1 Benih cinta dan luka

bertemu denganmu adalah salah satu dari beberapa hal yang aku syukuri. berkenalan denganmu menjadi memori tersendiri.

Berikutnya, entah terus memebersamaimu atau terpisah dalam jarak aku berharap kita akan selalu menjadi bagian yang saling mengisi. "hope destiny will give the best answer for us,"

tertulis Salma :)

Salma merasa menjadi perempuan paling beruntung mendapatkan suami yang begitu baik , bagaimana tidak Adit memperlakukan dengan baik istrinya, mencintai sepenuh hati sehingga membuat Salma ingin lepas darinya.

Bukan hanya itu banyak orang yang bilang bahwa mereka adalah pasangan yang sangat serasi. yang satu cantik dan yang satu tampan, keduanya juga Shalih dan shalihah.

Sudah 5tahun mereka menikah sangat tak terasa baginya waktu begitu cepat berlalu. mereka pun hidup berdua saja karena sampai saat ini mereka belum di karuniai anak. percakapan hangat di pagi hari membuat Salma dan Adit merasa bahagia.

"Lima tahun sudah berlalu, Alhamdulillah kita masih di beri usia panjang untuk selalu bersama menjalankan ibadah," ucap Salma memeluk suaminya.

"Tentu saja kita harus banyak-banyak bersyukur kepada-Nya atas usia dan nikmat yang telah diberikan sampai saat ini," sahut Adit lalu mengecup kening Salma.

Di tengah keharmonisan mereka, Adit adalah anak laki-laki satu-satunya jadi Salma harus memberikan keturunan penerus generasi baginya. selama lima tahun lamanya Adit selalu mempercayai istrinya, ia selalu yakin dan menganggap bahwa Allah belum mempercayai mereka untuk menjaga titipan-Nya.

Dengan belum adanya buah hati Salma dan Adit mereka berdua selalu bahagia. namun, dari awal sampai saat ini ibu mertua dan adik iparnya tak pernah menyukai Salma, beda dengan ayah mertuanya ia sangat baik dan menyanyi Salma layaknya anak sendiri.

sangat jauh berbeda dengan ibu mertua dan adik iparnya yang selalu memperlakukan Salma dengan tidak baik. batinnya sakit, namun Salma berusaha menutupi penderitaan itu dari suaminya. suatu ketika Adit pergi bekerja

"Sayang aku berangkat kerja dulu," ucap Adit.

"Iyah hati-hati mas," jawabnya, lalu mencium tangan Adit.

"Baik sayang," ujarnya membalas dengan kecupan di kening.

"Bu tolong jagain baik-baik istri tercintaku ini," candanya.

"Tentu saja nak, Salma kan menantu kesayangan ibu pasti ibu jaga," ujar ibunya.

"Baiklah aku berangkat, Assalamualaikum," pamitnya, lalu mencium tangan ibu dan ayahnya.

Di depan Adit ibunya selalu baik dan membangga-banggakan Salma tapi, ketika Adit sedang tidak ada dirumah, Salma menderita dengan perlakuan buruk ibu mertuanya. batinnya menderita di caci makinya, di hina, di perlakukan tidak baik, semua itu Salma rasakan setiap saat di mana sosok pelindungnya tidak ada.

****

Statusnya sebagai menantu tapi, ia di perlakukan dengan buruk layaknya seorang pembantu. jerit tangis dalam hati tiada henti, hanya bisa sabar dan ikhlas Salma menerima semua perlakuan itu. kebaikan yang di dapat hanya sebuah penderitaan.

"Salmaaaaa!," teriak ibu mertuanya.

"Iyah bu sebentar," sahutnya.

"Ada apa bu?,"

"Ada apa, ada apa, dari mana saja kamu!?," tanyanya dengan nada keras.

"Salma tadi lagi mau istirahat soalnya lagi ga enak badan Bu," jawabnya.

"Oh begitu!, sini kamu ikut saya," ucapnya lalu menyeret Salma ke dapur.

"Kamu lihat! bersihkan semua tempat ini sampai bersih," perintahnya dengan penuh kemarahan.

Apa yang bisa Salma lakukan selain berkata Iyah dan Iyah. tak pernah ada penolakan yang keluar dari mulutnya, semuanya ia kerjakan dengan baik. baginya bagaimana pun baik, buruknya dia tetap ibu mertuanya yang harus ia jaga dan ia horamati. meskipun begitu banyak penderitaan yang dia dapat, tak pernah sedikit pun dia mengeluh.

Sungguh setiap wanita pasti ingin mendapatkan perlakuan baik dan kasih sayang yang begitu tulus dari seorang ibu mertua di rumah suaminya. karena setelah menikah ibu mertua adalah ibu ke dua yang harus di hormati layaknya kita menghormati ibu kandung kita sendiri.

Emosi, kebencian, kekuasaan semua bisa menggelapkan mata seseorang, seperti hal nya orang tua Adit yang terkenal sebagai orang terkaya di Malaysia. sungguh orang tuanya menginginkan menantu yang sederajat dengannya namun, ia malah di takdirkan dengan mendapatkan menantu dari kalangan bawah. tetapi bagi Adit bagaimana pun status, atau derajat istrinya itu seperti apa dia tak pernah dia mempermasalahkan semuanya.

Itulah yang membuat ibunya membenci dan memperlakukan Salma tidak baik dengan dalih alasan dia dari kalangan bawah yang tak pantas berada di rumah istana megah miliknya. namun, dengan ke cantikan dan ke shalihahhannya membuat sosok seorang Adit tertarik hingga jatuh cinta. sehingga membuatnya tak memperdulikan dari mana, keluarga kaya atau bukan yang pasti bersamanya Adit merasa bahagia.

Bertahun-tahun Salma mendapatkan kasih sayang dari suaminya namun, tapi bertahun-tahun juga dia mendapatkan penderitaan dari sang ibu mertuanya yang tak memiliki hati nurani ke ibuan.

"Ya Allah kuatkan hambam menghadapi semua cobaan ini, berikanlah kesabaran, serta ke ikhlasan atas semua yang hamba dapatkan," lirihnya dalam doa

Tiba-tiba terdengar suara seseorang membuka pintu. cekklekk! dengan segera Salma membuka mukena dan merapihkannya. ternyata seseorang dari belakang pintu itu adalah suaminya.

"Mas, kirain siapa. ko udah pulang jam segini?," tanyanya

"Mas rindu sama istri mas yang cantik ini," ujarnya menarik Salma ke pelukannya.

"Di tanya serius malah bercandaan," ketus Salma melepas pelukan suaminya.

"Tadi di kantor semua pekerjaan sudah selesai jadi mas pulang lebih awal, harusnya ada meeting tapi mas serahkan semuanya sama asisten, mas lelah, butuh istirahat," jawabannya lalu membaringkan badannya di ranjang.

"Ya udah Salma mau ke bawah dan dulu di panggil ibu tadi," ucapnya, namun Adit menarik pergelangan Salma hingga terjatuh di pelukan suaminya.

"Suaminya capek, bukannya di perhatiin malah di cuekkin," ucapnya, lalu mendaratkan kecupan di bibirnya.

"Salma di panggil ibu tadi takutnya ibu lagi membutuhkan Salma, sebentar ko," ujarnya lalu berdiri beranjak dari pelukan Adit.

****

"Baiklah," sahut Adit.

Salma pun turun dan menganpiri ibunya, namun apa yang dia dapat? hanya sebuah ancaman bahwa Salma tak boleh membuka mulut pada Adit akan semua kejadian-kejadian buruk yang menimpanya.

"Iyah ada apa Bu," tanyanya.

"Dari mana sih kamu!? di panggil dari tadi ga nyaut-nyaut!" pekiknya dengan nada kesal.

"Kamu ingat yah! jangan pernah kamu bilang apapun sama anak saya tentang sikap saya yang memperlakukan kamu tidak baik!," ancamannya menekan tangan Salma.

"Baik bu," jawabnya merengek kesakitan.

Lalu Salma pun kembali ke atas dengan mata berkaca-kaca menahan sakit tangannya yang di cengkram kuat oleh ibu mertuanya. namun, Salma berusaha menguatkan dirinya dia berusaha menutupi semuanya agar Adit tak mencurigainya, Salma menghapus air mata dan melebarkan senyumannya di hadapan Adit dia berusaha tegar memperlihatkan bahwa semuanya baik-baik saja.

"Ibu manggil kamu buat apa?," tanya Adit.

"Ibu minta tolong nyiapin masakan makan malam," jawabnya penuh kebohongan.

"Baiklah mas mau mandi dulu," ujarnya beranjak dari tempat ranjang.

Salm pun segera menyiapkan pakaian Adit dengan tak terasa air mata terjatuh dengan sendirinya. di satu sisi lain dia bahagia dengan suaminya, tapi di satu lain dia juga merasa menderita dengan perlakuan ibu mertuanya. hanya sabar dan sabar yang bisa dia lakukan.

avataravatar
Next chapter