31 Chapter 31

"Rey," panggil Vion. Reyhan berhenti, ia menatap kedua sahabatnya datar. Keduanya saat ini berada di taman sekolah, Reyhan meminta kedua sahabatnya duduk di sebelahnya. Ia mulai menjelaskan kepada kedua sahabatnya.

"Gini, gue pengin nunjukin ke Kelli kalau apa yang gue omongin tentang sahabatnya itu benar. Dia nggak percaya sama gue dan gue pengin dia percaya sama apa yang gue omongin," terang Reyhan. Vion dan Bian manggut - manggut.

"Tapi kalau Nita berbuat sesuatu yang nekat sama Kelli?" tanya Vion.

"Gue rasa Kelli sanggup kalau buat ngelawan Nita, kita cuma awasin aja. Kalau misal parah, kita turun tangan. Kalau masalah Ken, gue bakal urus nanti." Bian dan Vion mengangguk. Keduanya percaya dengan ide sahabatnya.

"Tapi gue nggak yakin tujuan lo itu doang," ucap Bian tidak yakin.

"Emang tujuan gue nggak itu doang," ucap Reyhan enteng.

"Lo pasti mau modus juga, kan? Mencari kesempatan dalam kesempitan, ya kan?" selidik Bian, Reyhan hanya diam. Ia tidak berminat menjawab pertanyaan Bian.

***

Setelah kenyang, Kelli beranjak dari tempat duduknya. Seseorang menariknya, laki - laki itu membawanya ke belakang sekolah.

"Lo pacaran sama Reyhan?" tanya Rian.

"Kalau iya kenapa?" tanya Kelli, Rian menonjok tembok di belakang perempuan itu. Kelli memejamkan matanya, ketika ia membuka matanya Rian sudah pergi entah kemana.

'Kenapa sih si Rian? Aneh, ' batin Kelli heran.

Ia tidak tahu niat Reyhan kenapa laki - laki itu menyatakan perasaannya di depan anak satu sekolah. Tapi Kelli yakin itu hanya pura - pura dan bagian dari rencana Reyhan, Kelli tidak mungkin memberitahu orang lain. Karena rencananya akan gagal.

Kelli berjalan menuju kelasnya, sepanjang koridor seperti biasa banyak yang menggosipkannya. Sesampai di kelas, Nita, Putri dan Ria memandangnya sengit. Kelli mengerutkan keningnya, ketiga perempuan itu menghampirinya.

"Kell, " panggil Nita, perempuan itu menatap Kelli tajam. Kelli menaikkan alisnya, ia tidak mengerti dengan perubahan sikap Nita. Apalagi sekarang sahabatnya itu mempunyai geng.

"Lo kenapa mau jadi pacarnya Kak Reyhan, hah?! Lo kan tau kalau gue suka sama dia, gue nggak nyangka lo nusuk gue dari belakang. Awal - awal aja sok nggak mau dekat sama Kak Reyhan, eh taunya munafik." Nita menatap Kelli sinis.

"Gue taunya lo suka sebagai fans, gue nggak tau kalau lo benar - benar ada rasa sama dia," terang Kelli, Nita mendengus.

"Dengar ya Kell, gue nggak percaya sama omongan busuk lo. Dan satu hal lagi, selama ini gue mau berteman sama lo karena gue kira lo bisa bantuin gue dekat sama Kak Reyhan. Taunya malah lo nusuk gue," terang Nita. Kelli yang mendengar itu, ia menggeram. Jadi selama ini, ia di manfaatkan.

"Jadi selama ini lo manfaatin gue?" tanya Kelli memastikan, semua terjawab ketika Nita tersenyum meremehkan.

'plakk'

Kelli bukan perempuan menye - menye yang mudah di tindas, ia justru akan membalas tingkah Nita. Perempuan di depannya mendelik seraya memegang pipi kanannya yang memerah.

"Gue jijik pernah punya sahabat kayak lo," ujar Kelli, ia keluar dari kelasnya. Ia ingin bolos, lagipula ini sudah mata pelajaran jam terakhir.

Kelli berjalan di rooftop, ia tidak tau kakinya membawanya ke tempat itu. Sesampai di atas, angin lembut menyapa wajahnya. Kelli bersyukur rooftop ini sepi, entah kemana si Reyhan.

"Kalau sepi gini kan enak," ujar Kelli seraya merebahkan dirinya di sofa.

Siang hari begini memang enak tidur, terutama di rooftop sekolah. Karena jika di rooftop, semilir anginnya itu membuat siapapun nyaman untuk tidur disana. Ketika Kelli bersiap untuk tidur, suara yang ia kenal mengintrupsi kegiatannya.

"Lo nggak pengin tanya sama gue, kenapa gue nembak lo di depan anak satu sekolah?" Kelli mendudukkan dirinya, perempuan itu menatap Reyhan yang saat ini duduk di sampingnya.

"Kenapa lo ngelakuin itu? " tanya Kelli, Reyhan tersenyum.

"Lo sekarang tau kan sikap dan sifat Nita yang sebenarnya? " tanya Reyhan balik, disambut anggukan oleh Kelli. Perempuan itu tidak menyangka apa yang di katakan Reyhan dan Bian itu benar.

"Itu tujuan gue nembak lo, biar lo tau sifat aslinya Nita. Lo selalu nggak percaya sama apa yang gue omongin," ucap Reyhan.

"Bukannya gue nggak percaya, dia teman pertama gue pas masuk sekolah disini" Kelli berterima kasih kepada Reyhan.

"Terus sekarang gimana? Kita terusin sandiwaranya atau.., " ucapan Kelli terpotong ketika melihat Reyhan tersenyum geli.

"Sebenarnya selain itu, tujuan gue pengen buat lo bertekuk lutut sama gue. Jadi gue pengin lanjutin sandiwara ini, " jelas Reyhan dengan cengirannya.

"Ya udah, gimana kita challenge?" tanya Kelli. Karena Reyhan kemarin mengajaknya taruhan, kali ini gantian Kelli yang mengajak laki - laki itu challenge.

"Challenge?" ulang Reyhan, ia tidak mengerti.

"Iya challenge, lo kan pengin gue bertekuk lutut sama lo. Nah berhubung lo pengin terusin sandiwara ini, gimana kalau kita challenge. Jadi kalau gue bertekuk lutut sama lo, gue bakalan ngelakuin apa yang lo mau. Begitu pula sebaliknya, kalau lo bertekuk lutut sama gue. Lo harus ngelakuin apa yang gue mau," tantang Kelli.

"Oke, gue setuju. Tapi gue nggak yakin kalau gue bakalan bertekuk lutut sama lo," ucap Reyhan dengan senyuman angkuhnya. Kelli memutar bola matanya

"Tapi gue minta satu syarat, kalau di depannya anak satu sekolah kita harus seolah - olah emang pacaran. Dan walaupun kita sekarang pacaran pura - pura, bukan berarti lo nggak jadi pembantu gue lagi. Lo masih jadi pembantu gue." Kelli mendengus tapi kemudian ia mengangguk.

"Iya gue nggak lupa, gue masih jadi pembantu lo. Kalau masalah sandiwara di depan anak - anak gue setuju, gue malah pengin manas - manasin Nita." Kelli tersenyum sinis.

Bian dan Vion yang berada di balik pintu yang menghubungkan ke rooftop, keduanya menggeleng.

"Cuma orang nggak waras yang challenge melibatkan perasaan," celetuk Vion, di balas anggukan oleh Bian.

"Tapi feeling gue bagus tentang challenge ini, itu bakalan buat keduanya sadar tentang perasaan masing - masing." Vion manggut - manggut.

***

Nita merebahkan dirinya di sofa kamar, ia menyambar ponsel yang berada di atas meja. Setelah berhasil mencari nama kontak di ponselnya, ia segera menghubungi kontak tersebut.

"Halo," sapa seseorang di seberang.

"Lo suka sama Kelli kan? Ayo kita kerja sama buat ngejauhin mereka," ajak Nita.

"Nggak, gue nggak mau." Nita menggeram.

"Ini bakalan untung buat lo dan untung buat gue, kenapa lo nggak mau?" Nita berusaha membujuk Rian, tetapi laki - laki itu tetap tidak mau.

"Lo jangan pasrah gitu aja, Yan. Jangan sampai lo nyesel, " bujuk Nita lagi.

"Oke gue mau," jawab Rian mantap. Nita tersenyum, ini bakalan lebih mudah untuk memisahkan Kelli dan Reyhan.

avataravatar
Next chapter