6 6 Penyesalan

Sudah lima hari ,bayu pergi .

Risman mulai kehilangan semangat hidup.

Ia mencoba bunuh diri dengan minum tuak sebanyak banyaknya.

Tapi untung lah dicegah parjo.

"Biarkan aku mati Jo.aku lelaki tak berguna.isteriku sudah lama pergi dan anak yang paling kusayangi juga pergi."

Parjo melarikannya kerumah sakit.

Risman kehilangan kesadaran nya.kadar alkohol dalam darahmya sangat tinggi.

sekarang saat kritis itu sudah lewat.

Tapi risman tak mau makan sesuappun, hanya cairan infus yang jadi penyambung hidupnya.

Badannya yang kekar sekarang kurus dan lemah.

"Bayu.kamu dimana nak".

setiap jam ia mengerang menyebut nama bayu.

Parjo menjaga Risman  siang malam,ia bahkan tak berjualan sama sekali.

Semua ini kesalahannya juga,dia merasa harus bertanggung jawab dengan kondisi lelaki itu.

Pak Joko kepala desa, telah menguruskan surat jamkesda dan memberikan  pada Parjo.jadi berapa pun lamanya Risman dirawat ia tak perlu cemas soal biaya,semuanya jadi tidak perlu 

bayar.

"Ton kamu udah nemu bayu nggak."

Parjo menelponToni dari ponselnya.

"Belum bang'kata Toni diujung telpon."aku gak tau kemana dia pergi hp yang kuberikan padanya ga aktiv.aku jadi binggung.apa maunya si Bayu kok jadi marah banget sama ayahnya."

"Sampai nanti ya ton"

"Ehh bang ntar sore aku dan papa mau jenguk om Risman.,dia dirawat dimana"

"Diruang melati klas tiga  di kamar nomor empat ton".

'Iya lah bang sampai nanti ya."

Parjo mematikan ponsel nya   lalu masuk ke tempat Risman dirawat.

Ada  empat pasien yang dirawat disana semuanya lelaki.

Risman sudah bangun dari tidurnya. Matanya tampak kosong.

"Jo bawa bayu padaku jo" katanya lemahnya.

"Iya kang bayu ntar lagi datang. Kakang harus makan ya "bujuk parjo.

"Bayu kemana  ya jo.apa dia udah makan ".

Parjo menyuap bubur nasi kemulut Risman.

Risman menggeleng .

mulutnya terkatup rapat,bibirnya kering dan mulai pecah pecah.

Kata dokter Risman mengalami depresi berat. Hanya Bayu yang bisa menyembuhkannya,tanpa bayu ia tak punya kemauan untuk hidup.

"  Bayu kemana ya.apa dia tak tahu kalau ayahnya sakit, pikir parjo.

Kalau dibiarkan terus bisa bisa Risman tak tertolong lagi.

Parjo bukannya tak tahu hubungan bayu dengan toni.Risman sudah sering ngintip saat mereka ngeseks.

Risman sering cerita padanya.

Bayu sendiri juga main homo.masih kecil lagi nggak pernah dimarahi.

Tapi giliran ayahnya sama aku sekali aja  kepergok bayu marah banget.

Emang egois banget tuh anak.apa dia nggak sadar kalau ayahnya menyayanginya lebih dari apapun didunia ini.

Parjo cuma mengurut dada memikirkan sikap bayu." Apa sih yang dia benci dari aku" kata parjo dalam hati."padahal aku selalu bersikap baik padanya".

Sekolahnya baru dimulai senin.masih ada tiga hari lagi ia mungkin bisa ketemu bayu.

Parjo harus memikirkan suatu cara agar Risman mau makan.

Parjo menyentuh dahi Risman.panasnya masih tinggi ia sudah mengompresnya dengan bantalan dingin yang disediakan rumah sakit.

"Kang bayu nelpon toni tadi katanya senin dia baru bisa pulang."parjo membisiki risman.

Risman memandang parjo serius."benar jo"

Parjo mengangguk."kang ris harus makan biar bayu ndak sedih liat kang begini."

Parjo mencoba sekali  lagi menyuapi risman.kali ini ia berhasil.lelaki itu  membuka mulutnya dan membiarkan parjo menyuapinya.

Risman mengunyahnya,karna sudah lima hari tak makan. Mulutnya terasa kaku. Parjo memberinya air.

"Kakang tau, ndak bayu menyesal ninggalin akang"parjo terus membujuk."kang minum obat ya."

Risman mengangguk.

Setelah menelan beberapa suap, parjo memberinya obat sebanyak lima macam.

Beberapa saat kemudian risman mengantuk dan parjo meninggalkan risman yang sedang tidur lelap. 

Ia duduk di bangku depan dimana banyak keluarga pasien berjejer disana.

Parjo merasa letih.ia mencoba tidur sejenak.

Entah berapa lama dia tidur.ia dibangunkan toni.

"Bang Parjo bangun."

Parjo bangun dan melihat toni datang bersama papanya.

"Gimana keadaan risman. Jo"tanya pak danang papanya toni.

"Masih parah pak. Sudah lima hari ndak makan. Badannya kurus dan lemah."

Parjo memandang toni."kalau dia tanya   bilang bayu baru pulang hari senin, soalnya dia kangen ibunya bujuk dia agar mau makan ya ton.

"Aku usahakan bang"

"Yuk kita liat kang Risman.

Papa toni membawa banyak makanan, berupa roti dan bubur juga ada buah buahan apel dan jeruk.

Risman sudah bangun. Ia masih mengenali toni dan papanya.

"Kamu udah ketemu bayu ton."

"Udah om "toni berusah tampak meyakinkan walaupun ia membohongi risman.

" Dia sehat om. 

Katanya 3 hari lagi baru pulang "

"Sabar ya man. "Kata danang "bayu ndak tau kalau kamu sakit.kami ndak cerita padanya.

Toni memotong apel hijau setelah mengupasnya terlebih dahulu.

"Om  harus makan biar sehat." Toni menyuapkan potongan apel itu ke mulut risman.

Semula ia menggeleng, toni terus membujuknya.risman  membuka mulutnya dan mengunyah potongan apel itu,"bayu pasti sedih kalau liat om begini.dia sangat menyayangi om".

Sambil mengunyah  risman terus memandang toni.

Parjo gembira melihat risman mulai makan.

***

Hari senin sekolah dimulai seperti biasa, aku masih tinggal dengan Bang anton.

Aku belum ingin pulang ke kampungku.

Rasa marah masih menggumpal dihatiku.

Hari ini aku datang agak telat ,saat bel telah berbunyi aku baru sampai dipintu gerbang.

Teman teman ku sudah pada rapi, duduk manis di bangku masing masing ,tapi untung lah gurunya belum datang.

Saat aku masuk,beberapa teman terperangah menyaksikan perubahanku.

"wow ..kereen kamu Yu..potong rambut dimana."kata Rio.

Anak anak perempuan juga memandangiku sambil berbisik.

Aku cuma tersenyum. Igo juga memuji penampilanku..

Aku melihat yanto  duduk didepan.aku ingin bertanya tentang ibuku padanya. Tapi guru keburu datang.

Aku menunggu pas jam istirahat.

Ketika yanto hendak keluar aku mencegahnya.aku menyuruhnya tetap didalam. Semua siswa sudah berhamburan kekantin.

"Gimana kabar ibuku ya"kataku memulai pembicaraan. Aku jarang berbicara dengan yanto.dia bukan teman favoritku.

Yanto memandang ku heran"tumben nanya tentang ibumu."

"Ndak...tiba ..tiba aku kangen aja."

"Ibumu baik baik aja kok"

"Kamu tau nggak rumahnya."

Yanto membetulkan letak  kaca matanya. Ia  mendongak ,ingin melihat ekspresi ku lebih jelas.

"Aku tau, rumahnya tak jauh dari rumahku.

"Aku pengen ketemu yan".

Tak mungkin aku terus terusan tinggal di rumah Bang anton.

"Oke gimana kalo pulang sekolah kita kesana".

Aku menggangguk.ku lempar pandangan keluar jendela.

Tiba tiba toni masuk kekelasku.

"Aku mau bicara denganmu Yu."suaranya mengagetkan ku.

" Kita ke halaman depan."

Toni menarik tanganku.

Aku bengong mencoba mencerna perkataan toni.

"Ayo ini sangat serius Yu."

Aku mengikuti  toni ke halaman depan ,disana ada Parjo yang sudah menunggu dari tadi.

Rasa benci kembali menyelinap dihatiku.aku hendak berbalik arah tapi toni mencegahku.

"Dengarkan dulu kami bicara. Setelah itu kamu boleh pergi sesukamu."

Aku menahan diri .parjo  mendekat padaku.

"maaf  yu kamu boleh membenciku bahkan kalau kamu ingin membunuhku silahkan" kata parjo dengan  mata berkaca kaca.

"Ayahmu sudah seminggu dirumah sakit.dia mencoba bunuh diri."

Aku terperangah."benarkah" kupandangi toni.

"Dia ndak mau makan kondisinya lemah".

"Ayah...tapi...dia"

"Kita hatus kerumah sakit sekarang yu "

"Tapi.. ia pasti..ndak apa apa.  Kalian bohong....aku ndak mau ahh"

Toni mulai marah dengan sikapku."anak macam apa. Kamu!."teriaknya.

"dia mengorbankan segalanya untuk mu.sekarang dia terbaring lemah,sekarat tau nggak.

Kamu masih saja mikirin kemarahanmu."mata  toni  basah oleh air mata ,suaranya serak menahan emosi.

"kalau saja ayahmu tak tertolong lagi. Aku yakin kamu pasti akan menyesalinya seumur hidup."

Aku tercenung dan terdiam beberapa saat.

"Bawa aku padanya ton"

***

Kondisi Risman makin drop karena bayu tak kunjung datang.semangat hidupnya semakin berkurang. Napasnya mulai sesak dan ia koma  beberapa jam yang lalu.

Saat tiba dirumah sakit aku kaget melihat kondisi ayah .badannya yang  dulu kekar kini kurus sekali.

Matanya cekung  dan tulang pipinya mulai menonjol.ia tampak seperti mayat hidup.

Dihidungnya terpasang selang oksigen.suara napasnya seperti orang tercekik .sebotol infus  terpasang  diatas tiang dekat tempat tidurnya 

Aku menyentuh tangan ayah .jari jarinya cuma tinggal tulang dengan sedikit daging.

Aku masih pakai seragam sekolah.

Dan telah minta izin pada kepsek untuk tak masuk 3 hari kedepan.

"Ayah.."aku mulai terisak air mata mengalit deras dipipiku.

mata ayah  terpejam.

Aku menggengam jemarinya,terasa dingin dan lemah.

"Ayaah..maaf kan aku ..yah.

Lama aku menangis.segala kemarahan ku hilang sudah diganti dengan kesedihan yang mendalam

"Ini aku bayu ..yah .."

Aku membelai  rambutnya lalu kubisikkan kata  pembangkit semangat "aku menyayangi mu yah.

"Aku takkan lagi meninggalkanmu.

Aku mencium pipi ayah.air mataku membuat pipinya basah.

"Ayah... bangun...aku menyesal telah meninggalkan ayah.

"Aku ada disampingmu ayah.. buka mata ayah...lihatlah aku...

Percuma aku terus berbisik.mata ayah tetap terpejam.bibirnya yang pucat masih  diam tak bersuara.

Hanya gerakan dadanya yang naik turun menandakan kalau ia masih hidup.

Hatiku mulai dilanda kecemasan.

"Gimana kalo ayah meninggal" pikirku ."apa aku akan sanggup hidup tanpa ayah.

Aku membenamkan mukaku dibantal ayah.bantal yang berwarna putih itu berubah kehitaman saking banyaknya air mataku membasahinya.

Entah berapa lama aku seperti.

" bayu.. makan yuk."

Ku dengat suara toni memanggilku ,ia menyentuh punggungku.

"Aku ..ndak lapar ton."

"Ini sudah setengah tiga siang.  Ntar kamu bisa sakit "

Toni merangkul bahuku dan membawaku keluar.

Parjo bersandar didinding dekat pintu masuk.  Tampaknya Ia menjaga jarak dariku.

Toni mendudukkan aku dibangku panjang.

"Ayahku belum juga sadar ton.aku takut ia akan meninggal."

Tangisku kembali pecah.

Toni merangkulku ia mengusap kepalaku."ayahmu akan sembuh yu.dia sudah dengar penyesalanmu,cuma perlu waktu aja."

"Kamu makan ya. Ini mamaku yang masak yu.bukan parjo."

Aku menggeleng.

"Biar aku suapin ya.jangan nolak yu.aku sayang kamu.

Melihat kesungguhan toni. Aku membuka mulut dan mulai menguyah makanan itu.

"Biar ku makan sendiri.ton".

Dirantang ada soto ayam,perkedel kentang dirantang yang satunya,juga nasi dan sambal saos.

Makanan ini membangkitkan seleraku.

Toni mengamatiku  makan dengan lahap,ia tersenyum bangga melihatku menikmati masakan mamanya.

"Nih ada jeruk.. manis."kata toni setelah melihat isi rantang tinggal remahnya saja.

Toni menyuapkan kemulutku.dan aku memakannya.rasa manis jeruk itu.mampu menghilangkan rasa pedas saus cabe itu. 

Soto buatan mama toni emang lezatt.aku sudah sering diberi makan sewaktu main kerumahnya.

Aku mengambil jeruk  yang satunya lalu kusuapkan kemulut toni.

Toni tertawa.tapi ia mengunyahnya juga.

Hp ku berbunyi.kukeluarkan dari kantongku.toni memperhatikan hp ku yang keren itu.

Bang anton  menelpon.

"Gimana yu udah pulang sekolahkan".

Ia mengira aku masih dirumahnya.

"Abang sudah  suruh  pak kardi siapkan makanan didapur."

Aku diam. Pikiranku kembali pada ayah.

"Hallo... bayu.. kok diam aja."

Teriakan anton menyadarkanku.

" HALO .. BAYU...knapa diam".

" bang...." suaraku terdengar serak.

"Aku dirumah sakit.ayahku lagi kritis."

"Dirumah sakit...ayahmu.."

"Dia sedang koma" kembali aku terisak.

"Dirumah sakit mana.."

Aku mneyebut letak rumah sakit ini.

"Nanti sore abang kesana.abang turut sedih mendengarnya."

Aku mematikan hp."mau pinjam"kataku memberikan pada toni. Ia tampaknya sudah ngebet bertanya.

"Woow.. kereen ini samsung galaxy..

Aku biarkan toni mainin hp itu.

"Itu dari bang anton. Aku mau lihat ayah lagi.

Ku tinggalkan toni  yang masih penasaran dengan kecanggihan hp itu.

Parjo duduk didekat ayah.ia menggenggam jemari ayah."maafin aku kang semua ini salahku."

Parjo memeluk lengan kirinya dan ia tempelkan telapak tangan ayah dipipinya.

" bayu..adaa disini..

Aku mendekat. Kebencianku pada parjo  mulai berkurang.

Tapi teringat kejadian kemarin,perasaanku kembali  tidak enak.

Aku kembali ketempat duduk dekat toni.

Ia menatapku. Lalu mengembalikan ponsel itu padaku.

"Seminggu ini kamu kemana aja yu."

Toni merangkul bahuku." Aku tinggal dirumah bang anton".

" bang anton itu  siapa,sodaramu ya".

Aku menggeleng. "Ndak cuma kenalan aja "

"Kamu  keren sekarang yu.tadi disekolah aku  sampai pangling lho."

"Ndak tau lah. Itu idenya bang anton,aku di make over abis abisan.

Tapi aku tetap anak kampung kok".

"Yu.aku punya sesuatu buatmu."

Toni mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.sebuah kotak berbentuk persegi panjang dibungkus dengan kertas berwarna biru.

"Udah telat seminggu nih.selamat ulang tahun yu "

Toni menyerahkan kadonya padaku.

Aku terkesima toni masih ingat ulang tahunku." Makasih ton. Ndak usah pakai kado aku juga udah senang ko."

"Ini aku beli pakai uangku sendiri lho.bukan dari papa.terima ya."

Aku memeluk toni.

Toni menyuruhku membuka kadaonya.

isinya kamus elektronik alfa link seri terbaru .

"Aku tahu kamu suka bahasa inggris. Ini ada speaknya lho."

Aku terharu.aku sering heran dengan orang kaya kenalanku.mereka mudah saja menghamburkan uangnya untuk menyenangkanku.

Seperti bang  Anton ia telah menghabiskan enam juta untuk membeli keperluanku.seperti pakaian.gadget dan perlengkapan sekolahku  dengan kualitas yang terbaik.

Aku telah berusaha menolaknya.

Tapi bang anton meyakinkanku.

katanya itu nggak  seberapa dibandingkan dengan kebahagiaan yang kuberikan padanya.

Begitu juga toni , ia sering memberikan novel novel terbaru kesukaanku, selalu mentraktirku disekolah dan  memberikan kado di ulang tahunku.

Aku memeluk toni sekali lagi.setelah melepaskan pelukanku. Tiba tiba tanpa ku duga sama sekali,toni menabok mukaku dengan  piring kertas berisi tepung.

Jadilah wajahku berlumuran tepung.

"Biar kayak ditivi tivi,yang ulang tahun dilumuri tepung" katanya .

Ia terpingkal melihat wajahku yang seperti hantu.

Aku jengkel. "Enak sajaa,  kau pikir aku pisang goreng pake dilumuri tepung segala."

Toni makin kencang tawanya.

Beberapa keluarga pasien yang lagi sedih memikirkan anggota keluarganya yang sakit, merasa mendapat hiburan dari toni.mereka pada tertawa geli melihatku.

Aku tak terima diperlakukan begitu

Dengan marah kuambil tepung yang tersisa,lalu hendak ku taboki ke muka toni.

Tapi toni berkelit.ia malah lari ." Ooi ndak boleh marah dong.kan lagi ulang tahun.

aku tak peduli. Aku terus  mengejarnya.

Lari toni sangat cepat dan ia pintar berkelit kesana kemari.

Kadang aku merasa bisa memojokannya,tapi secara tiba tiba ia bermanuver dan berlari  kearah yang berlawanan dengan cepat,maka lolos lah toni dari sergapanku.

Ia tertawa mengejek

Aku bukannya menyerah,malah makin bernapsu untuk mengejarnya.

Akhirnya toni kehabisan  tenaga dan aku menyergapnya di halaman  yang penuh rumput.

Saat toni terjatuh, aku menaburkan tepung dalam kantong plastik itu ke wajahnya.

Sekarang ia persis seperti aku.belepotan tepung.

Aku  gembira bisa membalas dendam padanya dan tertawa terbahak bahak.

Toni menubruk ku dan membawa ku berguling guling di atas runput.

Ia menduduki perutku  dan hendak menciumku.

Aku mencegahnya " husss diliat orang tuh".

Toni bangkit dari perutku  dan tegak  disampingku ia menjulurkan tangannya untuk membantuku berdiri lalu ia memelukku" kamu utang ngewe sama aku. Nanti aku tagih" bisik toni ditelingaku.

" seenakmu aja ngomong!"

Aku mencubit perut toni.

Toni meringis tapi ia tersenyum nakal.

Lalu kami kembali ketempat semula.

Aku dan toni sudah berubah jadi monster, putih,  kotor dan acak acakan.

Kami jadi tontonan orang serumah sakit.mereka berkerumun  didekat selasar dan tertawa geli melihat kekonyolan kami.

Ada juga yang melongok dari jendela, bahkan beberapa dokter dan suster

Ikut menonton dan tertawa terpingkal pingkal.

Begitu juga parjo, ia terkekeh sendiri   melihat  tingkah kami.

   ***

Lewat senja aku termenung didepan ayah.belum tampak tanda tanda ia akan siuman.

Toni sudah pulang kerumahnya.parjo sudah pamit sore tadi dan ia berjanji akan datang malam nya untuk menjaga Ayah.

"Bayu " aku mendengar suara seorang memanggilku,

Aku menoleh dan melihat  bang anton datamg membawa bungkusan besar.

Aku menuju ketempatnya dan ia memelukku," kamu baik baik aja kan"

Aku mengangguk.

Bang anton  mendekati ayah, ia mengusap kening ayah," abang yakin ayahmu pasti sembuh" .

Bang anton memperhatikanku.

Aku masih pakai seragam smp ,seragam itu sudah kotor dan acak acakan ,padahal baru berapa hari yang lalu dibelikannya.

.

"Abang bawa pakaianmu  yu.

Kamar mandi dimana ya."

Aku menunjuk  kesebelah barat kamar ini.

"Mandi dulu ya. Bawa aja pakaianmu ini sekalian ganti baju di sana.

Biar abang yang jaga."

Bang anton memberiku handuk , sabun mandi juga sebotol shampo.

Aku menuju kamar mandi. Letaknya cukup jauh.kamar yang dekat sini telah dikunci  pada pukul 6 sore.

Penerangan di beberapa lorong sangat minim dan suasana terlihat mencekam.

Cahaya di kamar mandi itu cukup terang namun suasananya sepi dan baunya kurang enak. Bau itu berasal  dari ampas obat yang keluar melalui air seni pasien.

Beda banget dengan kamar mandi bang anton yang wangi dan bersih.

Diruang itu ada enam  pintu kamar mandi yang dibuat tiga baris dan saling berhadapan.

Tak ada siapa pun disana,baik yang sedang mandi atau sekedar kencing.

Kuperiksa satu persatu.mana yang paling bersih itu yang kupakai.

Aku mengambil yang paling ujung karena lebih bersih dari yang lain.

Aku menutup pintu kamar mandi dan membuka semua pakaianku.

Ku gayung air dari bak mandi dan kuguyur badanku yang telanjang.

Airnya dimgin dan segar

Aku mengambil sabun yang masih  masih disegel dalam kemasannya.ku buka dan ku sabuni  badanku.wangi sabun itu mampu mengusir bau obat yang memuakkan itu. Suara air yang mengalir dari kran ke bak mandi terdengar bergema.

lamat lamat telingaku mendengar suara aneh. Seperti suara bocah laki laki yang menangis pilu.

Bulu kudukku berdiri. Aku mencari sumber suara aneh itu. Tapi tak ada siapa siapa.

Ku  tuang sampo  ke tangan  kiri dan kuusapkan  ke rambut busanya yang  wangi memenuhi kepalaku.

"Tolooong."

Suara itu terdengar lagi.

Aku mempercepat mandi dan mengeringkan badan dengan handuk.

Kupakai  kolor ,celana pendek dan baju  kaos yang diberikan bang anton.

Lalu aku bergegas meninggalkan kamar mandi .

Di ujung lorong sesosok misterius berdiri mengawasiku.

Posturnya tinggi, tegap dan memakai pakaian hitam hitam.

Sosok  itu sengaja menghadangku ia berdiri ditengah lorong.

Aki tak  bisa melihat wajahnya.seperti ia memakai topeng.

Tak ada jalan lain  untuk menghindarinya  karena itu satunya jalan menuju kamar ayah.

Aku menunggu. Apabila sosok misterius itu mendekatiku, aku akan berkelit dan berteriak.

Sosok itu juga menunggu.tampaknya ia mengira ngira seberapa mudah  ia bisa menaklukkan.

Aneh benar malam ini tak seorang pun yang kulihat dilorong ini. Padahal baru jam 8  malam.

Ada misteri apa dirumah sakit ini.

Kesunyian ini dipecahkan oleh suara bang anton memanggilku.

Aku bersiap  siap menyambutnya.

Begitu aku menoleh sedikit.

Sosok misteius itu telah menghilang.

Aku benar bingung dibuatnya.

"Abang lihat ada seseorang ndak tegak disana."

Aku menunjuk tiitik dimana sosok misterius itu berdiri.

"Nggak.tak ada siapa siapa disitu" bang anton heran melihat wajahku pucat .

" ada apa yu."

Aku menggeleng.mungkin itu cuma ilusi ku aja.

" ndak pa apa ko".

Bang anton memandang sekelliling.ia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.

"Kamu kayak ketakutan gitu".

"Ndak.aku ngerasa ada yang aneh aja.udahlah ndak usah dibahas lagi".

Aku berjalan sambil memegang lengan kanan bang anton.

Sesekali mataku melirik kiri kanan.sosok misterius itu  tak tampak lagi.

Sebenarnya diruang melati tempat ayah dirawat ada kamar mandi. Tapi itu hanya dibuka sampai jam 6 sore.

Petugas kebersihan menguncinya saat mereka pulang  dengan alasan tak bisa kontrol kebersihannya.:

Kamipun sampai di kamar tempat ayah dirawat .diruang itu hanya tinggal ayah seorang yang dirawat.

Satu orang pasien sebaya ayah telah pulang jam lima tadi.

Dua hari yang lalu seorang pasien lajang meninggal  di kamar ini ,ia  tidur di pojok kanan diseberang tempat tidur ayah.pasien  itu telah sebulan dirawat.kondisinya terus memburuk sejak pertama kedatangannya.

Aku melihat bang parjo sudah duduk disamping ayah. Ia telah mandi dan bertukar pakaian.

Ia melihat kami dan matanya tertuju pada sosok bang anton.

" apa kabar mas'" sapa anton.

Parjo hanya mengganguk,tampaknya ia kikuk berhadapan dengan kami.

Dengan akupun dia masih menjaga jarak,kayak ada perasaan bersalah padaku.

"Besok skolah nggak yu".tanya bang anton

"Ndak. Aku sudah minta izin untuk tiga hari kedepan.

Aku meletakan bungkusan pakaian kotor kedalam lemari.

"Biar nanti abang bawa.sekalian dicucikan."

"Mas sudah makan "kataku pada parjo.aku mencoba bersikap ramah,bagamanapun ia telah merawat ayah.

" sudah yu. Aku bawa makanan juga. Kamu mau ndak...".

aku menggeleng

  "Mas   titip jaga sebentar. Kami mau kedepan ,makan dulu."kata Bang Anton.

Parjo mengganguk dan tersenyum.

Bang anton membawaku keluar dan  duduk dibangku panjang yang terbuat dari kayu . Ada empat bangku di lorong itu. Satu lagi  dihadapan kami.  Dua yang  lainnya diujung  lorong ini.

Seorang bapak duduk dibangku  ujung  lorong. Ia menghisap  rokok.

" abang pesan ini dari restoran fast

food yu."

Bang anton mengeluarkan dua kotak besar.berisi dada ayam goreng  ,nasi ,kentang goreng  dan saos.juga 2  gelas  minuman lemon tea dalam gelas besar.

Kamipun makan. Ayam gorengnya gurih dan krispi.

"Parjo itu pacar ayahmu ya."

Kata bang anton sambil menguyah Kentang goreng.

"Kayaknya ia" aku melumuri ayam dengan saos  lalu memakannya.

" setia benar dia"

Aku menatap Bang anton." Ndak ah yang kudengar mas parjo itu penggoda suami orang

" benar gitu."bang anton menatapku serius.

" iya. Itulah makanya aku ndak suka ayah berhubungan dengannya.bahkan saat ibu masih dirumah pun ayah sudah selingkuh".

Aku mencocol  potonggan ayam kedalam saos dan kucampur dengan nasi lalu masuk kemulut.

Sampai  makanan itu  tinggal remahnya. Aku dan  Bang anton tidak bicara .

Aku mengambil gelas lemon tea dan menyedotnya  agak lama.

" ada jeruk sunkiest buat cuci mulut."

Bang anton juga selesai makan. Ia mengambil air mineral kemasan besar dan menuangkan ketangannya yang kotor, setelah bersih ia mengelap dengan sapu tangannya.

Ia menyuruh aku melakukan hal sama dengannya.

Aku membelah jeruk itu dan mencicipi kelezatannya.

"Sekarang gimana  yu".

Aku menggeleng." Entahlah.yang jelas ayah harus sembuh dulu.tampaknya mas parjo sudah menunjukkan tanggung jawabnya.

Bang anton juga menikmati jeruk itu.

Ponsel Anton berbunyi.

"Ada apa lagi." Kata anton setelah mengangkatnya.

Ia berjalan menjauh dari  bayu.

Terdengar suara wanita diujung telpon.

"Kamu kok berubah gitu."

"Kita kan tak punya hubungan apa apa lagi '

"Tapi orang tua kita kan belum tau kalau kita putus.mama ku ingin kita bertunangan secepatnya."

"Napa nggak bilang.ngomong aja terus terang kalo aku nggak suka kamu. Dan tak berniat menjadikan kamu  isteri sampai kapan pun.

Anton memutuskan sambungan.ia lalu mencari aplikasi blacklist dan memasukan nomor tadi.

Sekarang ia tak  akan lagi di ganggu.

Sejak di perkenalkan papanya tahun lalu anton ,tak menganggap cyndi sebagai pacar atau calon isterinya.

Memang cindy cantik dan penampilannya selalu up to date.

Tapi sifat matre dan borosnya luar biasa.

Pernah suatu kali  ia jalan ke mall,anton harus menggesekan kartu kreditnya sebanyak lima belas juta..

Entah apa saja dibelinya.baju bedak,sepatu dan segala tetek bengek yang nggak penting.

Padahal mereka baru saja penjajakan.

Sejak saat itu anton bertekat tak mau di ajak lagi ke mall.kalaupun terpaksa ia meninggalkan kartu kredit dan atmnya  dirumah.

Dan meninggalkan cewek matre itu sendirian didepan kasir.

Aku mencoba menerka dengan siapa bang anton bicara di ponselnya

Pasti dengan kak cyndi. Perempuan itu pernah datang bersama mama anton.

Anton terlibat pertengkaran sengit dan ujung ujungnya ia mengusir cindy dari rumahnya.

" papamu bisa marah lho." Kata mama anton." Cyndi itu anak teman  baik papamu."

"Aku tak peduli ma.aku kan tak hidup di bawah ketiaknya lagi.  Aku punya bisnis sendiri."

Itulah sekelumit pembicaraan mereka yang sempat kudengar.

Bang anton mendekatiku." Kita tengok ayahmu yu".

Kami kembali ke kamar ayah.

Sebelum pergi. Tak sengaja pandangan ku tertuju ke bangku diujung lorong tadi.

Sosok aneh itu duduk disana. Ia melihat kearahku.

"Higgghi..."aku menjerit ketakutan.

Bang anton menoleh kearah titik yang kutunjuk.

Tapi tak ada siapa siapa disana.

Ia memandangku.bibirku pucat dan wajahku dicekam ketakutan.

Aku di peluknya.

" ada yang aneh disini .sudah dua kali aku melihatnya  tapi ia selalu menghilang cepat."

" kamu tidur dirumah aja ya. Biar mas parjo yang jaga".

"Aku ndak bisa ninggalin ayah.

Di kampumg walau gelap dan sepi aku ndak pernah nemuin kayak gini."

Kami masuk keruangan .parjo sedang membersihkan badan ayah dengan spon.aku bisa lihat parjo memperlakukan ayah dengan penuh kasih sayang.

Jam dinding menunjuk jam sebelas kurang sepuluh menit.

" gimana mas.keadaannya" kata anton.

Parjo menoleh pada anton." Entahlah. Sebelum koma ia selalu nanyain bayu,bahkan setiap jam malah.mungkin lantaran bayu ndak ada juga daya tahan nya makin lemah. Dan ia koma."

Sambil berbicara parjo melirikku seakan hendak menyalahkanku.

"Jadi selama bayu pergi ia tinggal dirumah situ ya".

"Iya mas. "

"Situ apa nya . Sodaranya  ya"

Aku menangkap ada nada kurang senang pada bang anton.

" nggak saya temannya."

"Ooh gitu. Kok ndak ngasih tau ya.ayah nya udah sekarat,dia malah enakan dirumah orang "

Aku mendelik sewot. Parjo menghentikan omongan nya setelah

Melihat sorot kemarahan dari mataku.

" yu abang ada sedikit uang."

Kata bang anton menyerahkan sebuah amplop putih panjang.

Aku melihat lembaran seratus ribuan yang masih baru dan dikat dengan kertas bertuliskan lima juta rupiah.

"Ini banyak banget bang."

" ini mungkin kurang yu.kamu telpon aja kalau perlu tambahan."

" Abang pulang Yu.esok abang keluar kota dua hari lagi abang kemari."

Bang anton memelukku." Baik baik ya."

" mas tittip bayu" kata bang anton setelah melepaskan pelukannya.

Parjo hanya mengangguk.

Setelah bang anton pergi. Aku mendekati ayah dari sisi yang lain..

"Tolong jangan ngomong kayak gitu lagi. Sampai ayahku sembuh aku akan coba bersikap baik.

Begitu juga mas.aku sangat berterimakasih mas telah merawat ayah"

Parjo hanya diam.

" aku ndak nyangka ayah serapuh ini.aku pergi bukan karena ingin meninggalkannya.tapi karena rasa kesal aja.

Mas tahu kan aku ndak suka hubungan kalian."

Parjo menatapku.sepertinya ada yang ingin ia keluarkan tapi ia hanya diam saja.

"Sudahlah .ndak usah saling nyalahkan.gimanapun aku butuh mas parjo di sini"

Parjo tersenyum kecut."aku akan merawat ayahmu sampai sembuhmu.maafin aku yu.

Parjo meminta aku mendekat dan kami berpelukkan.

avataravatar
Next chapter