webnovel

Prolog

Lebatnya hutan menjadi penjaga privasi bagi sepasang muda-mudi yang tengah memadu asmara. Jauh dari kota, keramaian, atau siapapun yang akan memergoki mereka. Keduanya bercumbu penuh hasrat. Sang pemuda mengecup dan menjilat tiap jengkal tubuh pemudi, meremas bongkahan dagingnya yang empuk, lalu melampiaskan nafsunya yang sudah tak terkendali. Ia menghujam-hujamkan pinggulnya, mendesah tidak karuan. Semakin mendekati klimaks, tempo gerakannya semakin cepat. Jantungnya berdebar-debar. Peluhnya menetes. Lalu, sekujur tubuhnya menegang. Sesuatu yang hangat menyembur dari tubuhnya, diiringi rasa nikmat tiada tara. Ia menghayatinya, begitu khidmat, hingga detik-detik berlalu. Kemudian ia terduduk puas, memandangi sang pemudi. Senyumnya merekah.

Zaman sekarang memang sulit mencari gadis yang baik. Gadis-gadis itu biasanya matre, banyak maunya, pemarah, selalu merasa paling benar, hanya melihat laki-laki dari luarnya saja… Gadis-gadis semacam itu membuat sang pemuda takut. Namun, tetap saja di antara mereka ada gadis yang baik—gadis yang sudah tidak bernapas. Seperti pemudi yang saat ini terbaring di hadapannya. Yang terbujur kaku, dan menerima ia apa adanya. Tak pernah menuntut, protes, apalagi marah.

Sayangnya, gadis-gadis seperti itu hanya tersedia dalam waktu singkat. Gadisnya kali ini pun tak lama lagi akan membusuk. Menjijikkan.

Pemuda itu segera bangkit untuk berpakaian.

Ia perlu mencari pemudi berikutnya.

Next chapter