Semua orang sudah berkumpul dengan pakaian serba hitam dan setangkai bunga mawar berwarna putih di tangan mereka.
Kepergian Tuan Benjamin menjadi pukulan bagi Elang Hitam saat ini. Mereka harus melepas sang pemimpin disaat perang antar kelompok sedang sangat panas.
Bambang sebagai pewaris satu-satunya jabatan dari sang ayah, mau tidak mau harus kembali mengambil alih posisi itu setelah sekian lama ia meninggalkannya.
Putri menggengam lembut tangan Bambang, mencoba menguatkan suaminya itu.
"Bams, Melody datang," bisik Putri yang langsung membuat Bambang mengalihkan pandangannya ke arah tatapan mata Putri berada.
Melody dengan wajah pucat dan mata bengkak, berjalan menghampirinya didampingi oleh suaminya--Paijo.
"Bams," panggil Melody pelan.
Bambang hanya tersenyum tipis.
"Dia udah tua, emang udah waktunya buat mati, gak usah terlalu ditangisi!" seru Bambang dengan santainya.
Melody merengut. Ingin sekali ia menoyor kepala saudara kembarnya itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com