1 Awal

Cinta adalah hal yang tak dapat dijelaskan, ia bisa sangat mempengaruhi keputusan seseorang--bahkan yang lebih tinggi dari manusia sekalipun. Menurut manusia di zamannya, dunia pun diciptakan dengan cinta. Tak ada yang tahu pasti perihal ungkapan itu, hanya saja akhirnya ungkapan itu dipercayai sampai detik ini.

Dewa dan Dewi adalah tingkatan tinggi kedua setelah pencipta, kemudian setelahnya para Peri, lalu Manusia. Semua yang hadir hari ini diciptakan dengan segala pertimbangan dulu. Dewa dan Dewi menjaga dan memelihara manusia, para Peri mengatur alam, dan tugas Manusia adalah menjaga bumi mereka--setelah sifat penghancurhya. Banyak hal yang terjadi di Nirwana, bukan hanya keindahan saja, tetapi adanya kehidupan.

🌸🌸

Raiza seorang Dewi muda yang bisa dikatakan sangat sempurna. Usianya yang menginjak 15 tahun dalam hitungan manusia, membuatnya tampak mempesona. Tubuhnya tinggi, kulitnya putih, parasnya cantik, molek, tutur bahasanya lembut, dan sangat handal dalam menguasai hal baru. Ia punya pendirian yang tidak mudah ditembus siapa pun. Raiza sangat disegani karena ia adalah anak dari Dewa tertinggi, meski begitu, ia tidak terlihat besar kepala. Ia sangat ramah, sampai-sampai banyak Dewa dan Dewi yang sangat menyayanginya.

Tugas pertamanya adalah menjaga anak manusia yang baru lahir agar tetap hidup dan tumbuh seperti yang telah digariskan. Pohon kehidupan adalah tempat di mana daun kehidupan ada. Di sana terkumpul daun-daun yang tidak pernah gundul meski gugur seribu.

"Raiza, daunmu sudah gugur," teriak seorang perempuan yang berpenampilan sama dengan Raiza.

"Benarkah?" Raiza berlari ke tempat pohon kehidupan. Namun, setelah sampai di sana ia tertegun, "Mana?"

"Aku tidak bilang daunnya ada di pohon kehidupan ini--"

"--lalu di mana?"

"Sabar, aku baru akan menjelaskan kenapa kamu terus bertanya padaku," jawab perempuan itu ketus.

"Baiklah, katakan padaku sekarang."

"Daunmu memang jatuh, tetapi bukan di pohon kehidupan ini. Dia di pohon pengharapan."

"Kamu becanda di saat seperti ini?"

"Aku tidak becanda Raiza!"

"Kamu serius?" Perempuan itu hanya mengangguk acuh.

Raiza berlari ke pohon pengharapan, di sana ia melihat daun itu sudah berada di keranjang penjaga.

"Apa itu daun milikku?"

"Selamat Raiza, ini milkmu," jawab penjaga itu sambil memberikan daun berwarna emas yang telah jatuh.

"Apa ini sebuah kesalahan?"

"Apa maksudmu?"

"Tidak, hanya saja bagaimana bisa aku yang masih muda mengemban tugas untuk menjaga anak dari daun emas," Raiza terus meracau tidak percaya.

"Tidak ada yang salah dari keputusan Dewa tertinggi."

"A-aku hanya tidak menyangka, saja. Baiklah, tolong jelaskan daun ini," pintaku pada penjaga pohon.

"Daun ke-99.999 berwarna emas, akan di jaga oleh Dewi Raiza--Dewi muda tertinggi yang dihormati. Kelak anak ini akan menjadi seorang Raja yang sangat disegani rakyatnya. Dewi Raiza harus turun ke bumi secara khusus untuk menjaganya, memastikan anak itu sehat dan garis kehidupannya sama. Apa ada lagi yang ingin ditanyakan?"

"Tidak, aku sudah paham. Persiapkan daun itu untuk turun ke bumi bersamaku."

"Baiklah."

Raiza kembali ke kediamannya untuk mempersiapkan kebutuhanya. Lalu, datanglah Dewi Arsya--Ibunda Raiza. Ia memeluk sayang Raiza.

"Bunda tahu keputusan yang telah dibuat olehmu, apa Raiza yakin akan mengemban, ini?"

"Awalnya Raiza tidak yakin, tetapi Raiza ingin menunjukkan bahwa Raiza bisa melakukan hal yang sama dengan Dewi-Dewi yang lain, Raiza tidak ingin mereka berburuk sangka pada Ayah. Bisa saja mereka berpendapat bahwa Raiza bisa lepas dari tugas ini karena pengaruh Ayah," jelas Raiza sambil membalas pelukan sangat Bunda.

"Baiklah, jika kamu sudah yakin. Bunda akan selalu mendukung apapun yang kamu pilih. Tenang saja, Sayang. Dunia manusia tidak buruk, kamu akan betah di sana."

"Raiza ingin kembali."

"Kamu akan kembali saat anak yang kamu jaga sudah menjalani masa takdirnya," jelas Bunda sambil mengelus puncak kepala Raiza.

"Apa aku bisa dilihat manusia?"

"Kamu akan diberikan kekuatan penyamaran, tanpa kekuatan itu kamu tidak akan tetlihat--"

"--sungguh?"

"Iya, tetapi anak yang kamu jaga tetap bisa melihatmu. Meski tanpa penyamaran," jawab Bunda.

"Apa aku akan baik-baik saja, Bunda?"

"Kamu dilindungi, kamu akan baik-baik saja, kecuali jika kamu jatuh cinta dengan manusia."

"Apa akan buruk?"

"Tidak, karena kita dan manusia punya batasnya, kita tidak bisa jatuh cinta dengan manusia."

"Aku hanya ingin pulang ke sini lagi, tidak ada yang kuinginkan," jelasku.

"Bunda percaya kamu bisa, Sayang."

Raiza memeluk Bundanya untuk merasakan ketenangan, bohong jika ia tidak gugup dan takut. Hanya saja, ini adalah tugas yang harus ia lakukan, toh ia bisa pulang kembali jika tugasnya selesai.

🌸🌸

Raiza diturunkan ke rumah anak yang akan ia jaga-ralat bukan rumah tapi sebuah kastil atau istana yang benar-benar megah. Kamarnya sangat indah, dipenuhi emas dan berlian. Raiza melihat banyak pelayan yang sibuk mondar-mandir untuk keluar-masuk ke dalam kamar. Terlihat seorang wanita sedang mempertaruhkan nyawanya agar sang buah hati lahir ke dunia kejam ini. Ada 3 wanita lagi selain wanita yang terbaring kesakitan. Mereka adalah Bidan penolong, seorang Ibu yang memegangi tangan wanita yang berusaha keras mengejan dan wanita yang ditugaskan untuk membersihkan bayinya setelah lahir nanti. kamar ini ditutup rapat-rapat, tak ada celah sedikitpun untuk cahaya dari luar. Tak lama, terdengarlah suara tangisan Bayi laki-laki yang sangat nyaring. Bayi itu langsung dibersihkan dan diberikan kepada Ibunya untuk menyantap makanan pertamanya-ASI. Lalu, Bidan itu keluar menghampiri 2 Laki-laki yang menunggu di depan kamar-Raja dan Penasihathya.

"Selamat Yang Mulia, Anda mempunyai penerus kerajaan ini," ucap Bidan itu sambil menunduk hormat.

"Apa aku bisa menemui Ratu dan Anakku?"

"Ampun Yang Mulia, Anda harus menunggu Ratu bersiap."

"Baiklah."

Aku melihat Ratu didandani kembali, memakai pakaian kerajaannya yang mewah dan dihias agar kembali cantik. Setelah siap, pelayan yang tadi membersihkan Bayi, keluar untuk mempersilahkan Raja melihat Ratu dan Anaknya. Terukir dari raut Raja, Dia sangat senang. Mereka keluarga kecil yang sangat hangat.

🌸🌸

Kerajaan Nix adalah kerajaan terbesar di Utara. Raja dan Ratu di kerajaan ini baru dikaruniai keturunan setelah 3 tahun pernikahannya. Kerajaan ini sangat makmur, terlihat dari rakyatnya yang tidak kekurangan apapun. Aku ditugaskan untuk menjaga Pangeran penerus kerajaan ini yang notabennya Putra pertama yang disegani di seluruh wilayah Kerajaan Nix. Aku memutar otak, untuk bisa masuk ke Istana dalam penyamaranku.

"Dibutuhkan Pengasuh di Kerajaan"

Pengumuman itu membuatku merasa punya cara untuk masuk ke Istana. Akhirnya, aku memutuskan untuk ikut seleksi Pengasuh untuk Pangeran. Aku hanya berharap cara ini berhasil. Setelah menunggu kurang lebih 10 jam, tibalah giliranku.

"Berikutnya, Nona Raiza dari Kerajaan Aurum? Apa anda benar seorang Putri?"

"Ya," jawabku sambil duduk di tempat yang sudah tersedia.

"Tidak-tidak, jangan duduk di sana, saya akan mengambilkan kursi yang layak."

"Apa aku boleh bertemu Ratu?"

"Tentu, masuklah dan tunggu di Ruang Tunggu, Anda akan langsung lolos seleksi tahap awal," jawab penjaga itu.

"Aku akan mengingat kebaikanmu," kusodorkan sekantung koin emas ke hadapannya lalu melenggang masuk.

Istana ini sangat megah, setiap incinya terbuat dari berlian, emas, dan marmer putih. Aku masih kagum, kenapa di Dunia Manusia ada tempat semewah ini. Aku duduk di Sofa putih yang sangat nyaman, kemudian datanglah beberapa pelayan yang membawakanku teh hangat. Di sini tidak hanya ada aku, terhitung ada 18 Perempuan yang kupikir memang berpengaruh dalam kekayaannya. Aku tidak mengerti mengapa mereka ingin sekali menjaga Bayi laki-laki itu.

.

.

.

Bersambung

avataravatar
Next chapter