8 Malulah...

Beberapa detik ke menit suasana tampak hening. Semua tampak fokus menatap orang yang ada didepannya. Ada beberapa yang masih becanda cengengesan ada juga yang tampak serius seperti halnya Jeni . Dia begitu fokus menatap mata Rezza yang bewarna coklat itu. Sementara Rezza pun fokus memandang mata Jeni yang tampaknya memberikan suatu isyarat.

"Duh, kak Rezza … mata kamu indah bangeeeet…" ucap Jeni dalam hati.

"Hm,.. si Jeni matanya bercahaya deh… kaya yang berbinar-binar gitu. Pasti gara-gara ngeliat gue.. haha… eh, tapi kalau dilihat-lihat dia lucu juga deh…" ucap Rezza dalam hati.

Beberapa menit berlalu dengan suasana hening, mulailah para junior mengeluarkan unek-unek mereka kepada orang yang ada dihadapan mereka. Ada yang menangis, yang marah-marah juga yang tertawa cekikikan.

"Kenapa sih kamu tega banget ninggalin aku??? Sakit tahu kamu giniin. Tau gak sih, perasaan aku ke kamu itu gimana?? Aku sayang banget ma kamu… hiks..hiks..hiks,…" Dia salah seorang junior kemudian menangis sambil terus mengomeli orang yang ada di depannya.

Sementara orang yang ada di depannya malah tertawa cekikikan.

"hahah…. Dasar , kamu kerjain mau aja… kamu tau aku kan jail, masih aja kamu turutin… hahah" ucap Jery sambil terus cekikikan.

Sementara itu, Jeni dan Rezza masih saling menatap. Jeni ingin sekali mulai mengeluarkan isi hatinya. Tapi rasanya berat untuk mengucapkannya. Tapi tak beberapa lama kemudian, Rezza mulai membuka mulut.

"Kamu kok diam aja sih?? Udah lama aku nungguin kamu.. kemana aja sih gak datang-datang?" Rezza ngomong sambil tetap memandang mata Jeni

"Duh, kak Rezza kok ngomong gitu sih?? Ya udah deh.. aku bales.. skalian aku ngeluarin semua unek-unek aku.." ucap Jeni dalam hatinya.

"Bukan maksud aku gak mau bicara sama kamu, tapi aku bingung apa yang harus ku ucapkan?? Tak ada kata yang pantas untuk menggambarkan suasana hatiku.." ucap Jeni yang juga masih terus menatap mata Rezza .

"Loh, kok aku sama Jeni jadi kayak yang lagi dialog ga sih?? Ah, biarin aja deh.. sekalian aku tanya-tanya aja dia, kan lumayan.. bisa tahu sedikit tentang dia. Walaupun belum tentu semuanya bener." Ucap Rezza dalam hati.

"Sebenernya gimana sih hati kamu sama aku?? Bencikah, sayangkah atau apakah?? Ku butuh kepastianmu.." ucap Rezza .

"Gimana aku bisa ngomong kalau aku sendiri gak tahu jawabannya. Yang ku tahu, setiap hariku, malamku tak lepas dari bayang tentang dirimu. Aku gak tahu rasa apakah ini. Tapi, kalau boleh bertanya. Bagaimana hatimu padaku??" ucap Jeni kemudian meletakkan telapak tangannya didadanya.

"aku pun sama denganmu, setiap saat ku teringat akan dirimu, senyummu yang manis yang slalu melekat dibibirmu.. apakah yang sedang kita rasakan ini??" ucap Rezza.

"Mungkin kah ini yang dinamakan cinta???" ucap Jeni sambil menaikan satu alisnya.

"Kalau benar ini cinta?? Katakan padaku siapa yang kau cinta itu??" tanya Rezza .

"Yang aku cinta… mana mungkin aku dapat mengatakannya" kata Jeni lalu memejamkan matanya.

"Katakan padaku, mengapa??" ucap Rezza dengan sedikit memelas.

Kemudian Jeni kembali menatap mata Rezza lagi. Lalu mereka berdua diam sejenak. Sementara anak-anak yang tadinya tampak seperti orang gila berbicara, nangis bahkan marah-marah. Sempat menjadi pusat perhatian di lingkungan sekitar. Akhirnya menghentikan aksinya, karena mereka rupanya lelah. Dan semuanya hening menatap Rezza dan Jeni yang masih saling memandang.

"Duh, kok jadi diem-dieman gini sih??" kata Jeni dalam hati.

"Nie anak kok malah diem? Bukannya jawab pertanyaan gue" kata Rezza dalam hati.

"Kak, udahan yuk…hehehe" Jeni akhirnya membuka mulut lalu tertawa.

"Eh, ya udahan ah" Rezza juga lalu memalingkan pandangan.

Lalu para junior dan senior memberikan tepuk tangan pada Jeni dan Rezza . Mereka berdua bengong. Lalu saling pandang.

"Hebat-hebat…. Kalian berdua cocok banget tadi… keren, seperti yang lagi dialog" ucap Sukma.

"Ah, tu sih udah biasa…" kata Rezza .

Sementara Jeni hanya tersenyum tersipu malu. Kemudian mereka kembali berkumpul dan larut dalam canda tawa. Sementara itu, dari ujung lapangan basket Tari memandang tampaknya sedang memperhatikan Jeni dan kawan-kawannya.

Saat acara latihan selesai, kebetulan Jeni keluar dari gerbang sekolah bersama Rezza . Walau mereka tidak berdua, namun hati Jenibegitu senang. Karena hari ini banyak waktu yang telah ia lewati bersama Rezza . Apalagi games tadi, membuat Jeni makin tergila-gila.

avataravatar
Next chapter