26 Chapter 26

Kelli duduk di samping Nita, keduanya duduk di sisi timur lapangan. Daerah ini di tempati suporter SMA Jingga. Belum ada tanda - tanda akan di mulainya pertandingan, Kelli mendengus. Tidak lama segerombolan anak basket muncul di tengah lapangan, banyak yang meneriaki nama Reyhan. Bukan hanya dari sekolahnya, tapi sekolah lain juga. Kelli baru menyadari jika Reyhan se-terkenal itu, Nita dan teman - teman yang lain juga heboh melihat Reyhan.

Kelli dapat melihat Reyhan dengan senyum tengilnya dari sini, laki - laki memakai headband warna merah yang terlihat mencolok. Reyhan melambaikan tangan ke arahnya, Kelli menoleh ke kanan dan kiri. Ia tidak mau geer, barangkali laki - laki itu melambaikan tangan ke mantannya. Siapa yang tahu kan. Begitu datang ada yang latihan nge-shoot, dan ada beberapa yang duduk di pinggir lapangan.

Yang menjadi fokus Kelli bukan Reyhan, justru tim lawan. Karena ia mengenali wajah mereka semua, orang - orang yang main keroyok sabtu kemarin. Beberapa dari mereka masih memiliki bekas luka, sisanya sudah hilang.

Bunyi peluit menandakan pertandingan akan segera dimulai. Dari tim basket sekolah, ada anak laki - laki yang satu kelas dengan Kelli. Dia Satya. Walaupun kelakuan gesrek begitu, Satya termasuk jago dalam pelajaran olahraga. Salah satu diantaranya Basket .

Di tengah lapangan sudah ada wasit dan dua pemain yang siap jump ball, sementara yang lain sudah siap di posisi mereka masing - masing. Reyhan salah satu dari dua orang tersebut, melihat raut serius laki - laki itu Kelli tersenyum geli. Selama ini yang Kelli tahu - laki - laki itu tidak pernah sekalipun menunjukkan wajah serius seperti itu.

'Prittt!'

Wasit melempar bola ke udara, karena Reyhan yang memiliki postur tinggi dari lawannya sehingga ia menang. Bola bergerak ke kanan, Kelli bersyukur karena ia mendapat tempat duduk disini. Ia dapat dengan bebas melihat ring masing - masing tim tanpa ada halangan apapun.

Di menit - menit awal, sekolahnya berhasil mengungguli dua poin. Yang berhasil mencetak poin pertama adalah Reyhan, semua berteriak heboh. Beberapa anak sekolah lain juga ikut berteriak, ia heran mereka justru mendukung tim dari sekolah lain dari pada sekolahnya.

Bola bergerak berlawanan karena laki - laki yang Reyhan panggil Ken waktu itu, ia menguasai bolanya. Ken melempar bola ke ring, tapi gagal. Anak SMA Pelita berteriak kecewa, sedangkan Nita dan yang lainnya bersorak senang.

Kelli? Ia hanya melihat dalam diam. Bola bergerak ke kanan, kali ini Satya menguasai bola. Satya berhasil mencetak satu poin, tim lawan alias SMA Pelita cukup tertinggal jauh. Pertandingan selesai, di menangkan oleh SMA Jingga.

Entah perasaan Kelli atau memang itu benar, Reyhan tersenyum ke arahnya. Kelli membalas dengan senyum tipis. Kelli dan Reyhan tidak langsung pulang, keduanya duduk di taman milik SMA Pelita.

"Lo masih haus?" tanya Kelli, Reyhan mengangguk.

"Ya udah gue tinggal dulu, beliin minum buat lo." Reyhan mengangguk lagi.

Kelli berjalan mencari kantin, setelah bertanya ia berjalan menuju kesana. Kantin disana cukup luas, walaupun tidak seluas kantin milik sekolahnya. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Kelli berjalan menuju taman. Namun langkahnya terhenti, di depannya ada lima perempuan yang menghalangi jalannya. Salah satunya adalah mantan Reyhan.

"Maaf permisi saya mau lewat," ucap Kelli berusaha untuk sopan. Kelima perempuan itu tertawa, mantan Reyhan itu maju selangkah mendekatinya.

"Gue heran kenapa Reyhan turunin standar cewek idamannya. Kenapa Reyhan mau sama lo, cewek yang levelnya jauh di bawah gue. Mungkin Reyhan buta ya, nggak bisa bedain cewek cantik sama cewek buluk kayak lo." Perempuan itu tertawa diikuti antek -anteknya. Kelli tersenyum.

"Gue justru heran kenapa Reyhan pernah suka sama lo, padahal lo itu kayak tante - tante. Gue juga kasihan sama lo. Udah di campakin sama Reyhan, lo masih berharap sama Reyhan. Gue tau kenapa Reyhan campakin lo, mungkin karena dia sadar dan khilaf pernah pacaran sama tante - tante kayak lo." Perkataan Kelli itu membuat perempuan di depannya tersulut emosi.

Mantan Reyhan itu menampar Kelli, namun ia mencekal tangan mantan Reyhan. Kelli pun menendang tulang kering perempuan itu, ia terjatuh. Antek - anteknya itu segera membantu perempuan itu, Kelli tersenyum dan berlalu,

Sesampai di taman dirinya terkejut, Reyhan jatuh terkapar di rerumputan dengan luka lebam dan darah dimana - mana. Kelli panik, tangannya gemetar. Orang - orang di taman bahkan tidak ada yang membantunya sama sekali, Kelli tahu pasti pelakunya anak SMA Pelita.

Kelli merogoh tas milik Reyhan. Ketika ia menemukan benda pipih itu, Kelli langsung mencari nama Vion lalu menelponnya. Tapi sialnya, ponsel laki - laki itu tidak aktif. Kelli segera mencari nama Bian, lalu menelponnya.

"Halo Bi."

"Halo, ini Kelli ya? Kenapa Kell? kok suara lo gitu," tanya Bian.

"Lo dimana sekarang?" tanya Kelli balik.

"Gue sekarang sama Vion mau jalan pulang," jelas Bian.

"Putar balik cepetan, Reyhan di serang. Sekarang dia pingsan," ucap Kelli terisak.

"Hah?! Iya kita putar balik, jangan nangis Kell." Kelli meraba pipinya, bahkan ia tidak sadar jika ia menangis. Kelli meletakkan kepala Reyhan di pangkuannya, ia menunduk menatap wajah pucat Reyhan.

"Rey lo bertahan ya," ucap Kelli lirih.

"Kell." Kelli menoleh, ia mendapati wajah panik Bian dan Vion. Kedua laki - laki itu segera membawa Reyhan masuk ke dalam mobil.

"Kalian duluan aja, nanti gue nyusul. Gue masih ada urusan." Vion dan Bian mengangguk.

Mobil Vion menjauh, Kelli berbalik masuk ke dalam sekolah itu lagi. Ia harus memberi pelajaran segerombolan anak yang mebuat Reyhan menjadi seperti itu. Kelli nyusuri koridor hingga belakang sekolah, tapi ia tidak menemukan mereka. Kelli hampir putus asa. Tapi ketika ia mendengar suara tawa dari bangunan tua belakang sekolah, ia segera berjalan kesana.

"Woah bos, liat siapa yang datang." Laki - laki tinggi berubuh jurus menyambutnya.

Kelli masuk ke dalam, beberapa laki - laki di sana akan mengeroyoknya tapi seseorang yang duduk di sofa tua itu mengangkat tangan kanannya. Meminta anak buahnya untuk tidak menyerang. Kelli berdiri di tengah ruangan dengan tangan mengepal, matanya berkilat tajam. Laki - laki yang duduk di sofa tua itu Ken, ia menghampiri Kelli. Seringaian tercetak di bibir laki - laki itu.

"Lo mau aja sih pacaran sama cowok macam Reyhan, sampai belain datang kesini buat balas dendam. Apa karena lo di iming - imingin uang, tas, atau barang - barang branded lainnya, makannya lo belain kesini." Kelli menggeram.

'Plakk' Kelli menampar pipi laki - laki itu, Ken tertawa kecil.

"Lo kuat juga ya, apalagi kemarin lo bisa ngelawan setengah dari kita." Ken mengelap darah di sudut bibirnya yang robek karena tamparan dari Kelli.

"Mending lo balik, dan urusin pacar lo yang mungkin sekarang lagi sekarat. Gue nggak berminat lawan sama cewek," ujar Ken dan berjalan kembali ke sofa tua yang berada di pojok ruangan.

"Gue nggak akan pergi sampai kalian habis di tangan gue," ujar Kelli.

"Oke kalau itu mau lo, serang sekarang." Beberapa dari laki - laki itu mulai menyerang Kelli membabi buta.

avataravatar
Next chapter