7 Menatapnya..

Keesokan harinya, kebetulan hari ini adalah hari sabtu. Setiap ekskul mengadakan latihan bersama dihari ini. Jeni masuk ekskul sastra. Karena dia memang suka membuat puisi juga kebetulan ternyata Rezza mengikuti ekskul yang sama dengan Jeni.

Hari ini semua siswa tampak bahagia karena mereka tidak belajar. Hanya latihan ekskul. Tak jarang ajang ini sering dijadikan ajang untung mengeceng dan janjian, karena malamnya adalah malam minggu. Dimana para kaula muda keluar untuk bersenang-senang. Baik dengan pacar, sahabat atau pun keluarga.

Saat akan memulai latihan, Jeni melihat Rezza yang sedang berbincang bersama kakak senior lain. Entah apa yang sedang mereka rencanakan untuk latihan para anggota baru ini. Dibawah pohon nangka, para kakak kelas itu tengah berdiskusi.

"jadi gimana nih? Atau mau dikasih permainan dulu?" tanya Anna salah satu di antara mereka.

"Hm,… gimana kalo kita jailin aja?? Kan rame tuh.. itung-itung hiburan nih.." Adi memberikan usul.

"Eh, jangan donk.. kasian tahu… entar mereka gak betah lagi dari ekskul ini terus pindah deh ke ekskul yang lain" Lia protes.

"Ya udah deh… biar adil gimana klo kita bikin games, sekalian jailin mereka.." kata Rezza.

"Yah, gimana dong nih?" anna bertanya pada Sukma, ketua ekskul.

"Hm,.. oke deh… buat games dan jailin mereka aja.. itung-itung hiburan lah.. kan perkenalan dulu ma mereka biar kita bisa lebih akrab" terang Sukma.

"Ya udah, yuk kita samperin mereka" kata Rezza.

Mereka pun pergi menuju para junior mereka itu yang sedang menunggu di taman sekolah. Dan memulai acara dengan berdoa bersama terlebih dahulu. Sebelum menginjak ke permainan games para kakak kelas memperkenalkan diri dulu. Sebaliknya, para junior juga diperkenankan untuk memperkenalkan nama mereka dan alasan mereka ingin masuk ekskul ini. Satu demi satu para junior telah memperkenalkan dirinya masing-masing. Sampailah pada giliran Jeni memperkenalkan dirinya.

"Nama saya Jeniffer Michelle , alasan saya masuk ekskul ini kerena…" kata Jeni masih tergantung, lalu Jeni menatap Rezza dengan tajam lalu memalingkan kembali pandangannya pada Sukma yang menanyanya.

"Karena apa??" tanya Sukma.

"Karena saya suka puisi, saya suka musik dan saya yakin dengan masuk ekskul ini saya dapat mengembangkan diri saya dan bisa menjadi diri saya sendiri. Karena saya baru di dunia putih abu ini dan masih mencari jati diri saya, maka saya mohon bantuan para kakak kelas untuk membimbing saya di ekskul ini" alasan Jeni panjang lebar.

"Waw!!!! Keren-keren…. Yuk beri uplouse buat kalian semua yang sudah ingin masuk ke ekskul ini" ucap kak Sukma.

Lalu para kakak kelas bercerita sedikit tentang sejarah didirikannya ekskul tersebut. Dalam beberapa menit, mereka telah larut dalam suasana kekeluargaan dan canda tawa. Namun itu belum sampai ke acara inti dimana mereka akan mengikuti games.

"Okey semuanya.. sekarang kita akan masuk ke acara games.." ucap kak Anna.

"Jangan tegang ya, biasa aja.. gak bakalan kita apa-apain kok.." lanjut kak Aji.

"Nah, silahkan Rezza... kasih tahu gamesnya" Sukma memberi perintah ke Rezza.

"Baik semuanya, jadi begini gamesnya. Kalian semua berjumlah 19 orang, cari pasangan kalian masing-masing. Jadi 2 orang 2orang, udah..?" tanya Rezza sekalian memberi perintah.

Sedangkan para junior sibuk mencari teman yang mau dengannya, karena mereka takut tak dapat pasangan mengingat jumlahnya ada 19 orang. Dan yang kali ini tak mendapat pasangan adalah Jeni.

"Duh, sial dah aku. Gak dapet pasangan nih.. gimana dong???" Jeni bingung dalam hati.

"Kak" Jeni memanggil Rezza.

"Ya da apa??" tanya Rezza.

"Saya gak dapet pasangan kak" ucap Jeni.

"Owh, iya.. kan ada 19 orang ya.." kata Rezza.

"Ya udah… yang gak ada pasangan sama Rezza aja.. sekalian ngasih contoh gamesnya seperti apa" ucap Sukma.

"Ya udah, kamu pasangannya sama kakak aja" kata Rezza dengan coolnya.

"Hah???! Gak salah nih?? Duh,kirain aku bakalan sial.. tapi untung deh malah jadi pasangannya sama kak Rezza. Senengnya… pengen teriak deh" ucap Jeni girang dalam hati.

"Ya kak" kata Jeni.

Sebelum games dimulai, para junior disuruh duduk ditanah membentuk lingkaran. Lalu mereka diminta saling berhadapan dengan pasangannya. Juga pastinya Jeni dan Rezza pun saling berhadapan. Jeni berusaha menahan tawa, pipinya menjadi merah padam. Sementara itu, Rezza yang terlihat cool itu, dalam hatinya sedikit grogi. Entah kenapa Rezza jadi begini dihapadan Jeni.

"Duh, ni anak biasanya suka curi-curi pandang ngeliatin aku. Sekarang parahnya lagi dia ada di depan muka ku.. kayanya dia bakalan puas ngeliatin muka ku. yang keren ini." Rezza narsis dalam hati.

"Okey, udah pada duduk berhadapan belum??" tanya Rezza sambil terus menatap Jeni. Jeni pun jadi malu karena Rezza terus menerus menatapnya. Akhirnya Jeni mencoba membuang pandangannya ke arah lain. Dan ketika Jeni melihat dilapangan basket, ada Tari yang sedang latihan cheerleaders. Jeni pun melambaikan tangannya pada Tari.

"Sstt,. Kamu??" Rezza memelototi yang sedang melambai-lambaikan tangannya.

"Eh, iya kak.. sorry..hehe" ucap Jeni lalu tersenyum.

"Dengerin nih instruksinya. Kalian berhadapan muka, lalu tatap mata orang yang ada dihadapan kalian. Coba bayangkan yang ada dihadapan kalian adalah orang yang paling kalian benci, atau paling kalian sayang, atau paling kalian kasihani. Pokonya keluarkan semua unek-unek yang ada dihati kalian. Okey… siap ya…" ucap Rezza panjang lebar.

"Siap kak.." jawab Jeni dan anak-anak yang lainnya.

avataravatar
Next chapter