webnovel

Bab 2 * Pendekatan*

Danes segera membeli beberapa makanan dan minuman di warung yang ada di depan Klinik. Dia juga memetik bunga mawar yang ada di halaman Klinik dengan meminta izin kepada petugas keamanan. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, dia segera kembali ke ruangan rawat inap Bu Resty. Dengan langkah yang di percepat, dia merasa percaya diri jika niatnya mendekati Clarissa akan berhasil. Hanya butuh waktu beberapa menit saja, dia telah sampai di ruangan Bu Resty.

Clarissa yang melihat Danes membawa satu kantong plastik besar, sampai menggelengkan kepala karena dia merasa makanan yang di beli oleh Danes berlebihan. Sedangkan Danes selalu tersenyum kepadanya dengan tangan yang satu menyingkur ke belakang dan yang satunya lagi membawa kantong makanan itu. Sebelum dia duduk mendekati Clarissa, dia berbicara manis dengan kata-kata gombalnya.

"Clarissa, Kamu tau nggak, tadi itu aku menemukan sesuatu yang sangat indah. Benda itu, sangatlah cantik, enak di pandang, harum lagi. Kamu tau nggak, aku menemukan apa? " dengan tatapan menggoda, Danes mengeluarkan kata-katanya.

Sedangkan Clarissa hanya terdiam sambil menggelengkan kepalanya karena merasa bingung dengan apa yang di ucapkan oleh Danes.

"Kamu buka tanganmu sekarang ya, aku akan berikan benda itu sama kamu. Pasti kamu menyukainya, " ucap Danes tanpa basa basi.

Seketika Clarissa menuruti ucapan Danes dan menyodorkan telapak tangannya di hadapan Danes dengan tatapan yang penasaran. Sedangkan Danes, masih dengan senyuman manisnya yang dapat memikat setiap wanita. Sementara makanan yang dia beli juga masih ada di tangannya.

"Ini bunga mawar pink untukmu Clarissa. Kamu pasti sangat menyukainya. Kamu suka dengan warna pink kan? " tanya Danes dengan meletakkan bunga itu di telapak tangannya.

Clarissa tersenyum bahagia. Dalam hatinya mulai menyimpan rasa kepada Danes begitu juga dengan Bu Resty yang bahagia jika putrinya akan segera menikah karena memang umurnya yang sudah waktunya berkeluarga. Sementara yang ada di pikiran Clarissa hanyalah sebuah pertanyaan apakah mungkin Danes adalah jodohnya yang secara tiba-tiba hadir tanpa pengenalan yang lama? Di dalam hatinya terus bertanya-tanya hal seperti itu dan ingin memastikan jika nantinya Danes mengutarakan perasaannya kepadanya, berarti memang Danes adalah jodohnya seperti di cerita-cerita.

Sedangkan di dalam hati Danes merasa bahagia karena misi pendekatannya berhasil. Dia percaya diri jika Clarissa memang benar-benar menyukainya. Yang ada di dalam pikirannya hanyalah hidup enak dan serba mewah. Bahkan, dia tidak ingin mengulur waktu untuk menikahi Clarissa. Akhirnya dia memberanikan diri malam ini juga dan berbeda dari yang lain, jika orang berpacaran saat hendak ingin menikah melalui proses yang cukup panjang, tetapi bagi Danes, uang adalah segalanya. Lebih cepat akan lebih baik. Dia akan mengutarakan perasaannya malam ini juga di hadapan Ibunya yang masih terbaring lemah. Dengan mengatur nafas, Danes memulai merangkai kata-katanya.

"Clarissa, aku ingin mengenalmu lebih jauh. Kamu lihat diriku kan, umurku sudah dewasa dan kita memang sudah sama-sama dewasa. Sejak pertama kali kita bertemu, aku merasakan ada hal yang membuatku tertarik dan ingin mengenalmu lebih jauh lagi. Di hadapan Ibu kamu, aku ingin melamarmu. Saat ini dan detik ini juga, " ucap Danes yang langsung berbicara tanpa basa-basi. Tekadnya memang begitu luar biasa. Ambisi ingin menguasai harta yang bukan haknya pun sangat luar biasa semangatnya.

Mendengar perkataan Danes, Clarissa merasa terkejut karena apa yang tadi dia pikirkan ternyata memang di ucapkan Danes juga bahkan dia berucap melamarnya di hadapan Ibunya. Sedangkan Bu Resty sampai terharu mendengar perkataan Danes yang langsung melamar.

"Danes, apa ini tidak terlalu cepat ya? Kita kan baru saja kenal, " tanya Clarissa sekedar memastikan.

"Tidak lah Clarissa, kita bisa berkenalan jika kita sudah menikah nanti. Aku yakin, jika kamu adalah wanita yang baik. "

Clarissa merasa jika ucapan Danes memang benar-benar serius. Yang tadinya dia akan mengerjakan berkas untuk presentase besok, akhirnya dia menunda karena dia merasa bahwa malam ini adalah malam yang spesial sekaligus menyedihkan karena Ibunya kecelakaan. Clarissa juga merasa jika dia baru merasakan jatuh cinta untuk yang pertama kali. Akhirnya, setelah di pikir-pikir kembali, Clarissa mau menerima Danes untuk menjadi suaminya.

Betapa lega dan bahagianya hati Bu Resti bahwa anak semata wayangnya akan menikah juga. Dia berencana menikahkan Clarissa dalam waktu dekat minggu ini meski kakinya belum sembuh. Karena nantinya yang akan mengurus semuanya adalah teman-teman Clarissa ataupun asisten rumah tangganya. Mendengar ucapan Bu Resty, membuat Danes bertambah bahagia. Karena semua yang di idamkan akan menjadi miliknya.

Setelah salah satu Dokter yang akan memeriksa kembali kondisi kaki Bu Resty, semuanya langsung mengakhiri pembicaraan sedangkan Clarissa dan Danes, saling memandang dengan senyuman yang hangat. Namun, ketika Dokter telah usai memeriksa dan mendengar kondisinya sudah membaik, Danes mengajak Clarissa untuk berbicara di luar ruangan. Dengan segera Clarissa mengikuti langkah Danes yang sebelumnya sudah meminta izin kepada Ibunya.

"Danes, kamu mau berbicara apa sih, kok sampai di luar ruangan segala, " tanya Clarissa yang penasaran.

"Gini Clarissa, aku ingin bertanya kepadamu sekali lagi, apakah kamu tidak malu, jika mendapatkan suami yang pekerjaannya hanya sebagai buruh pabrik, sedangkan dirimu adalah bos besar? " tanya Danes yang sekedar basa-basi untuk menguatkan kepercayaan Clarissa jika dirinya bahwa orang yang baik.

"Tidak kok, justru aku senang loh, bisa merasakan cinta pertama saat ini. Sebelumnya aku belum pernah pacaran. Ada banyak sih, yang menyatakan cinta padaku, namun mereka selalu mundur dan hilang tanpa kabar setelah aku menceritakan pekerjaanku kepada mereka. Aku juga tidak tau kenapa alasan mereka meninggalkan tanpa kabar. Semenjak itu, aku menjadi trauma ingin berkenalan dengan laki-laki, " balas Clarissa dengan menjelaskan alasannya kepada Danes kenapa sampai sekarang dia belum juga menikah.

Mendengar perkataan Clarissa, Danes hanya tersenyum karena dia menemukan mangsa yang tepat karena menurutnya pasti nantinya jika sudah menjadi istrinya, dengan mudah bisa memindah alihkan hartanya Clarissa menjadi miliknya. Setelah di rasa sudah cukup malam, Clarissa memutuskan untuk meminta izin kepada Danes karena memang malam ini niatnya mau lembur untuk mengerjakan berkas yang akan dia presentasekan untuk besok.

Melihat Clarissa yang bekerja keras duduk menatap layar monitor di lantai, membuat hati Danes ingin menarik simpatinya lagi dengan ucapan gombalnya. Tujuannya adalah agar Clarissa semakin bertambah yakin jika dirinya adalah lelaki yang baik. Ketika dia berniat ingin duduk di samping Clarissa, tiba-tiba ada seseorang yang berdehem dari belakangnya. Seketika kakinya terhenti ketika mendapati seseorang yang memanggil namanya.

"Danes! Mau pergi kemana kamu? " ucap seseorang yang ada di belakang Danes.

Next chapter