1 Prolog

Gue Clarissa Audya kamila. Panggil aja Audy, gue pengacara disalah satu kantor firma hukum di Jakarta Selatan.

Gue punya adik namanya Hendra Putra Prabu, adik kecil yang sekarang sudah kelas 3 SMA.

Ayah gue Seorang CEO bisnis properti tapi kami sudah sejak lama tidak tinggal dengannya dan ibu gue seorang pembisnis kuliner.

Gue tinggal di sebuah komplek dikawasan Jakarta Selatan, rumah dengan warna biru muda yang begitu tenang bila dipandang.

Menjadi pengacara adalah kebahagiaan yang pernah gue miliki, bisa nyelesaikan kasus setiap orang itu adalah hal yang paling melegakan yang pernah gue rasain

Tring.... Tring....

Suara alarm dikamar gue membuyarkan mimpi indah gue, benar-benar menjengkelkan. Gue kembali memejamkan mata berharap bisa kembali melanjutkan mimpi gue bersama idol favorit gue.

Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu kamar, lalu cahaya matahari membuatku terbangun.

" Kak, bangun katanya hari ini ada klien baru"

" Ee..... (sambil meliutkan badan) Mau tidur sebentar lagi Ma". Kata gue sambil membuka sedikit mata

" Udah jam 10, em...."

" Apa! ( Gue langsung melihat Jam untuk memastikan) Ma...., kok baru bangunin sih? "

Gue langsung bergegas ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi, gue langsung bersiap-siap, lalu turun kebawah. Oh iya kamar gue ada dilantai dua, sisi kanan paling pojok, informasi yang nggak penting sih tapi barangkali ada yang penasaran hehehe.

" Mah, kakak berangkat ya". Teriak gue tanpa tahu mama ada dimana

" Sarapan dulu eh " sahut mama dari arah dapur

" Di kantor aja ma ( Sambil bergegas keluar) "

Sesampai di gerasi gue langsung menghidupkan mobil, waktu tempu dari rumah ke kantor sekitar 40 menit dan rapat sama klien dimulai jam 10.

Bruk... Bruk...

Gue menjatuhkan file-file yang ada di tas gue, dan pintu mobil gue mengenai mobil merah yang ada disamping kanan mobil gue.

" Damn! " (Gue menghiraukan soal mobil dan lebih memilih untuk membereskan file gue yang berserakan)

" Maaf ya buat yang punya mobil, gue buru-buru" sambil mengelus pintu mobil merah yang lecet.

Setelah file berhasil gue rapiin, barulah gue ke kantor.

Kantor gue ada di lantai 8, saat gue mau naik lift nggak sengaja gue papasan sama staf kantor.

" Mbak( katanya setelah melihat gue berdiri didepan lift) dari mana aja? "

" Sorry Katya(Sambil menangkupkan kedua tangan), gue telat bangun" jawab gue

" Rapat belum dimulai, masih nungguin Mbak "

" Yaudah, hayu bareng "

Didalam lift gue nanya sama Katya, bagaimana kondisi kantor.

" Kat, klien marah nggak? " Tanya gue berusaha menenangkan diri

" Awalnya iya, tapi untungnya ada pengacara baru yang bisa ngehandle " jawab Katya santai

" Pengacara baru? Siapa? Kok gue nggak tahu!? "

" Aku nggak tahu namanya Mbak, tapi yang pasti dia ganteng bangettt" kata Katya terpukau

" Dih, badboy pasti dia mah"

" Mbakkkk, belum juga kenal udah bisa nilai aja" Katya berusaha membelah pengacara baru itu

" Feeling gue sih ga pernah salah ya" Kata gue sambil melangkah keluar

Kami sudah sampai tepat di depan kantor, gue langsung disambut sama muka bos gue yang udah nahan amarahnya.

" 12.00 " kata bos gue sambil mengetuk-ngetuk jam tangannya lalu memandang gue tajam

" Maaf pak, tadi..... "

" Tadi saya telat bangun" kata Pak Herman memotong penjelasan gue

" Cepat, temuin klien! " Lanjutnya

Gue langsung bergegas ke ruangan rapat tempat kline menunggu.

Tok.. Tok...

" Selamat siang (kata gue setelah membuka pintu ) maaf ya Bu saya telat banget"

" Gapapa, kali ini saya maklumi. " Kata klien gue sambil tersenyum hangat

" Silakan duduk lagi Bu ( pinta gue lalu menaruh barang-barang ke meja rapat) "

" Kita langsung mulai aja ya Bu" lanjut gue lagi

avataravatar
Next chapter