38 Chapter 38 | Kelli Hilang

Kelli menggeliat, ia mendudukkan dirinya. Kelli mengerjapkan mata, ia mencoba mengumpulkan nyawanya. Tangannya mulai meraih ponsel di sebelah kanan, ia terkejut melihat jam yang menunjukkan bahwa dirinya terlambat lima menit. Kelli keluar dari tendanya, ia mulai mencari laki - laki itu. Pasti Reyhan akan marah kepadanya. Kelli menghela napas panjang. 

Reyhan duduk di bawah pohon seraya melihat jam di tangan kirinya, perempuan itu belum terlihat. Reyhan yakin jika Kelli bangun kesiangan, laki - laki itu berdecak kesal. Ia bisa melihat Kelli berlari ke arahnya. Sesampai di hadapannya, perempuan itu berusaha menstabilkan deru napasnya.

"Lo telat delapan menit," ujar Reyhan seraya bersedekap, Kelli meringis. Seperti dugaannya.

"Maaf gue bangunnya telat," balas Kelli, Reyhan hanya menanggapi dengan anggukan. Ia maklum jika perempuan di depannya ini telat bangun, karena acara api unggun kemari selesainya sangat larut.

Udara pagi itu sangat dingin namun segar, suara burung terdengar. Reyhan menggenggam tangan perempuan disampingnya dan memasukan di dalam jaketnya. Tidak ada pembicaraan sama sekali, Kelli yang terlalu penasaran mulai memberondong Reyhan dengan berbagai pertanyaan.

"Masih jauh?" tanya Kelli, Reyhan menggeleng. Tatapan Kelli jatuh pada tangannya yang berada di dalam jaket laki - laki itu. Hangat. 

Beberapa menit kemudian, Kelli melihat gubuk kecil. Tidak jauh dari situ ada sumber air yang sangat jernih, Kelli berdecak kagum. Reyhan tidak bisa di tebak, seulas senyum terbit di bibirnya. 

"Lo kok tau ada gubuk disini? Ternyata sungai yang nggak jauh dari tempat kemah kita asalnya dari sini ya," ucap Kelli seraya tersenyum lebar. Keduanya duduk di gubuk kecil yang berada disana.

"Kemarin kan gue sama anak - anak cari kayu, gue jalannya kejauhan terus gue liat ada gubuk disana. Ya gitu deh pokoknya." Kelli manggut - manggut. Ia melepas sandalnya, kakinya mulai melangkah di dinginnya air.

"Jernih banget airnya ya," ujar Kelli, perempuan itu mulai bermain air. Reyhan yang melihat tingkah kekanak - kanakan Kelli, ia tidak bisa menyembunyikan senyumannya.

"Rey, sini deh. Airnya segar banget," ajak Kelli, Reyhan menggeleng.

"Dingin," sahut Reyhan. Kelli tersenyum jahil, ia memercikkan air ke arah laki - laki itu persis seperti yang di lakukan Reyhan saat di pantai waktu itu.

"Berhenti Kell, dingin." Bukannya berhenti, Kelli justru terus memercikkan air kepada Reyhan. Laki - laki itu melepas sandalnya, ia mulai membalas Kelli.

Keduanya pun perang air, sesekali keduanya tertawa. Baju mereka basah sekarang, keduanya pun kembali duduk di gubuk. Udara dinginnya pagi berganti hangat, sinar matahari mulai menerobos di sela - sela dedaunan pohon.

"Makasih ya Rey," celetuk Kelli, Reyhan menatap perempuan di sampingnya penuh tanya.

"Makasih karena lo beberapa kali ini ajak gue ke tempat yang nggak pernah gue duga." Reyhan mengangguk dan tersenyum. Ia tidak menyangka ucapan itubieluar dari bibir Kelli.

"Balik yuk, nanti yang lain nyariin kita." Keduanya berjalan kembali ke tempat kemah. Entah kenapa senyuman tidak lepas dari bibir keduanya.

Sesampai di sana, keduanya langsung berpencar ke arah tenda masing - masing. Riska memberondongnya dengan berbagai pertanyaan, Kelli bisa melihat raut khawatir di wajah teman barunya itu.

"Gue cariin daritadi, lo darimana aja?" tanya Riska cemas.

"Ya jelas pergi sama Reyhan lah, sama siapa lagi," sahut Nita sinis.

"Lo iri?" balas Kelli dengan seringaiannya.

"Nggak lah, ngapain gue iri," kilah Nita, Kelli ingin membalas ucapan perempuan di depannya. Namun Riska memegang tangannya.

"Udah biarin aja Kell, cepat ganti baju nanti lo masuk angin." Kelli mengangguk.

***

"Hari ini kita akan bermain games. Saya dan pembina lainnya sudah membuat kelompok yang anggotanya acak dari kelas sepuluh sampai kelas sebelas, setiap kelompok berisi lima anggota. Kelompok satu ada Reyhan, Aldo, Satya,....."

Semua mulai berkumpul sesuai dengan kelompok masing - masing. Keberuntungan tidak berpihak kepada Kelli, ia satu kelompok dengan Nita. Sedangkan Nita tersenyum, kebetulan sekali.

"Okay jadi kita mulai dari kelompok pertama bisa jalan terlebih dahulu, ingat ikuti plang arah yang sudah disediakan. Setiap pos kalian wajib menjawab pertanyaan dari pembina yang berjaga disana, kalian tidak akan berjalan ke pos berikutnya jika tidak bisa menjawab pertanyaan dari pos sebelumnya, mengerti?" terang Pak Milan.

"Siap mengerti!" Kelompok satu mulai berjalan. Karena Kelli berada di kelompok terakhir, ia akan menunggu lumayan lama.

"Wah kita satu kelompok," ucap Nita seraya tersenyum sinis. Kelli yang mendengar basa - basi perempuan di depannya, ia hanya mengabaikan perempuan itu. Kelli malas berdebat dengan Nita.

***

Kurang satu pos lagi, kelompok terakhir yaitu kelompok Kelli akan menyelesaikan gamesnya. Kelompok terakhir tertinggal cukup jauh, sedangkan kelompok lainnya sudah berhasil menyelesaikannya.

"Ayo semangat kurang satu pos lagi!" ujar Rara a.k.a ketua kelompok berusaha menyemangati anggotanya.

Setelah berhasil menjawab pertanyaan di pos terakhir, mereka pun berjalan mengikuti plang arah. Banner bertuliskan finish mulai terlihat, mereka semakin mempercepat langkahnya. Suara sorakan mulai terdengar.

Semua bernapas lega begitu sampai di garis finish, Reyhan yang menyadari jika kelompok terakhir sudah sampai finish ia segera menghampiri kelompok itu.

Reyhan tidak melihat Kelli sama sekali, ia mulai panik.

"Kelli mana?" tanya Reyhan kepada Rara, perempuan itu memeriksa anggotanya. Rara terkejut tidak mendapati Kelli di belakangnya, padahal saat di pos terkhir perempuan itu masih bersama dengannya dan anggota yang lain. Rara mencoba bertanya kepada anggota yang lain, namun nihil. Tidak ada yang tahu.

"Kelli hilang Rey," ucap Rara panik. Semua murid terkejut ketika mendengar berita jika Kelli menghilang. Reyhan mengacak rambutnya kesal, ia panik sekarang. Kelli-nya hilang, laki - laki itu mencoba tenang. Ia berjalan menghampiri Pak Milan.

"Pak, Kelli hilang."

Pak Milan dan beberapa pembina disana terkejut, pria paruh baya itu meminta seluruh muridnya untuk berkumpul. Terlihat jelas, pria paruh baya itu sangat panik.

"Semuanya berkumpul disini, jangan kemana - mana. Saya dan pembina yang lain akan berpencar mencari Kelli," perintah Pak Ron tegas. Beberapa pembina mulai berpencar.

"Pak Ron, saya ikut." Pria paruh baya itu menggeleng, ia tidak mengijinkan Reyhan untuk ikut. Itu akan membahayakan anak didiknya.

"Pak saya mohon," ujar Reyhan, laki - laki itu terus memaksa. Pak Ron mengela napas kemudian beliau mengangguk.

"Ya sudah, kamu bisa ikut." Pak Ron berjalan menghampiri guru - guru yang lain, diikuti Reyhan yang mengekor di belakang. 

'Kell gue udah pernah bilang sama lo jangan buat gue khawatir, tapi kenapa lo selalu buat gue khawatir,' batin Reyhan.

avataravatar
Next chapter