15 Chapter 15

Ponsel Kelli berbunyi, ia pun memeriksa ponselnya. Rian mengirim pesan untuk memintanya share lokasi, karena laki - laki itu tidak mengetahui alamat rumahnya. Kelli pun men-share lokasinya, setelah dirasa selesai ia turun ke lantai bawah. Kakaknya itu seperti biasa sibuk dengan laptopnya.

"Pagi bang," sapa Kelli seraya mencomot sandwich di atas meja, Deren melirik Kelli dari ekor matanya.

"Tumben nggak ngebo sampai sore, Lo mau kemana dek? " tanya Deren tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Kencan," jawab Kelli enteng.

"Hah?! " pekik Deren, ia tidak percaya jika adiknya ini akan kencan.

"Sama Reyhan? " tanya Deren yang menurut Kelli seperti pernyataan. Kelli menggeleng sebagai jawaban, "terus? "

"Sama Rian." Sebelum Deren bertanya lebih lanjut, bel rumah berbunyi. Kelli berpamitan, lalu beranjak pergi. Karena Deren penasaran, ia mengintip lewat jendela.

"Ayo Yan," ajak Kelli, Rian pun mengangguk.

Rian membawa motor hari ini. Berbeda dengan Reyhan, Rian tidak modus seperti yang di lakukan oleh Reyhan. Keduanya pun pergi meninggalkan pekarangan rumah Kelli.

"Oh jadi itu yang namanya Rian," gumam Deren.

***

Begitu sampai di depan sekolah, Kelli melihat Reyhan dan Nita yang sedang menunggu. Rian meminta maaf karena membuat keduanya menunggu.

"Sorry ya, kita telat," ucap Rian, sedangkan Reyhan melengos.

"Gue sama Nita nungguin lama dan lo cuma bilang sorry," balas Reyhan, Kelli menatap laki - laki itu tajam.

"Yang penting kan udah minta maaf, masalah kecil nggak usah di besar - besarin," ujar Kelli jengkel. Reyhan mendengus, dimata Kelli ia selalu salah.

"Ya udah, sekarang rencananya kita mau kemana? " tanya Nita.

"Taman hiburan gimana? " usul Kelli antusias, melihat Kelli yang antusias membuat Reyhan tanpa sadar ikut tersenyum.

"Gue setuju," kata Rian dan Reyhan bersamaan, Nita pun mengangguk.

***

"Naik roller coaster yuk," ajak Kelli dengan bersemangat.

"Gue nggak berani," ujar Nita, sedangkan Rian wajahnya memucat.

"Yahh... lo gimana Yan? " tanya Kelli, laki - laki itu hanya menggeleng sebagai jawaban.

Wajah Kelli yang tadinya antusias, menjadi menekuk. Reyhan yang melihat itu segera menarik tangan Kelli, meninggalkan Rian dan Nita.

"Lho... Kak." Nita melongo.

"Eh... lo mau bawa gue kemana? Lepasin tangan gue," ucap Kelli kesal seraya berusaha melepas cekalan tangan Reyhan.

"Katanya mau naik roller coaster," ujar Reyhan yang disambut anggukan cepat oleh Kelli.

" Tapi mereka.... " Belum sempat Kelli meneruskan bicaranya, Reyhan menariknya menuju wahana itu.

***

"Lah gue ditinggal sama Kak Reyhan, ini semua gara - gara si Kelli," gerutu Nita kesal.

"Jangan salahin Kelli, Reyhan yang tarik tangan dia tadi," bela Rian.

"Lo kok belain dia? Lo suka sama cewek itu? " cecar Nita.

Bukannya menjawab pertanyaan Nita, Rian justru melangkahkan kakinya meninggalkan perempuan itu. Nita menghentakkan kakinya kesal.

***

Setelah menaiki wahana roller coaster, Kelli dapat mendengar suara dari perut Reyhan yang minta diisi. Perempuan itu tergelak, Reyhan membuang muka.

"Ayo makan," ajak Reyhan seraya menggenggam tangan Kelli menuju resto yang tidak jauh dari wahana itu.

"Rey, Nita sama Rian gimana? " tanya Kelli, sedangkan laki - laki itu mengangkat bahunya tidak peduli.

"Lo mau pesan apa? " tanya Reyhan, Kelli menggeleng.

"Gue nggak usah, udah sarapan tadi," tolak Kelli. Reyhan mengangguk. Sambil menunggu Reyhan makan, Kelli mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya.

Hari ini sangat ramai, mungkin karena weekend. Pandangan Kelli tertuju kepada satu keluarga yang berada di pojok ruangan, mereka tertawa lepas bersama. Kelli merindukan masa - masa itu, saat menghabiskan weekend bersama dengan keluarga yang lengkap. Ia tersenyum miris, semenjak Papanya meninggal semuanya berubah. Mamanya yang berubah menjadi workaholic, Kakaknya sibuk menyusun skripsi. Kelli cukup mengerti dengan Kakaknya yang sibuk dengan kuliahnya, walau begitu Deren tetap perhatian padanya. Sedangkan Mamanya, memikirkan itu saja membuat kepala Kelli pening.

"Kell... woy... Kelli..., " panggil Reyhan seraya melambaikan tangannya di depan wajah perempuan itu. Kelli mengerjapkan matanya.

"Gue udah selesai, kuy lanjut jalan," ajak Reyhan, lagi - lagi menggenggam tangan perempuan itu. Karena risih, Kelli menghempaskan tangannya.

Reyhan mendengus, "Harusnya lo bersyukur di gandeng sama cowok se-cakep gue" Kelli berlalu meninggalkan Reyhan. Laki - laki itu menggerutu, lalu menyeimbangkan langkahnya dengan Kelli.

"Eh, ada rumah hantu," celetuk Kelli, seketika itu juga membuat Reyhan mematung. Kelli melihat raut laki - laki itu yang tegang, ia tersenyum jahil.

"Lo takut ya? " tanya Kelli dengan seringaian yang tercetak di bibirnya, Reyhan menggeleng.

"Nggak lah, masa gue takut," kilah Reyhan, perempuan itu segera menarik tangan Reyhan.

Bulu kuduk Reyhan berdiri, keringat membanjiri tubuhnya. Tetapi ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan perempuan itu, ia heran dengan Kelli yang berada di depannya. Perempuan itu tidak takut sama sekali, sedangkan dirinya berkali - kali berjengit kaget dan takut secara bersamaan. Kurang sedikit lagi, ia menuju pintu keluar. Reyhan menghela napas lega, tiba - tiba...,

"Aaaaa... Mama!! " pekik Reyhan dan langsung berlari keluar.

Ia mendudukkan dirinya di kursi, napasnya tidak beraturan. Bahkan jantungnya berdetak kencang, seperti akan keluar dari tempatnya.

"Hahahahahaha.... " Kelli tertawa lepas, ia menghampiri Reyhan.

Ia puas, melihat Reyhan yang berlari ketakutan membuatnya tidak bisa berhenti tertawa. Kelli sekarang tahu kelemahan Reyhan, laki - laki itu takut dengan hantu.

"Gue nggak nyangka, cowok idola sekolah takut sama yang namanya hantu hahaha." Reyhan yang mendengar Kelli tertawa, ia mendengus.

" Heh gue itu nggak takut. Lah tadi muncul di depan muka gue, ya gue kaget lah," sangkal Reyhan, Kelli manggut - manggut. Perempuan itu tersenyum geli, "Gue iyain, biar lo seneng."

"Terserah." Reyhan beranjak dari kursinya, meninggalkan Kelli yang tidak berhenti tertawa.

"Rey.. Tungguin gue! " Kelli berlari mengejar Reyhan yang sudah berjalan jauh meninggalkannya.

"Utututu... anak mama ngambek," goda Kelli seraya menoel pipi Reyhan. Laki - laki itu menangkap jari Kelli, kemudian menggenggam tangan perempuan itu. "Kemana? Kok keluar? " tanya Kelli bingung.

"Pulang," jawab Reyhan tanpa menatap Kelli. Melihat Kelli berpikir, Reyhan menghela napas. "Biarin aja," ujar Reyhan enteng, Kelli mengernyit.

"Ya biarin aja, kita pulang duluan. Ntar si Nita pasti pulang sama Rian," jelas Reyhan, seakan mengerti apa yang perempuan itu pikirkan. Kelli manggut - manggut, Reyhan menaiki motornya.

"Naik atau gue gendong," ancam Reyhan, Kelli dengan cepat langsung duduk di jok motor Reyhan. Sebelum Reyhan mengancamnya lagi, ia segera memegang ujung jaket yang laki - laki itu kenakan. Namun Reyhan menuntun tangan Kelli untuk memeluk pinggangnya, Kelli menggerutu. Sedangkan Reyhan tersenyum di balik helm full face-nya.

***

"Mampir dulu Rey" tawar Kelli.

" Oke" Ucap Reyhan setuju, ia melepas helm-nya.

Kelli merutuki dirinya dalam hati, niatnya hanya ingin basa - basi saja. Tapi kenapa si Reyhan kampret, justru mengiyakan tawarannya. Ponsel Kelli berdering, ia merogoh saku celananya.

Drrtt... drrtt... Nita is calling..

Kelli pun menerima panggilan dari Nita, ia bisa mendengar perempuan itu menggerutu di seberang. 

"Kell, lo dimana? " tanya Nita di seberang.

"Maaf ya Nit gue...." Belum sempat Kelli melanjutkan ucapannya, Reyhan merebut ponselnya.

"Sorry Nit, gue sama Kelli duluan," jelas Reyhan.

"Oh iya Kak, nggak papa kok," balas Nita. Setelah mendengar jawaban Nita, Reyhan langsung mematikan sambungan telepon.

'Kelli sialan,' umpat Nita kesal.

avataravatar
Next chapter