webnovel

Memulai

Sebelum melakukan penyamaran, Dewa membantuku untuk menetapkan kepemilikan Kerajaan. Kerajaan Aurum adalah yang paling tepat, karena punya jalinan yang kuat dengan Kerajaan Nix.

🌸🌸

Perempuan yang ada di sini hampir semuanya bermuka angkuh, seperti berkata, "Karena aku kaya, hanya aku yang boleh ada di Istana ini." Aku tidak bisa mengajak mereka berbincang, terlihat ada benteng besar yang sengaja mereka buat.

"Yang Mulia Ratu datang." Seorang Prajurit berteriak untuk mengumumkan keberadaan Sang Ratu. Kami semua berdiri dari duduk untuk menyambut kedatangan Ratu.

"Duduklah," perintah Ratu.

"Terima kasih, Yang Mulia," ucap kami serentak. Meja semua orang berbentuk lingkaran dengan 3 orang di dalam lingkaran itu, sementara Ratu duduk di tengah-tengah ruangan dengan mejanya sendiri.

"Kudengar kalian yang terpilih adalah Putri Raja dan anak bangsawan. Apa yang membuat kalian ingin menjadi Pengasuh Putraku?"

Semua perempuan yang ada di sini terburu-buru mengangkat tangan ingin didengarkan jawabannya oleh Ratu. Kemudian Ratu mempersilahkan semua Perempuan itu bicara. Lalu, Ratu menunjuk ke arahku, "Putri di meja paling depan yang sebelah kanan, apa kau mau memberi tahu alasanmu?"

"Tentu, Yang Mulia. Izinkan saya memperkenalkan diri. Saya Raiza dari Kerajaan Aurum di Timur. Alasan saya ingin menjadi Pengasuh Pangeran karena saya ingin menjaga beliau. Tidak ada alasan lain untuk itu," jawabku.

Ratu terdiam sejenak, "Kau mau pergi ke ruangan sebelah? Pelayanku akan mengantarmu."

"Saya bersedia." Sebenarnya aku tidak tahu mau di bawa ke mana aku. Namun, yang bisa kulakukan hanya ikut.

"Anda harus menunggu di sini sampai seleksi berakhir," ujar Pelayan itu.

"Kenapa membawaku ke Ruang Keluarga?"

"Saya tidak tahu pasti, tetapi sepertinya Yang Mulia menyukaimu."

"Benarkah?"

"Sejauh ini yang saya tahu, Ratu hanya membawa orang yang ia sukai dan percayai untuk masuk ke ruangan ini. Saya permisi," jelas Pelayan itu.

Semoga saja yang dikatakan Pelayan itu benar. Jika iya, aku akan sangat senang. Tugasku menjaga Bayi itu semakin dekat. Setelah beberapa menit, muncullah Ratu, "Kau menikmati tehnya?"

"Aku sangat menikmati semuanya."

"Duduklah Putri Raiza," ucap Ratu.

"Terima kasih Yang Mulia."

"Aku tertarik dengan jawabanmu. Apa kau yakin ingin menjadi Pengasuh Putraku?"

"Benar Yang Mulia."

"Apa orang tuamu tahu tentang ini?"

"Mereka sudah tahu tentang rencanaku ini. Anda tidak perlu khawatir tentang relasi dua negara ini."

"Kau Putri yang Pintar."

"Terima kasih atas sanjungan Anda Yang Mulia."

"Mulai hari ini 'kau yang bertanggungjawab untuk mengasuh Putraku, 'kau boleh memilih Pelayan yang akan membantumu. Karena 'kau seorang Putri, 'kau punya hak istimewa dalam fasilitas."

"Terima kasih, Saya tidak akan mengecewakan Anda Yang Mulia."

🌸🌸

Setelah Penerimaanku di sini aku di antarkan ke Kamarku yang ada di Kediaman Pangeran. Kamarku luas dan mewah, aku tidak menyangka hak istimewanya akan seistimewa ini, karena besok adalah hari pertamaku malam ini aku akan mengadakan seleksi Pelayan.

Istana ini sangat luas, Kediaman Pangeran ada di bagian Barat Kerajaan. Jaraknya ke Istana Utama 10 menit menggunakan Tandu. sedangkan dengan Kediaman Ratu berjarak 12 menit menggunakan Tandu. Aku tidak paham kenapa manusia mau berpisah dengan anaknya?

🌸🌸

"Di mana Pelayan-pelayannya?"

"Silakan masuk Nona," jawab Kepala Pelayan.

"Kenapa banyak sekali?"

"Hampir semua orang ingin menjaga Pangeran. Itulah kenapa banyak yang mendaftar untuk membantu Anda."

"Apa ada orang yang di seleksi kemarin?"

"Mereka ada di sebelah sana," tunjuk Kepala Pelayan ke arah meja di sebelah Kiri.

"Apa aku bisa meminta datang kepercayaanmu untuk menjadi tangan kananku?"

"Mengapa--" dia tampak terkejut.

"--karena kamu kaki tangan Ratu, aku percaya padamu."

"Baiklah, Saya akan menyuruhnya kemari, saya permisi." Tidak lama datanglah seorang Perempuan sekitar 15 tahun menghampiriku. Dalam penyamaranku usiaku 20 tahun. Kenapa aku belum menikah? Karena ingin mengabdi. Toh, di Kerajaan Aurum sudah punya penerus.

"Nyonya, saya dikirim oleh Kepala Pelayan."

"Siapa namamu?" Tanyaku.

"Aldania."

"Baiklah, Alda. Mulai detik ini kamu adalah tangan kananku. Kamu akan mengatur pelayan yang nanti kupilih. Kamu bisa menegurnya dan memberikan hukuman sesuai perintahku. Jangan takutkan hal yang tidak berguna. Kamu hanya harus mematuhiku. Paham?"

"Tentu, Nyonya."

"Sekarang rapihkan mereka." Alda membungkuk hormat lalu merapihkan calon Pelayan itu. Dia tegas, pants Sana Kerala Pelayan menyukainya. Setelah Alda merapihkan mereka, aku melangkah lebih dekat.

"50 orang yang ada di sini, hanya akan kuambil 10 orang. Aku tidak butuh kalian yang hanya menumpang nama dalam pekerjaan ini." Terlihat mereka mulai berbisik.

"Seleksi pertama yaitu--"

🌸

Aku mulai menyeleksi mereka, jumlah tahap seleksi ada 5. Jika kalah mereka gagal tanpa ada tolerir. di tahap kelima tersisa 12 orang. Dua dari mereka seorang bangsawan. Aku memanfaatkan itu untuk mendapat dukungan saat aku kesulitan. Sehingga dia bangsawan tertinggi itu kuloloskan. Aku telah memilih Pelayan yang akan membantuku. Aku sudah siap bertugas.

"Alda, Kamarmu ada di sebelah Timur terhalang dua ruangan dari kamar Pangeran. Kamarku ada di samping kamar Pangeran. Sekarang kamu tunjukkan kamar para Pelayan itu."

"Baik, Kamarnya ada di belakang ruangan saya, 'kan?"

"Iya, ruangan itu luas, mereka bisa tidur bersama."

"Baik Nyonya,"

🌸🌸

Pagi-pagi aku sudah di kamar Pangeran untuk bersiap. Terdengar teriaknya Alda yang ditujukan kepada para Pelayan itu. Aku keluar sembari membawa Pangeran.

"Ada apa, ini?"

"Mereka tidak mengindahkan perintahku," jawab Alda.

"Apa perintahmu?"

"Aku berkata agar mereka tidak kesiangan dan saling membangunkan."

"Lalu, ada beberapa orang yang kesiangan, begitu?"

"Benar, Nyonya," jawab Alda.

"Suruh mereka semua mengangkat kendi air, kecuali yang kesiangan. Biarkan mereka ikut denganku," ucapku sambil melangkah masuk ke kamar Pangeran.

"Baik, Nyonya. Cepat kalian bertiga ikuti Nyonya!"

Aku menidurkan Pangeran lalu mengajak tiga orang pelayan itu ke halaman depan.

"Carikan aku emas di halaman ini sebanyak 12. Waktu kalian hanya sampai matahari terbenam. Jika kalian gagal tidak ada makan malam untuk kalian semua." Mereka mengangguk patuh lalu mulai mencari. Aku tidak benar-benar berkata ada emas di pekarangan ini. Hanya saja ada Bunga Akasia. Menurutku terlihat seperti emas meski warnanya kuning. Aku hanya ingin melihat seberapa kreatif mereka dalam memecahkan teka-tekiku. Sebenarnya aku juga tidak tega jika harus menghukum mereka dengan tidak memberi makan malam.

Selama aku menjaga Pangeran Fraz kuamati wajahnyawajahnya, anak ini punya bibit unggul yang tampan. Dia akan sangat dikagumi wanita diseluruh penjuru Negeri.

"Fraz, cepatlah besar. Cepatlah jadi Raja, aku ingin kembali ke Nirwana."

Lalu terdengar ketukan di pintu kamar.

"Masuklah," ucapku.

"Nyonya, kami menemukan emasnya."

"Baiklah, tunggu di depan."

Jangan lupa untuk Vote, ya.

starsbumantaracreators' thoughts