2 Ternyata...

Saat menuju kantin Jeni berpapasan dengan Rezza . Lalu Jeni pun melemparkan senyum buat Rezza, tapi sayang Dia berpaling dari Jeni. Jeni pun kecewa, sementara itu Tari hanya cengengesan.

Sampailah Jeni dan Tari di kantin sekolah. Mereka memilih tempat yang strategis dan nyaman buat ngobrol. Mereka memilih tempat di bagian pojok yang agak sepi. Sebelum memulai obrolan yang tampaknya lumayan panjang mereka berdua pun memesan minuman dan makanan terlebih dahulu. Jeni memesan semangkok bakso dan segelas es jeruk, sedangkan Tari memesan semangkok mie ayam juga segelas es jeruk. Sambil menunggu pesana Tari memulai obrolan dengan percakapan.

"Jen, bukannya Rezza punya adik yang seangkatan sama kita?" Tari memulai pertanyaan.

"Oh, ya.. dia punya adik namanya Halin, yang kelas X mechanism itu loh...eh, tapi disini jangan panggil Rezza ya! Kita nyebutnya dia aja.. okey?!" kata Jeni.

"Okey.. sip-sip.."Tari mengacungkan jempolnya. Tak lama kemudian pesanan mereka pun datang.

"Neng,.. ni pesanannya ya.. selamat menikmati." Kata mbak susi pedagang di kantin sekolah.

"Makasih mba..." kompak Jeni dan Tari.

"Jen, sejak kapan sih kamu suka sama si dia?" tari bertanya sembari mengaduk-aduk mie ayamnya.

"Hm,.. sejak kapan ya? Gini deh aku certain dari awal aja ya, biar nyambung.." kata Jeni yang kemudian menyeruput es jeruknya.

Jeni pun mulai bercerita tentang dirinya yang akhirnya jatuh hati pada Rezza. Jenimemulai cerita saat setahun yang lalu waktu dia masih SMP kelas 3. Neza mengikuti sebuah bimbel untuk persiapan UN. Hari-hari yang dilaluinya di bimbel itu biasa-biasa aja.

Lalu suatu hari, saat Jeni baru tiba di depan bimbel. Jeni melihat seorang cowok yang sedang duduk di dekat pintu masuk ruangan kelas Rezza. Cowok itu menggunakan seragam SMK, dari logo yang ada dibaju seragam itu Jeni dapat mengetahui kalau cowok itu bersekolah di SMK Putih Abu. Dan cowok itu tak lain adalah Rezza. Tapi saat itu, Jeni tak tau siapa nama cowok itu.

Saat melihat cowok itu yang pertama kali terbesit dipikirannya Jeni yaitu cowok itu tampak seperti orang penyakitan karena melihat mukanya yang kelihatan lesuh juga cara duduknya yang menyandar pada tembok seperti orang yang baru keluar dari rumah sakit. Selain itu, tidak ada yang membuat Neza suka pada cowok itu karena cowok itu terkesan jutek dan Jeni juga gak begitu suka dengan cowok yang jutek seperti itu.

Seperti halnya Jeni, saat melihat Jeni kesan pertama yang di dapat oleh Rezza yaitu bahwa Jeni itu cewek yang jutek, maka dari itu Jeni pun memasang tampang yang jutek pula saat berpapasan di tempat bimbel. Yang kebetulan mereka mimbel di tempat yang sama.

Di tempat bimbel itu Jeni sekelas dengan Halin yang ternyata adik dari Rezza. Jeni baru tahu kalau cowok itu adalah kakaknya Halin saat waktu istirahat di bimbel teman-teman dikelas Jeni pada ribut.

"Eh, coba deh lihat dikantin. Si Halin lagi pacaran tuh.." kata salah seorang anak.

"Ah, yang bener? Masa sih?" kata anak yang lainnya.

"Ye.. lihat aja ndiri.."kata anak yang pertama tadi.

Karena Jeni penasaran, siapa pacarnya Halin akhirnya Jeni pun pura-pura melewati kantin. Dan ternyata cowok yang berada di samping Halin adalah Rezza. Dengan mesranya Halin menyandarkan kepalanya ke bahu Rezza, sedangkan Rezza sendiri juga menyandarkan kepalanya di kepala Halin. Ketika Jeni kembali ke kelas salah seorang teman dekat Halin mengklarifikasi gosip yang baru saja beredar.

"Eh,. Itu bukan cowohnya Halin... tapi kakaknya..." kata April temen dekat Halin.

"Oh,... pantesan aja agak mirip" kata anak yang lain.

Sejak saat itu, yang Jeni tahu cowok itu adalah kakaknya Halin. Sebelum tahu mereka berdua adalah kakak beradik, Jeni memang senang dengan Halin karena Halin terkadang memiliki pemikiran yang sama dengan Jeni. Itulah saat-saat pertama kali Jeni bertemu dengan Rezza.

"Oh, trus sejak kapan dong kamu suka sama si dia?" Tari bingung bertanya.

"Nah, kalo sejak kapan aku suka ma dia kayaknya sih sejak MPLS kemaren deh..." jawab Jeni mengawali ceritanya kembali.

Jeni mulai menceritakan awal kesukaannya terhadap Rezza .

Jangan lupa vote comment and share

Tunggu di episode selanjutnya

See yaa...

avataravatar
Next chapter