2 Chapter 2

Bel pelajaran kedua berbunyi, Kelli segera pergi ke kelasnya. Ia menyusuri koridor dengan tenang, sesekali ia bersenandung lirih. Ia dapat melihat dari sini, kakak kelas yang sombong itu dan kedua temannya berdiri di lapangan basket dengan menatap tajam dirinya. Kelli membuang muka dan terus berjalan ke kelasnya. Begitu sampai di depan kelasnya, ia mengintip dari jendela. Guru killer yang ada di kelasnya tadi sudah tidak ada. Sepertinya jamkos. Ketika Kelli melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas, semua mata memandangnya. Ia tidak peduli dengan pandangan teman - temannya yang menatapnya aneh atau apalah itu, Kelli tidak peduli.

Kelli berjalan ke meja pojok belakang yang masih tersisa satu kursi di sebelah perempuan cantik. Ia masih normal tentu saja. Tapi bisa di bilang perempuan yang duduk di sebelahnya ini sangat cantik, Kelli berani bertaruh kalau perempuan ini banyak di sukai laki - laki.

"Hey, gue Anita Alveina Wijaya. Lo bisa panggil gue Nita, salam kenal ya." Perempuan bernama Nita itu tersenyum hangat kepada Kelli.

"Salam kenal juga, gue Andrea Kellisha Winanta." Kelli membalas tersenyum lebar.

Keduanya bercerita panjang lebar tentang boyband favorit mereka. Kelli senang bertemu dengan Nita yang memiliki idola yang sama dengannya. Hingga mereka tidak menyadari bel istirahat berbunyi.

***

"Rey, lo tuh harus bisa tahan emosi. Percuma lawan cewek, kalau masalah adu bacot kita jelas kalah." ucap Vion seraya menepuk bahu sahabatnya yang masih dirundung emosi.

"Iya Rey, lo biasanya sama cewek baik—" Belum selesai Bian bicara, Reyhan menyela.

"Cewek barbar kayak dia tuh nggak pantes di baikin. Ogah banget gue baikin cewek model begituan. Gue masih nggak terima, masa dia kira gue nggak bisa baca. Lagian ya, nggak ada cewek yang berani bentak gue. Apalagi gue seniornya," ucap Reyhan seraya melempar bolanya ke ring dengan penuh emosi.

"Weits, itu cuma kata - kata doang kenapa dipermasalahin sih Rey. Kalau misal dia berani sama lo, berarti dia nggak tau lo yang sebenarnya. Buktinya dia nggak percaya, kalau lo sebenarnya cucu pemilik sekolah. Udah biarin aja. Ntar dia juga tau dari anak - anak yang lain," balas Vion sambil merebut bola di tangan Reyhan.

"Tuh ceweknya panjang umur." Mendengar perkataan Bian, Reyhan dan Vion menoleh.

Mereka melihat perempuan barbar tadi berjalan di koridor. Reyhan menatap tajam perempuan itu. Melihat perempuan itu yang membuang muka kepadanya, hal itu membuat kedua temannya tertawa terpingkal - pingkal.

"Gila sih gue baru liat cewek yang nggak tersipu malu liat wajahnya si Rey. Boro - boro tersipu malu, malah dia buang muka hahahaha." Reyhan menatap tajam Vion yang masih tertawa, sedangkan Bian yang sadar dengan kemarahan Reyhan seketika hanya diam tidak berkutik.

"Kenapa Rey? emang lucu kok," ucap Vion yang mendapat pelototan dari Bian, tapi Vion masih tertawa terpingkal - pingkal.

"Lihat aja dia bakalan bertekuk lutut sama gue. Tinggal tunggu waktu aja," ucap Reyhan dengan percaya diri.

***

Kelli dan Nita berjalan ke arah kantin tapi sebelum itu mereka melihat lapangan yang tampak ramai, diikuti teriakan histeris perempuan yang memanggil nama 'Reyhan'. Kelli tidak habis pikir, setampan apa sih laki - laki yang mereka puja - puja. Sampai teriak histeris, kayak habis dapat door prize saja.

"Kell kesana yuk. Gue penasaran," ucap Nita antusias. Sebelum Kelli menolak, Nita menarik pergelangan tangannya. Kelli menghela napas kasar.

Nita dan Kelli menerobos kerumunan itu, begitu sampai di baris depan Kelli membulatkan matanya. Kelli tidak habis pikir dengan anak perempuan di sekolahnya. Laki - laki seperti mereka menjadi idola sekolah. Iya, laki - laki itu kakak kelasnya yang tadi pagi ia temui di kantin. Kelli tidak tahu diantara mereka siapa yang bernama 'Reyhan', tapi Kelli bisa menebak kakak kelas arogan yang merokok di kantin itu yang bernama Reyhan. Kelli rasanya ingin mual mendengar teriakan histeris yang memuji wajah kakak kelas arogannya itu.

"Nit gue ke kantin duluan ya." Kelli ingin kabur dari kerumunan itu, tapi Nita masih menggenggam tangannya. Bahkan Nita sekarang menatap kakak kelas arogan itu dengan mata berbinar. Hal itu membuat Kelli memutar bola matanya jengah.

"Awas!! "

Dukkk

Kelli merasakan hantaman di kepalanya, ia merasakan gelap. Kelli pingsan.

***

"Ah kampret nyusahin aja sih." Reyhan menggendong perempuan barbar yang ia temui di kantin tadi pagi. Semua anak perempuan disana histeris ketika melihat pangeran sekolah mereka menggendong Kelli. Terbesit rasa iri di hati mereka.

Reyhan baru tahu nama perempuan barbar ini Kelli, karena sedari tadi perempuan cantik yang mengekor di belakangnya ini memanggil perempuan yang ia gendong dengan sebutan 'Kelli'. Begitu sampai di UKS, Reyhan membaringkan Kelli di atas tempat tidur.

"Lo ke kelas aja, dia biar gue yang jagain. Oh iya nanti pulang sekolah, bawain tasnya dia sekalian." Nita mengangguk dan berlalu pergi.

Reyhan menatap Kelli. Melihat rambut yang menutupi wajah perempuan itu, ia menyingkirkan rambut itu. Reyhan melihat wajah Kelli dari dekat, dan ia baru menyadari bahwa perempuan itu memiliki bulu mata yang lentik. Reyhan menatap kagum perempuan yang masih menutup matanya itu, wajah Kelli cantik natural tanpa polesan make up.

"Astaga Rey, lo tuh mikirin apa sih. Dia itu cuma perempuan barbar." Reyhan menggelengkan kepalanya.

Reyhan merebahkan kepalanya di lipatan tangannya. Semalam ia tidak tidur karena ada serial drama korea baru yang ia incar. Reyhan itu pencinta drama korea, tapi tidak ada yang tahu tentang hal ini. Kalau saja ada yang tahu, harga dirinya bisa anjlok. Dan ia sangat takut dengan namanya film horror. Reyhan emang kelihatannya kasar, tapi sebenarnya ia selembut kapas.

Reyhan bangun dari tidurnya. Di nakas sudah ada tas perempuan itu dan tasnya. Berarti semua murid sudah pada pulang. Melihat tasnya yang berada di atas nakas Reyhan bisa menebak bahwa Bian dan Vion yang membawanya kesini.

"Tapi mereka dimana? Awas aja kalo gue sampai di tinggal." Reyhan memang hari ini tidak membawa mobilnya ke sekolah, ia ikut dengan mobil Vion.

Ia kembali menatap perempuan yang masih menutup matanya itu.

"Kok lo belum bangun sih, Dasar cewek barbar nyusahin gue aja." Reyhan mendumel.

Kelli mengerjapkan matanya, kepalanya terasa pening. Kelli menoleh kesamping, ia terkejut mendapati kakak kelasnya yang arogan itu duduk menatapnya dengan tatapan datar seraya bersedekap.

"Ngapain lo disini?" Mendengar pertanyaan Kelli, Reyhan mengangkat sebelah alisnya.

"Menurut lo?" tanya Reyhan balik, Kelli memutar bola matanya.

"Lo udah sadarkan? Ya udah gue balik." Reyhan berjalan keluar UKS tanpa berniat menoleh melihat Kelli lagi.

Reyhan segera berjalan ke arah parkiran. Sesampai disana ia tidak menemukan mobil sahabatnya itu. Disana hanya ada satu mobil yang ia yakini itu pasti mobil Kelli. Sangat amat tidak mungkin ia ikut dengan mobil perempuan barbar itu. Reyhan berjalan keluar sekolah, ia berniat ingin pesan ojek online.

"Shit, ponsel gue mati."

Jarak antara halte dan sekolah lumayan jauh, Reyhan menghela napas kasar. Ia nanti akan meminta perhitungan kepada sahabat - sahabatnya, karena meninggalkannya dengan perempuan barbar itu. Reyhan berjalan menuju halte, tiba - tiba...

Tinnn

"Woy naik!! Ga usah mikir macam - macam. Anggap aja ini bentuk ucapan terima kasih dari gue. Karena lo udah nemenin gue di UKS," ucap Kelli, Reyhan mendengus.

"Ya udah lo keluar, pindah tempat. Gue aja yang nyetir, kepala lo kan masih pusing," perintah Reyhan.

Kelli menurut, ia keluar dan pindah tempat. Reyhan mengernyit tidak percaya bahwa perempuan di depannya ini bisa nurut juga.

avataravatar
Next chapter