8 8 masalah mendekatkan kami

Panen Raya telah tiba. Sejauh mata memandangi tampaklah hamparan sawah yang menguning.

Bulir bulir padi laksana emas yang berjuntai tertiup angin.

Semua warga kampung bergembira,hasil kerja keras mereka selama enam bulan terbayar sudah.

Hasil panen melimpah.Tak ada gangguan hama seperti tahun tahun sebeleumnya.

Panen kali ini bertepatan dengan libur panjang. 

Aku ikut membantu Ayah di sawah.

Ayah mengajak pak Darso dan Rengga temanku.mereka membantu Ayah memanen tiga petak sawahnya.

Lima hari kemudian Ayah mengantongi uang dua puluh juta dari penjualan gabahnya.

Uang itu sebagian untuk Renovasi rumah.pasang listrik,mengganti atap yang bocor dan dinding kayu kami ganti dengan tembok.

Sekarang rumah kami sudah layak huni.

Warnanya yang dulu kusam berubah jadi biru terang.

Mas parjo ikut membantu menata rumah,dia memang tak pernah belajar soal interior rumah tapi bakatnya sebagai penata interior mengagumkanku.

Sekarang aku naik ke kelas dua.nilai ku lumayan bagus,masuk sepuluh besar.

Toni ke kelas tiga.masih Rangking satu.sobatku itu memang jenius.

Ayah mengajak ku kepusat kota.kami berputar dari pasar hingga ke mall.

Pulangnya ayah mencarter mobil pick up .Barang yang kami beli sangat banyak.Televisi,kulkas ukuran sedang, kasur busa dan berbagai perlengkapan rumah tangga yang terbuat dari plastik.

Ayah membelikan ku pakaian baru beberapa potong,dan juga untuk dirinya.selain itu ia juga membeli ponsel murah untuk dirinya.

Hubunganku  dengan Ayah makin dekat sedekat saat tubuh kami berpelukan  dimalam hari.

Tidurku tak lagi sendiri ada Ayah disampingku.aku berbaring ditubuhnya dan dadanya yang bidang dan keras kujadikan bantal.

Aku bisa mencium bau tubuhnya yang maskulin.

Bagiku pelukan dan kasih sayang Ayah lebih dalam terasa dari pada sex yang cuma terasa nikmat sebentar.

Hari pertamaku dikelas dua. 

Pihak yayasan punya kebijakan Baru.

Sebelumnya siswa laki laki dan perempuan dicampur dalam satu kelas.

Pada tahun ajaran baru ini siswa laki laki dan perempuan dipisahkan.

Di kelas dua ada 8 kelas.kelas 2 satu sampai kelas 2 empat, di isi anak perempuan semua  sedangkan kelas dua lima sampai kelas dua delapan di isi semua siswa laki laki.

Bagiku aturan baru itu tak masalah.

Aku tak begitu suka anak perempuan.

Malah aku senang.ada wajah wajah baru dikelasku, sebelumnya aku tak begitu kenal.

Ada  seorang anak yang mampu mencuri perhatianku,Sani Pramiswa.

Sani berwajah bulat dengan kulit hitam manis.wajahnya ganteng dengan giginya yang putih saat tersenyum.

Tubuhnya juga jangkung seperti aku.

Saat pertama melihatnya hatiku berdebar aneh.

Aku sering salah tingkah bila berada didekatnya.ada perasaan aneh saat pandanganku bertemu matanya

Bangku dikelasku di susun empat lajur.setiap  lajur ada lima  baris bangku sejajar dibelakangnya.dan setiap meja disisi dua bangku untuk dua siswa.

Sani duduk dilajur pertama,dibaris nomor empat.lajur itu berdekatan dengan pintu masuk.

Aku lebih suka memilih lajur ke empat dengan baris terakhir.

AdaTeman sebangkuku Rio.waiahnya lumayan manis dan sedikit pintar.

Selama seminggu aku berusaha melakukan pedekate dengannya.

Tapi ia belum tertarik padaku.

Teman di bangku didepanku,Rafi dan Andi sudah resmi jadian.mereka sering pamer kemesraan didepanku.tak ada rasa sungkan berciuman didepanku. Bahkan ku perhatikan Rafi sering memainkan kontrol andi dengan tangannya.

Aku dan Rio tak punya rasa apa apa. Ingin rasanya aku menyuruh sani pindah kesampingku.

" kamu tau ndak kalau sani itu udah punya pacar "curhatku pada Tio.

" emang knapa. Kamu naksir.ya".

Bagi kami perasaan suka pada sesama lelaki bukanlah sesuatu yang aneh.

Aku menganguk."ndak tau  tuh aku suka aja ama tuh anak .jadi kepikir teruus.

"Kamu lagi jatuh cinta tuh."kata andi ikut menyela." Makanya pedekate."

" aku dah coba. Tapi kayaknya dia ndak suka ama aku."

"Setau ku dia blom punya tuh."kata Tio." Aku kan dulu sekelas denganya"

"Anaknya cuek. Rada sombong gitu emang dia ganteng sih .kamu kan juga  ganteng yu.

" biar ajalah  kalau dia emang ndak suka ama aku ndak apalah.cinta itu ndak bisa dipaksa kok."

Dua minggu berlalu aku mencoba menepis bayangan Sani dari pikiranku. Tapi tetap tak bisa juga.

Suatu kali aku berpapasan dengan sani saat berada di wc.ia sedang kencing di salah satu Urinoir.suasana sepi tak ada anak lain selain kami berdua.

Ia memandangku dan tersenyum.

Senyuman manis dan membuat hatiku berdebar aneh.

Aku berdiri dekat  tempat itu berjarak empat langkah darinya.

Setelah pipis.

Aku pergi ke wastafel dan mencuci mukaku dengan air.

Tiba tiba aku merasa dipeluk seseorang dari belakang.

" aku ingin jadi pacarmu yu" katanya

Aku membalik dan mendapati  sani tersenyum.

" benar. Kemarin kamu cuekin aku "

" aku sengaja yu biar kamu jadi galau.aku juga punya rasa itu padamu."

Sani menarik tanganku untuk memegang penis nya .penris itu masih nongol di celananya.

Besar dan panjang.

Aku menepis tangannya.

" ini simbol jadian kita "katanya.

Ia lalu menarik risleting  celanaku, mengeluarkan penirsku dan memegangnya.

Tiba tiba dari balik pintu wc yang tadinya tertutup bermunculah teman temanku.

" horreee..Bayu dan Sani jadian."kata mereka.

Rio juga muncul di sana,juga ada Andi dan Raffi dan beberapa anak lain teman sekelas sani dulu.

Sani sengaja membuat kejutan untukku.

Anak anak itu mengelilingi kami.

Mereka membentuk lingkaran.

Sani menggengam kontrolku dan aku juga memegang konteolnya.

Kami berdiri berhadapan.

" Bayu Rismanto.. bersediakah engkau menjadi pacarku." Kata sani seperti pendeta yang menikahkan pasangan.

" Bersediakah engkau menjalani hari hari bersamaku.dalam suka dan duka. Dalam susah dan senang."

" Aku bersedia sayang "

Lalu  anak yang tadinya diam bersorak gembira.

" cium ...ciumm ...cium...kata mereka serempak.

Sani melumat bibirku dan aku membalasnya dengan hangat.

Hari hari selanjutnya

Aku  jadi bersemangat untuk datang kesekolah.ada Sani yang kucintai disana.

Tio bersedia pindah tempat duduk. Sekarang ada Sani di sampingku.

Tangannya suka nakal dan selalu merayap di selangkanganku.

                  ***

Pulang dari sekolah aku melihat tiga orang lelaki keluar dari rumahku.

Aku berdiri di halaman depan dengan perasaan curiga.

Naluriku menduga mereka tidak bermaksud baik.

Tampang mereka sangar dengan badan kekar.Tampaknya mereka itu tukang pukul.

Aku masih berdiri disana saat mereka melewatiku.

Ku coba bersikap ramah." Perlu dengan Ayah ya bang. Adakan dirumah."

Seorang Lelaki bermuka codet menatapku tajam, ia lalu berpaling tanpa menjawab apa apa.

Aku mengenal lelaki itu sebagai si Jambrong.dia perusak kampung ini.

Selalu bikin onar dan suka berkata kasar.

Entah kenapa tak ada perasaan takut bertemu dengan mereka.

Saat mereka pergi. Aku bergegas kedalam rumah.

Aku terkejut melihat hidung Ayah berdarah.

" Ayah knapa"tanyaku cemas.

Ayah menatapku seperti memikirkan sesuatu."kamu bertemu mereka tadi".

Aku mengganguk.

" kamu ndak di apa apain kan."

" ndaak  Ayah. Mereka memukul Ayah ya."

Ayah menyeka hidungnya yang berdarah dengan kain 

" ndak yu. Ayah ndak apa apa kok."

Kata Ayah berusaha tenang.

". Ndak apa apa gimana .muka Ayah bengkak gitu.beraninya mereka memukul Ayah".

Aku  geram dengan perlakuan mereka." Ini ndak bisa dibiarkan.mau apa mereka yah"

Ayah menghela napas .

" mereka anak buah Darwo.tiga tahun lalu Ayah berutang padanya."

" Tapi pak Darwo sudah mengambil tanah kita kan."

" iya yu kata mereka itu baru hutangnya saja .bunganya masih ada lima juta lagi."

" kok baru sekarang nagihnya.

" ndak tau mungkin mereka tau Ayah dapat uang banyak  dari hasil panen."

" Brengsek. Dasar rentenir"umpatku.

aku berkacak pinggang .

" kita harus lapor polisi. Mereka ndak bisa seenaknya aja."

" jangan yu".Ayah terlihat cemas. "Mereka malah tambah nekat  nanti.

Besok Ayah ambil tabungan di koperasi".

" Ayah  jangan kasih apapun pada rentenir itu!:.Aku akan kerumah pak kades untuk minta bantuan".

" Bayu jangan" Ayah menarik tanganku." Dengar yu.pak Darwo itu orang nya kejam.Dia bisa mencelakai kita yu."

"Tapi yah. Kita kan bisa melawan.

Kalau perlu aku bisa telpon bang anton dia punya banyak teman di kepolisian".

"Sudah lah yu jangan libatkan orang lain. Biar Ayah  bayar aja.uang hasil panen kemarin masih banyak."

Ayah menarik aku ke pelukannya.

" Ayah ndak ingin mereka mencelakaimu."

"Aku bisa jaga diri yah.aku  kan sudah lama berlatih silat."

"Iya kemampuan kamu kan ndak seberapa dibanding badan mereka yang kekar."

Ayah mempererat pelukannya. "Jangan nekat ya nak.biar Ayah selesaikan masalah ini."

Dia lalu mengajakku kedapur." Kamu pasti udah lapar. Makan yok."

Aku jadii tak berselera untuk makan.

Pikiranku masih tertuju pada si jambrong,preman tengik itu.

Aku cuma duduk  melamun.

"Udahlah yu ndak usah di pikirkan.

Ini urusan Ayah besok Ayah ambil uang dan kasih sama si Darwo itu.

Beres dah masalahnya".

" uang lima juta itu banyak yah.pak 

Darwo itu ndak bisa seenaknya .

Kebun kita sudah di ambilnya apa lagi maunya."

Ayah mendekatiku dan memegang bahu." Bayu.. Ayah mohon kamu jangan bertindak gegabah ya.uang itu ndak seberapa , keselamatan kita lebih penting.uang itu bisa kita cari lagi.

Aku hanya diam. Percuma debat dengan Ayah.Aku akan minta bantuan guru silatku ,pak sobari.

Dan juga teman temanku.

Aku akan bertindak diam diam tanpa sepengetauan Ayah.

Sorenya sekitar jam empat. Aku mendatangi rumah Pak Joko Cahyo Putro, kepala Desa kami yang pro rakyat.Baru dua tahun ini dia terpilih.

Pak Joko sedang beramah tamah dengan beberapa warga kampung.

Aku sempat mengurungkan niatku untuk masuk.tapi Beliau melihatku dan menyuruhku masuk.

Pak joko berperawakan kurus dan tinggi. Umurnya sekitar lima puluhan.

Wajahnya mencerminkan pemimpin yang arif dan selalu memperhatikan keadaan warganya.

Berkat usaha beliaulah  warga menikmati hasil panen yang melimpah.

" Ada apa.. Bayu." tanya pak joko.

Ia seperti menangkap kegelisahanku.

Aku jadi ragu untuk bicara.

Pak joko menyuruhku duduk disampingnya." Coba jelaskan sama bapak ya."

" saya minta maaf pak telah menggangu bapak."

Pak Joko mengangguk lalu memberi isyarat padaku untuk melanjutkan.

" Tadi  siang Anak buah pak Darwo mendatangi Rumah kami.mereka meminta Ayah melunasi bunga hutangnya  yang dulu.

Ada lima orang bapak  bapak disana. Mereka diam menyimak perkataanku.

"Padahal pak Darwo itu sudah mengambil kebun kami.

mereka bahkan memukul Ayah dan hidungnya sampai berdarah."

Suasana yang tadinya hening berubah jadi ribut karena kegeraman warga.

Pak joko menghela napas."pak Darwo memang keterlaluan.

" betul pak " kata pak Asep." Tahun lalu dia mengambil sawah saya."

Suasana kembali ribut.

Pak Joko berembuk dengan warga.

Aku hanya  duduk menunggu.

Selang beberapa waktu kemudian.

Pak Joko bicara." Bayu masalah ini biar bapak selesaikan. Kamu pulang saja ya,bilang sama Ayahmu jangan bayar apa apa dulu".

" terima kasih pak "

Aku mencium tangan pak joko.lalu pamit pulang.

Perasaanku jadi lega.langkah kakiku terasa ringan.aku berjalan melewati jalan pintas diantara pematang sawah.

Namun kegembiraanku hanya berlangsung sebentar. 

Jambrong dan dua orang temannya menghadangku.

"Dasar bocah ingusan   nekat juga kau   melaporkan kami pada pak kades."

" iya kalau perlu kulaporkan kalian ke polisi."

"Minta dihajar nih bocah.Ayahmu aja ndak berani melawan kami." Kata salah seorang anak buah jambrong yang bernama Jontar.

Aku memasang kuda kuda.aku sudah diajari pak sobari jurus untuk melawan orang dewasa.

Jadi aku nggak takut sama sekali.

"Jadi kau yang memukul Ayahku " kataku geram .

" haa.. haaa "jambrong  tertawa." Ayah mu tak mau bayar hutang.

Dia pantas diberi pelajaran".

" bajingan kau".

Aku menendang tungkai jambrong dengan sepatu skets.

Jambrong hilang kesimbangan dan terjatuh.dia bangkit dan semakin beringas.

"Bangsat kau menedangku. Awas kau ,kusodomi sampai mampus".

Jambrong melayangkan tinju kearahku, aku berkelit cepat,tinju jambrong hanya mengenai ruang kosong.

Walaupun tenaga jambrong lebih kuat dari ku.tapi aku punya kelincahan dan jurus jurus mematikan.

Aku menendang selangkangan jambrong.sekuat apapun lelaki kalau bagian ini di serang ia pasti akan terkulai.

Jambrong terjerembab,preman tengik itu meringis  menahan sakit.

Melihat jambrong meringis.aku menendang perutnya. Namun aku tampaknya kurang waspada.

Dua teman jambrong meringkusku dari belakang,aku tak fokus pada mereka.akibatnya mereka berhasil mengunci leherku.

Jontar melintir tanganku kebelakang.

Dan satu lagi yang di panggil Amit mencengkram krah bajuku.

Melihat aku dalam posisi terjepit,jambrong melupakan rasa sakitnya.

Ia bangkit dan tertawa terbahak bahak.

"Hhhaaa...haaa..bocah tengil..kini giliranku".

Aku  berusaha meronta. Namun tenaga kedua lelaki itu sungguh kuat.

Jambrong  menamparku.

Aku meringis,menahan sakit.

Tamparan itu tak begitu keras namun tenaga Jambrong  yang begitu kuat membuat pipiku terasa perih.

" bocah ..ini...tampan juga..sayang kalo mukanya rusak..mending di sodomi.."kata Jambrong penuh kemenangan.

'Betul..bos..kita gilir bertiga..".kata Amit yang sedang  memegang aku di sebelah kiri.

Aku bergidik ngeri. tangan Jambrong merayap ke selangkangan.

" Jauhkan tanganmu..setan".teriakku marah ia menarik rislleting celanaku .

Jambrong cuma tertawa.

" oooi lepaskan temanku"

Aku menoleh ke sumber suara.

Aku tersenyum begitu tahu siapa yang datang ,Renggo dan Aris.

Sejenak ketiga orang itu lengah,perhatian mereka tertuju pada  kedua temanku.

Kelengahan mereka tak ku sia siakan.meskipun kedua tanganku ku dipegang kedua orang itu.

Kakiku masih bisa menendang selangkangan jambrong,kali ini dengan kekuatan penuh.

Jambrong  hilang keseimbangan  dan jatuh terlentang.

Renggo dan Aris menyerang kedua teman jambrong secara bersamaan.

Kali  ini pertarungan seimbang satu lawan satu.

Kutendang perut jambrong yang buncit itu.

Ia menjerit kesakitan. Preman yang suka bikin onar itu tak berdaya dihajar remaja tanggung seperti aku.

" Beraninya kau memukul Ayahku " kataku geram.

Aku menendang muka jambrong .

Dia mencoba bangkit namun sebelum itu terjadi aku menendang  lagi wajah jelek itu.

Jambrong menangkis dengan kedua tangannya.

Kutendang selangkangannya untuk mengalihkan tangannya ,ia menjerit.

Kedua tangannya mendekap buah zakarnya yang kesakitan.

Wajah jambrong bebas tanpa terlindung.aku menendang wajah jambrong dengan cepat dan bertubi tubi.

Darah segar mengucur dari hidung dan pipinya.

" cuma segini kemampuanmu.Ayo lawan aku."

Aku makin kalap. Teringat perlakuan jambrong pada Ayah, Aku makin bernapsu menghajarnya.

Namun ada yang menghentikanku.

"Bayu..sudah .hentikan.. kata Renggo sambil menghalangiku.

Ia mendekap pinggangku dari belakang dan menjauhkan aku dari jambrong.

Aku tersadar dari kalapku.

Muka jambrong bengkak dan berlumuran darah.gerigi tapak sepatuku membekas diwajahnya.

"Ya.. tuhan..apa yang kulakukan."

Aku jadi nggak tega melihat   jambrong babak belur begitu.

Pipinya luka,bibirnya bengkak dan hidungnya terus mengucurkan darah.

Aku menyuruh renggo dan Aris mendudukkan Jambrong.

Ku ambil sapu tangan yang ku simpan dicelanaku.

" maafkan aku bang" kataku penuh penyesalan.

Aku mengelap darah yang mengucur dari pipi jambrong. 

Juga bibir dan hidungnya.

Jambrong hanya diam ia tak berusaha menyerangku.

Tampaknya ia terenyuh dengan kebaikanku.

Dia menatapku."abang juga minta maaf  telah memukul Ayahmu."dia pasrah namun tak meringis.

Jambrong menjabat tanganku dan aku memeluknya tulus.

Aku bangkit. Dan memeriksa dompetku.hanya ada selembar uang pecahan lima puluh ribu.

" nggo aku bisa pinjam uangmu."kataku pada Renggo."bang Jambrong harus dibawa ke dokter".

" ngapain repot ngurusi bajingan tengik itu."kata Aris acuh.

'Tinggalkan aja dia."

" ndak bisa gitu Ris. Aku yang melakukannya aku yang harus bertanggung jawab."

"Itu kan salahnya dia yang mulai duluan."

Renggo memberiku uang." Benar dia harus dibawa ke dokter".

Aku memandang kedua teman Jambrong.

"Aku minta maaf  tlah melukainya.

Kalian bisa kan bawa bang Jambrong ke dokter."

Jontar dan Amit berusia lebih muda dari jambrong.  Usia Mereka beda lima tahunan dariku.

Keduanya menganngguk." Kami juga minta maaf."kata jontar.

Aku menjabat tangan mereka bergantian. lalu kuberikan uang seratus ribu untuk biaya ke dokter.

" kamu  mau kemana yu. " tanya renggo.ia lebih tua dua tahun dariku badannya agak gemuk.mukanya bulat dengan rambut poni.sikapnya periang dan suka menolong.

" Aku mau ke padepokan."

" kami juga mau kesana."

Aku berbarengan dengan aris dan renggo pergi ke padepokan

Padepokan itu  tak jauh dari rumahku.sore itu banyak murid yang sedang berlatih.mereka anak sebayaku.

Pak sobari sedang duduk diatas kursi di teras padepokan. Ia sedang memantau suasana latihan. Murid muridnya selain datang dari kampungku,mereka juga datang dari  berbagai kampung lainnya,banyak juga dari kota bahkan dari luar provinsi.

Selain itu Pak Sobari juga membuka praktek pengobatan tenaga dalam.

Pak sobari melihatku bersama Renggo dan Aris.

" Bayu " kata guru silatku itu.ia memelukku.Renggo dan Aris bergabung dengan murid yang lain.

"Kok ndak latihan lagi yu."

Sudah tiga bulan aku tak datang ke padepokan ini.biasanya aku rutin kemari.

" ndak pak lagi males aja."

" Ayahmu gimana kabarnya."

" lagi ada masalah nih pak."

Pak Sobari menatapku serius.

" maksudnya apa."

Aku menceritakan kejadian tadi siang sejelasnya pada pak sobari.

" kita kedalam yuk."

Masih kuingat saat pertama kali kemari. Waktu itu aku kelas empat SD.aku diantar ibu kemari agar Aku bisa jaga diri dan melawan orang yang suka melecehkanku.

Sejak berumur lima tahun,aku sering disayang sayang oleh orang dewasa.wajahku yang ganteng dan meggemaskan membuat banyak pria dewasa ingin melecehkanku.

Mereka suka memeluk dan menciumku.bahkan ada yang suka memainkan penirsku dengan tangannya.

Waktu kelas tiga SD aku nyaris disodomi oleh tetanggaku. Aku menjerit dan lari pada ibu.

Ayah yang  mendengar aduanku.

Menghajar pemuda yang mencabuliku sampai pemuda itu berdarah.

Namun tak urung  perlakuan tidak senonoh sering kuterima.

Bahkan guru lelaki di sekolahku juga sering mencium dan memelukku.

Sebenarnya aku senang aja disayang dan dipeluk pria dewasa.

Asalkan dia memperlakukan aku dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Pak Sobari juga menyukaiku.dia yang diharapkan ibuku untuk melindungi aku dari pedopil lainnya.

Justru dia yang mengajariku berhubungan sex.

Tapi  aku tidak pernah menganggap dia sebagai orang jahat.dia memperlakukan aku penuh kasih sayang dan tidak pernah menyakitiku.

Aku dibawa keruang pribadinya.disana  ada meja kerja,komputer dan Tv.aku duduk di kursi sofa panjang.

Pak sobari memberiku minuman air mineral dan ia duduk disampingku. 

" gimana ceritanya tadi."

" aku minta bantuan bapak untuk menekan pak Darwo".

Pak Sobari memegang bahuku.

Ia  lalu merangkulku.

" Bapak ingin membantumu tapi kamu juga bantu bapak ya sayang.

Lagi pengen nih."

Aku tahu apa yang dimaksud Pak Sobari.masih kuingat ketika pertama kali ia mengajariku ngesex.

Waktu itu umurku sepuluh tahun.

Ia membuka pakaianku dan menciumi  seluruh badanku yang telanjang.aku yang belum mengerti apa apa mau aja digituin.

Aku geli dan menggelinjang nikmat saat mulut pak sobari mengulum penrisku kecilku.

Pak sobari tak pernah menyodomiku.ia hamya menjepitkan penisnya diantara pahaku.

Setelah puas ia menyuruhku merahasiakan perbuatannya.

" rahasiakan ini  ya .hanya kita berdua yang tahu."

Aku tak pernah menceritakan perbuatan pak Sobari pada Ayah dan ibu.

Ia memperlakukanku dengan baik dan penuh kasih sayang.jadi tak ada alasan aku membencinya, sebab aku juga menikmatinya.

Pak Sobari  melatih aku secara pribadi, menggratiskan biaya bulanan dan sering memberiku uang jajan yang banyak.

Pulang dari padepokan hampir jam sembilan malam aku sampai dirumah.

Ayah cemas dan  agak marah melihat aku pulang telat.

" Dari mana aja kamu yu.".

" maaf yah , aku dari rumah teman. Kan malam minggu sekarang"

Aku tak mau Ayah tahu rencanaku.

" kamu bikin Ayah cemas aja.hpnya ndak di bawa lagi."

" aku buru buru.jadi lupa bawanya."

" Kamu udah makan Yu".

" Udah tadi yah dirumah teman."

Pak Sobari mengajakku makan sebelum pulang,meski Aku menolak dia terus membujukku.

Aku memeluk Ayah.kami duduk berdua menonton tv.acaranya YKS

Aku dan Ayah tertawa keras melihat kekonyolan pemainnya. Apalagi pada sesi hipnotis.

Suasana jadi cair lagi.

"Ayah ngerasa ndak kalo Soimah itu mirip Ibu."kataku saat Soimah menyannyikan lagu Oplosan.

" iya dikit aja miripnya.ibumu ndak bisa nyanyi.

" Ayah kangen ndak  ama Ibu."

Ayah memandangku serius." Knapa 

nanya gitu."

" emang ndak boleh aku nanya."

" Ndak ada rasa apa apa lagi.biarin dia bahagia dengan lakinya yang kaya itu."

" kalo nyari isteri lagi mau ndak."

Ayah menjewer pipiku." Trus kamu tidur sama siapa."

"Tidur sendiri aja.yang penting Ayah bahagia.

" Ayah ndak perlu perempuan lagi.semua sama aja kayak surti."

Ayah lebih bahagia menghabiskan malam berdua aja denganmu".

Diluar hujan turun deras.udara dingin menyusup kedalam rumah.

Aku duduk di paha Ayah dan memeluk badannya.

"Aku lagi sangre nih.hujan hujan gini enakan ngewre"

Ayah tertawa."haa..haa.kamu  tau aja yang  Ayah mau."

Ayah lalu mencium bibirku dan  melumatnya.aku semakin larut dalam napsu  yang menggila.

Ayah menggendongku kekamar.dan kami menghabiskan malam yang dingin dengan persenggamraan yang panas membara.

Persenggamraan ini kami lakukan tiga kali seminggu .kalau malam minggu atau hari libur kami bisa sampai pagi.

Pada siang hari Kades mendatangi rumahku bersama beberapa warga.

Kami menuju Rumah Darwo.

Pak Sobari menepatinya janji menekan pak Darwo. Ia membawa beberapa muridnya  yang sudah mahir ke sana.

Akhirnya masalah ini selesai dengan damai.setelah melalui perdebatan sengit dan terancam dibawa ke polisi.

Pak Darwo bersedia menutup hutang Ayahku . Dia juga  memberikan sebagian keuntungan penjualan kebun kami setelah di potong hutang Ayah.

Malamnya Aku tidur memeluk Ayah. Aku bangga bisa membantu menyelesaikan masalah kami.

" Aku senang persoalan ini bisa selesai"kataku sambil mengelus dada Ayah yang telanjang.

" makasih Sayang. Kamu  tlah bertindak cepat".

Ayah menciumku."mau ngewe ndak."

" ndak yah.aku capek ,besok pagi harus sekolah."

Aku melepaskan pelukan Ayah.

" yah ,hubungan kita aneh ya"kataku sambil menatap langit langit kamar.

"  aneh napa yu."Ayah memandangku.

"Kita kan Anak dan Ayah tapi kita ngewre kayak suami isteri aja."

" Biasa aja Yu.  Dikampung ini banyak yang  kayak kita ".

"Gitu ya."

"Setiap remaja lelaki di kampung ini, pernah ngewe dengan Ayahnya. 

Kamu tau ndak Toni juga sering ngewre dengan papanya.Trus temanmu si Andi ia kan juga tidur berdua dengan Ayahnya,ngapain coba mereka malam malam kayak gini."

"Tapi aku ngerasa aneh aja. hubungan sex sesama lelaki kok ndak dilarang di sini."

" ndak tau tuh,adatnya udah begitu,kan sesuai namanya  kampung Bojolanang."

Ayah memelukku lagi." Lagian hubungan seks sesama lelaki ndak akan berakibat apa apa yu.ndak ada yang akan hamil.

"Tapi kalau lain jenis gimana yah."

" itu hanya diperbolehkan kalau udah berumur dua puluh  tahun keatas dan harus di nikahkan sesuai adat.

" kalau misalnya aku mau ngewe sama cewek sini. Boleh ndak."

Ayah mendelik.

" ndak boleh,itu melanggar aturan adat.kamu bisa diusir dari kampung ini."

"Mas Jano dan Timo tinggal serumah dan punya dua  putra.apa mereka udah nikah tuh.

" iya yu.mereka manikoh."

" apaan tuh manikog."aku bangkit dan bersandar disisi  dinding.

Banyak sekali  yang ingin ku ketahui tentang adat istiadat kampung ini.

"Manikoh  itu pernikahan sesama jenis antar lelaki dewasa.salah satu pasangan yang jadi suami haruslah sudah pernah nikah dengan perempuan dan mereka sudah punya anak laki."

Aku mulai menguap.

" Ayah masih suka  ndak ngewre ama mas parjo".

" ndak.parjo itu kemayu.Ayah ndak suka laki kemayu.kami sekarang cuma bersahabat.kayaknya parjo udah  dapat laki baru tuh.

maunya  Ayah yang gagah kayak Rasus itu lho."

Aku merapat ke dada Ayah lalu kurebahkan kepalaku diatas otot dadanya yang keras.

Rasa kantuk menyerangku dengan cepat dan Aku pun terbang ke dunia mimpi.

avataravatar
Next chapter