama yang memiliki akses paling besar disekolah mendukung sangat tinggi atas minat mereka. Dan mulai saat itu, mereka memulai karir di ranah modeling terlebih dahulu karena mereka terkenal dengan ketampanan mereka.

Akhirnya bulan lalu mereka ditawarkan sebuah agency untuk menjadi trainee dan debut bersama. Agency itu memang tidak begitu terkenal namun CEOnya dapat membuat RM, Jimin dan kawan-kawan memiliki tekad untuk sukses dari 0.

Jimin sangat bersemangat akan hal itu. Sehingga ia harus mulai berlatih dirumah seperti kata RM.

Jimin berlari melewati seorang nenek-nenek yang berjualan aksesoris. Ia berhenti dan tertarik dengan sebuah anting. Anting itu bulat dengan hiasan batu tergantung. modelnya sangat unik dan semuanya berwarna silver.

"ini tidak akan luntur karena aku hanya punya satu pasang dan terbuat dari perak yang bagus. memang bukan emas namun aku dapat menjaminnya bahwa kau tidak akan menemukan modelnya dimanapun", ujar sang nenek itu.

"baiklah, aku ambil ini tapi aku akan kembali lagi untuk membayarnya karena aku tidak membawa uang", ujar Jimin dan nenek itu langsung memasukkan anting itu ke sebuah kotak dan memberikannya kepada Jimin dengan tersenyum.

"terima kasih", Jimin langsung berlari menuru Villa nya kembali. Selang beberapa menit, Ia kembali ke tempat dimana nenek itu berada namun ia kehilangan nenek tersebut. Ia mencari-cari namun tidak ketemu hingga matahari sudah lebih naik dan Jimin pun sudah kelelahan sehingga ia lebih baik kembali ke Villanya lagi.

Jimin langsung ke area restaurant. Suzy terkejut melihat Jimin basah karena keringat. Laki-laki itu mengenakan baju putih lengan buntung yang memperlihatkan bagian samping badannya dan juga lengannya yang kekar. Suzy jadi ingat bagaimana saat Jimin tidur tanpa baju.

Suzy merasa darahnya merambat ke daerah pipinya yang pasti sekarang sudah merah karena melihat Jimin. Rambut Grey Jimin lepek dan memberikan kesan bahwa Jimin sangat lelah.

Jimin menghampiri meja dimana Suzy sedang makan. Ia melihat piring wanita itu sudah setengah habis. Ia senang melihat Suzy sarapan dengan lahap. Saat Jimin duduk disampingnya, Suzy menggeser gelas untuk Jimin tanpa memandang Jimin.

"gomawo", bisik Jimin sekaligus ia memperhatikan telinga Suzy, Sembari meminum air putihnya ia meraba telinga Suzy untuk mengecek apakah ada tindikan atau tidak namun Suzy menghindar dengan gerakan yang sangat jelas.

"apa yang kau lakukan?", Suzy merasa merinding saat jari Jimin meraba telinganya.

Jimin memberikan sebuah kotak kepada Suzy. Ia membukanya dan takjub dengan anting itu. Sangat cantik.

Jimin mengambilnya dan memakaikan ke telinga Suzy sebelah kanan lalu membuat Suzy menghadap ke arahnya lalu memakaikannya lagi yang disebelah Kiri.

Suzy sangat berdebar, ia hanya diam.

"wow sangat cocok untukmu", ujar Jimin lalu ia pergi meninggalkan Suzy.

Hye Soo dan Jin memujinya, begitu juga dengan yang lain. Ternyata mereka semua memperhatikan bagaimana Jimin memakaikan anting-anting tersebut termasuk V dan Eun Hye.

"aku tidak menyangka seorang yang memiliki temperamen tinggi bisa menjadi sweet denganmu Lee Suzy", ujar Eun Hye tersenyum sangat senang.

Entah ini hanya perasaan Suzy saja atau memang V sengaja membuang muka dan melanjutkan bicara dengan Eun Hye tanpa memberikan respon apapun kepada Suzy.

Hari ini sebelum mereka semua pulang, mereka akan berenang bersama disalah satu kolam renang yang ada di Villa ini untuk mengakhiri liburan singkat ini.

Suzy kesana mengenakan dress bunga-bunga berwarna kuning yang ternyata saat ia melihat Jimin, baju mereka terlihat seperti couple. Ia ingin memutar balik namun J-hope menyapanya dan menariknya untuk lebih dekat dengan yang lain termasuk Jimin.

Jimin senang karena anting itu masih menyantol ditelinga Suzy yang terlihat semakin cantik. Ia beruntung bertemu nenek ajaib itu. Ditambah lagi baju mereka berdua sangatlah serasi saat ini.

Jimin memberikan segelas jus jeruk untuk Suzy yang menerimanya dengan gugup. Jimin meraih tangan Suzy dan membawanya ke tempat yang agak lebih sepi dibawah pohon kelapa.

"waeyo?", tanya Suzy sembari berjaga-jaga apabila Jimin melakukan hal yang dulu lagi, ah sial! Suzy memerah lagi mengingat mereka pernah berciuman walaupun dengan paksaan.

"kenapa pipimu?", Jimin meletakkan tangannya didahi Suzy yang tidak terasa panas, "kenapa pipimu memerah tapi kau tidak demam ya", ujarnya bingung.

Suzy melepasknya tangan Jimin dengan pelan namun Jimin menggenggamnya, "biarkan aku sebentar saja", ucap Jimin dan ia menikmati pemandangan.

Suzy merasakan tangannya begitu hangat saat digenggam oleh Jimin. Suzy mengingat-ingat beberapa hari bersama Jimin. Walaupun menyebalkan tetapi Jimin memiliki sisi yang hanya Suzy yang merasakan.

"Jimin. bolehkah aku bertanya?".

Jimin mengangguk.

"sebenarnya, kenapa kau tidak suka saat perempuan-perempuan disekolah menyukaimu?".

Jimin mengingat bahwa Lee Suzy berteman dengan perempuan aneh itu.

"tidak ada alasan khusus. Aku hanya tidak suka mereka menyukaiku karena semua yang aku miliki".

'lagi-lagi ia menyebalkan', dalam hati Suzy.

"aku tidak bisa tahu mana yang tulus dari mereka", lanjut Jimin, "mereka semua sama. Mengejarku terus menerus. Apa kau ingat dulu saat SMP aku pernah takut masuk sekolah?".

Suzy mengingat kejadian itu karena Jimin menangis-nangis dan kabur meminta perlindungan kepada Eomma agar ia tidak dipaksa sekolah.

Suzy mengangguk.

Jimin memainkan telapak tangan Suzy dengan jarinya agar ia tidak gugup, "aku takut karena ada perempuan yang sangat terobsesi denganku. Ia tidak hanya menyukaiku tapi ia berani menyakitiku karena aku tidak membalas kadonya maupun sapaannya. Pada saat itu aku masih takit untuk bercerita. Dan kau tahu? bukan hanya satu perempuan, namun ada banyak"

Suzy sangat terkejut. Ia dulu berfikir Jimin tidak mau sekolah karena Jimin anak pemalas.

"tetapi saat aku mulai kelas 3 SMP, aku sudah bisa bela diri. Aku memang menjadi galak, menjadi kasar tapi itu semua agar mereka tidak mengejarku lagi hahaha", Jimin terkekeh namun sebenarnya ia menahan air matanya agar tidak jatuh. Ia sangat membenci kenangan itu.

Tiba-tiba Suzy memeluknya dengan erat, Ia amat bersalah ternyata selama ini ia sudah salah sangka. Suzy menangis, "mianhae Jimin", ucapnya disela-sela isak tangisnya.

Jimin tertegun, ia tidak menduga Suzy akan memeluknya. Ia fikir wanita ini akan menertawakannya karena Jihyun maupun yang lain selalu menertawakan kenangan Jimin. Memang selama ini tidak ada yang mengerti bahwa memiliki perempuan-perempuan yang terobsesi dengannya adalah hal yang menyeramkan.

"Jimin, aku minta maaf karena membencimu selama ini karena kau sangat kasar. tapi aku tidak tahu bahwa sebenarnya kau takut", Suzy melepas pelukannya dan mengusap air matanya dibantu dengan Jimin, "izinkan aku memperbaiki perasaanku tapi jujur Jimin, aku belum menyukaimu tapi", Suzy menelan rasa pahitnya, "bisakah kita berteman lagi?", tanya Suzy, ia melihat mata coklat Jimin.

Jimin mengangguk, walaupun ia sedih karena ia tahu bahwa Suzy belum menyukainya.

"baiklah. Kau pasti akan menyukaiku nanti", ucap Jimin sangat percaya diri membuat Suzy terkekeh. Jimin tetap menggenggam tangan Suzy.

'maafkan aku Jimin', Suzy membatin.

***

avataravatar
Next chapter