29 Chapter 29

Kelli dan Reyhan menoleh ketika mendengar pintu berdecit, Nita disana. Kelli terkejut, pasalnya perempuan se-rajin Nita bolos sekolah demi idolanya. Kelli tidak habis pikir, pesona Reyhan benar - benar membuat perempuan buta.

"Kak Rey, Kakak nggak papa kan?" tanya Nita seraya berjalan mendekati brankar Reyhan.

"Gue nggak papa kok" jawab Reyhan seraya tersenyum, Kelli memutar bola matanya.

'Dasar sok ganteng' batin Kelli.

"Kell lo bisa keluar dulu nggak? Gue mau ngomong sama Kak Reyhan," pinta Nita, Kelli mengangguk. Ketika dirinya akan pergi, namun tangan Reyhan mencekalnya.

"Disini aja," pinta Reyhan. Nita yang mendengar itu, ia merengut kesal.

Kelli terkejut melihat raut tidak suka milik Nita, entah ia halusinasi atau memang nyata. Tapi yang pasti, ia tidak mempercayai raut Nita yang memandangnya seperti itu.

"Kenapa suruh Kelli keluar?" tanya Reyhan dengan tatapan tajam

"Kan dia pengin ngobrol sama lo Rey, dia salah satu fans lo. Iya kan, Nit?" Kelli menaik turunkan alisnya, ia berusaha menggoda sahabatnya. Sedangkan Nita menatapnya tajam, Kelli mengernyit. Ada yang salah dengan sahabatnya, kenapa Nita terlihat seperti membencinya.

"Nit," panggil Kelli, perempuan di depannya mendengus.

Pintu kembali berdecit, Bian muncul dari balik pintu. Kelli menarik tangan Bian, keduanya berjalan keluar ruangan.

"Lo apain Nita? Dia kok jadi beda, nggak kayak biasanya." Kelli menatap tajam laki - laki di depannya, Bian tersenyum.

"Beda gimana?" tanya Bian, Kelli mulai menjelaskan jika sahabatnya itu seperti membencinya. Kelli rasa ia tidak pernah membuat masalah dengan Nita, bahkan kemarin keduanya menonton pertandingan basket bersama.

"Kenapa lo salahin gue? Kell gue kasih tahu, Nita bukan cewek baik seperti yang lo liat. Dan mungkin ekspresi yang lo liat itu, emang sikap dia yang asli." Mendengar penjelasan Bian, Kelli menggeleng. Bian dan Reyhan sama saja, keduanya selalu men-judge sahabatnya.

"Sampaiin salam gue buat Reyhan, gue mau pulang." Bian mencoba mencegah Kelli, tapi perempuan itu keras kepala. Bian hanya bisa melihat punggung Kelli yang berjalan menjauh.

'Mampus, kena amuk Reyhan' Bian kembali memasuki kamar Reyhan, namun ia urungkan. Ia berdiri di balik pintu, Bian masih dapat mendengar pengakuan Nita.

"Kak Rey, aku bukan sekedar fans Kakak. Aku benar - benar suka sama Kakak, atau bisa di bilang aku cinta sama Kak Reyhan." Nita menundukkan kepalanya, Reyhan tidak terkejut sama sekali. Yang di katakan kedua sahabatnya itu benar, perempuan ini menyukainya.

"Maaf ya, gue nggak bisa terima perasaan lo," balas Reyhan, ia mengatakan dengan lembut. Ia hanya ingin menjaga perasaan perempuan di depannya agar tidak terlalu sakit.

Nita kesal laki - laki di depannya ini menolaknya, "Kak Rey, lo kenapa sih suka sama cewek barbar kayak Kelli. Dia nggak pantas buat lo Kak," ujar Nita berapi - api, sudah cukup dirinya bermain manis. Ia tidak mendapatkan apa - apa, Reyhan tetap tidak melihatnya. Justru semakin hari Reyhan dan Kelli semakin dekat, hal itu membuat Nita geram. Reyhan terkejut dengan perubahan sikap perempuan di hadapannya. Bian menggeleng, ia langsung masuk ke dalam ruangan.

"Lo mau tau nggak, kenapa Reyhan lebih suka sama Kelli daripada lo?" tanya Bian dengan seringaiannya, Nita diam menunggu penjelasan dari Bian.

"Kelli orangnya tulus, dia nggak licik, dan pastinya dia nggak munafik," jelas Bian, Nita menggeram.

"Tapi Kelli murahan dan suka cari perhatian sama cowok," ujar Nita seraya tersenyum sinis.

"Nit, lo bisa keluar sekarang." Nita terkejut, Reyhan mengusirnya.

"Kak Rey, gue bakalan tunjukin kalau Kelli nggak pantas buat lo. Tapi gue yang pantas buat lo," ucap Nita, ia berlalu keluar dari ruangan Reyhan. Reyhan mengusap wajahnya kasar, ia masih tidak menyangka dengan perubahan sikap Nita.

"Kelli mana?" tanya Reyhan, Bian meringis.

"Dia pulang. Rey, Kelli nggak aman. Lo harus ngelakuin sesuatu. Ken nggak cuma ngincer kita, tapi Kelli juga. Dan Nita, dia cewek berbahaya yang terobsesi sama lo. Dia bakalan melakukan hal yang nekat demi bisa dapatin lo," terang Bian serius, Reyhan mengangguk. Tiba - tiba satu ide melintas di pikiran Reyhan, laki - laki itu tersenyum penuh arti.

***

Kelli melajukan motornya ke arah pantai, dimana Reyhan pernah membawanya kesana. Jalanan lengang, mungkin karena anak - anak sekolah dan ini bukan jam dimana pekerja istirahat. Kelli lebih leluasa untuk menaiki motornya dengan cepat. Sesampai disana, matanya menyapu sekeliling pantai. Ia melepaskan sneakersnya. Pasir putih lembut menyambut kaki Kelli, ia berjalan mendekati pantai. Kelli bahkan baru menyadari jika langit hari ini sangat cerah. Senyuman tercetak di bibir Kelli.

Kelli melihat kembali ponselnya, tidak ada balasan dari nomor tidak di kenal itu. Tapi ada satu notifikasi pesan, itu berasal dari Rian.

Rian : Kenapa nggak masuk? Minggu kemarin nggak belajar matematika bareng, gimana kalau nanti gue ke rumah lo buat belajar matematika?

Kelli menghembuskan napasnya kasar, ia lagi malas untuk belajar matematika. Mau tidak mau, ia harus mau. Kalau nilai matematikanya itu tidak naik, Rian akan terus menjadi tutor matematikanya. Dan setiap hari ia akan bertemu dengan pelajaran horror itu, membayangkannya saja membuat Kelli pusing.

AndreaKelli : Oke, nanti jam empat aja

Kelli sedang malas menjelaskan alasannya tidak masuk. Kelli duduk di bibir pantai, seraya menengadah melihat langit. Ia teringat dengan ucapan Reyhan dan Bian tentang Nita, ia percaya sahabatnya tidak seperti yang mereka bicarakan. Mungkin Nita sedang bad mood.

Kelli beranjak dari duduknya, ia ingin pulang ke rumah. Ia ingin tidur siang sebelum otaknya dijajah oleh pelajaran matematika.

***

Sore ini Reyhan sudah boleh pulang, Bian dan Vion membantunya membereskan barang - barang sahabatnya. Setelah selesai, mereka bertiga keluar dari rumah sakit. Reyhan tidak ingin pulang ke rumah, ia ingin ke apartemennya saja.

Ketiganya langsung duduk di sofa begitu sampai di apartemen milik Reyhan. Hening, hanya suara jam dinding. Reyhan tersenyum memikirkan rencananya besok, Bian dan Vion menatap sahabatnya dengan raut bingung. Seakan teringat sesuatu, Bian mulai menceritakan tentang kejadian di ruangan Reyhan beberapa jam yang lalu kepada Vion.

"Gila sih, gue nggak ngebayangin sampai segitunya." Vion menggelengkan kepalanya, dirinya tidak habis pikir dengan perubahan sikap Nita. Selain itu yang lebih mengerikan adalah tingkat obsesinya kepada sahabatnya membuat Vion bergidik ngeri.

"Jadi gimaa Rey? Lo udah pikirin rencananya buat ngelindungin Kelli?" tanya Bian, Reyhan kembali tersenyum.

"Apa rencana lo?" tanya Vion penasaran, disambut anggukan oleh Bian.

"Lihat aja besok," ucap Reyhan dengan seringaian di bibirnya. Vion dan Bian berdecak, keduanya mati penasaran. Melihat seringaian sahabatnya itu, Vion dan Bian rasa ide sahabatnya cukup gila.

avataravatar
Next chapter