"Jadinya ini kita nemuin sekutu kita dulu, apa langsung ke Abizair?" tanya Erick tidak sabaran. Sedari tadi pria itu mondar-mandir di dekat jendela ruang tengah, sambil sesekali melirik Bambang.
"Sabar Rick, jangan gegabah! Biarin Bambang mikir dulu!" sela Ronald.
"Ini masalahnya malem minggu, jadi kalau kita jadi nyerang mereka kan gue bisa ngabarin Sofia! Kalo gak jadi, gue mau cabut sekarang!"
Semua orang langsung menatap Erick dengan tatapan tajam.
"Pikiran lo dari tadi ke situ? Seriusan Rick? Gak nyangka gue!" pekik Bagus dengan tatapan nanar.
"Jomlo diem lo! Lo kan gak punya pasangan, jadi cuek aja masalah malem minggu!" sahut Erick cepat.
Ronald yang mendengar ucapan Erick, langsung terkekeh pelan. Namun, ia menutup rapat-rapat mulutnya saat melihat Bagus tengah melotot tajam ke arahnya.
"Nggak usah ngajak gue ribut lo Rick, gue suka sensi kalo menyangkut pasangan!" geram Bagus.
Bambang yang tengah membaca beberapa email, langsung menghela napas berat.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com