2 Si kembar

Malam ini di kediaman keluarga si kembar sedang menikmati makan malam nya dengan hening Yuri a.k.a Mama dari sang kembar menatap kedua anak nya dengan kesal, bagaimana bisa mereka makan dengan tenang? karena sejak kepergian kedua putrinya dari ruang BK Angkasa,

ia menahan malu dan harus berbicara dengan sang suami.

"Papi? Azzurra di DO dari sekolah lagi!..."ujar Yuri dengan menatap wajah suaminya ini dengan jengkel.

"Terus?..."

"Azzura mau di sekolahin di mana lagi? Mama capek nyariin sekolah baru lagi buat Zurra Papi!..."Yuri mendelik tajam, saat sang suami yang hanya merespon nya dengan santai. dari dulu suami nya ini akan selalu merespon masalah dengan santai.sesantuy ini....

"Ke asrama om Jerry aja"lelaki itu hanya merespon dengan senyum manis nya sekali-kali mengelus kedua putri nya yang berada dia samping diri nya dengan sayang.

"Kalian hebat hari ini Papi bangga, Opa Arya sudah berbicara jika kalian. Di keluarkan dari sekolah kalian yang sekarang, kalian akan di masukkan ke asrama Om Jerry..."sungguh laki-laki paruh baya ini tidak pernah setuju, Dengan keputusan mertua nya ini, tapi mau bagaimana lagi jika Papa mertua nya ini sudah berbicara serius seperti itu ia hanya bisa pasrah. Jika masih mau menjadi menantu nya.

Azzura yang mendengar nya sontak, menghempaskan tangan Papi nya dari atas kepala dengan kesal, tapi mau bagaimana ia sama pasrah nya dengan Papi nya, jika Oppa Arya sudah berkata seperti itu tidak ada yang bisa di banta, jika ada yang membata ucapan nya siap-siap di jadikan santapan lezat harimau peliharaan sang Mama nya yang suka kucing galak itu dengan alasan mereka menggemaskan menggemaskan dilihat dari ujung sedotan.

"Papi tapi Azzuri tidak melakukan kesalahan yang dilakukan Azzura Pi..."protes Azzuri dengan melipat kedua tangannya dengan kesal tatapan matanya terpejam menahan untuk tidak mencakar wajah kembaran tak seiras nya ini.

"Tapi kamu taukan kamu harus selalu menjaga adik bandel mu ini?..."Gio hanya bisa terkekeh kecil melihat ekspresi wajah kesal Zurri.

"Aku sudah besar!"protes Azzura.

"Ok ok Azzuri kamu boleh tidak ikut pindah dengan kembaran mu ini , Papi tidak memaksa nya"

"Lebih baik seperti itu"kali ini sang Mama lh yang angkat bicara dengan menikmati makan malam nya dengan perasaan lega.

"Besok kamu akan kami antarkan ke Asrama Om kamu"

***

"Kak Azzuri aku bawa sesuatu buat kakak! Ayo kita bermain kakak mau kan?..." Gadis kecil dengan balutan dress hitam, dengan tulisan the little Queen menghampiri sang kakak yang sedang bermain dengan boneka kelinci besar nya.

"AKHH kamu kenapa bunuh kelinci kakak"sang kakak sontak berteriak saat melihat bangkai kelinci putih yang terdapat darah di setiap tubuh nya dengan keadaan mengenaskan, bocah Lima tahun tersebut menarik leher kelinci itu tanpa merasa risi dengan darah yang sudah mengotori tangan nya.

"Dia nakal tidak mau makan yasudah aku potong leher nya biar dia makan aku salah?!..."bocah itu hanya bisa tersenyum dengan sangat manis, gadis dengan rambut di kuncir kuda itu tampak tidak merasa bersalah karena sudah membunuh peliharaan sang kakak. "Kamu jahat!"

"Aku baik"

Lagi-lagi mimpi itu yang selalu ia dapatkan, ia adalah gadis dengan piyama biru Dongker terbangun dari mimpi nya, kenapa ingatan masa lalu nya dengan kembaran nya selalu terngiang di kepala nya? Ia tidak mau kembaran nya melakukan kesalahan seperti 12 tahun yang lalu, terjadi lagi maka dari itu ia yang selalu menjadi penengah kesalahan sang kembaran.

"AKHH sialan!..."gadis tersebut hanya bisa menghela nafas lelah lagi-lagi mimpi buruk.

Tok tok

"Kak Azzura aku bawa sesuatu! Ayo kita main bersama..."

Deg. Ucapan dan ketukan itu membuat ia menegang di tempat kembaran nya ini sungguh tidak waras, setiap malam Rabu adik nya ini akan mendatangkan nya tepat jam 3 malam hanya untuk mengajak nya bermain.

Cekrek pintu itu terbuka dengan lebar dan menampilkan Azzura yang sedang membawa boneka kelinci dan pisau dapur.

"Apa lagi yang Lo bawa? Lo gak capek setiap hari Rabu jam 3 selalu neror gua dengan barang-barang sialan Lo!?..."sudah cukup kesabaran nya dengan kesal menghidupkan lampu tidur nya.

"Karena ini terakhir aku mengganggu kakak, Aku mau ngasih surprise, Kakak mau kan?"Azzura tidak mempedulikan ucapan kembaran nya itu ia langsung meletakkan barang yang ia bawa ke atas tempat tidur Azzuri.

"Pilih boneka kelinci ini atau pisau?..."Azzuri yang tak mengerti maksud ucapan Zurra hanya mengumpat dalam hati teka-teki lagi.

"Tenang aja gua gak bakalan ngasih Lo teka-teki lagi"seakan tau ekspresi wajah Zurri ia langsung menarik tangan Zurri hingga mau tidak mau ia mempersilakan nya.

"Boneka kematian atau pisau kesempatan?..."

"Lo mau gua milih boneka biar gua mati?..."Azzuri yang sudah tau maksud dari ucapan Zurra hanya Bisa menatap tak percaya.

"Gua sayang sama lo! mana mungkin gua mau lo kenapa-kenapa, kali ini gua bakalan beri lo sesuatu!..."

"Kata Lo sayang? Kalo sayang gak mungkin lo selalu memperlakukan gua dengan kejam!"gerutu Zurri.

"No problem"

Hening satu kata yang menggambarkan keadaan mereka Azzura yang hanya mengelus pisau yang berada di tangan nya ini, sedangkan Azzuri hanya menatap foto kedua bocah yang sedang berpelukan di layar ponselnya itu.

"Pacar Lo dia gak bener-bener suka sama Lo!"seakan tak percaya Zurri hanya mengepalkan tangannya hingga kuku-kuku jari nya melukai tangan nya sendiri.

"Apa lagi ini? lo mau gua putusin dia? Dan ikut pindah sama lo?..."

"Enggak masalah Lo gak percaya sama ucapan gua!..."Azzura hanya menaikkan bahu nya dengan acuh tangan nya tak lepas dari pisau dan boneka kelinci itu. Mencabik-cabik nya tanpa melihat boneka itu tatapan nya hanya terfokus pada Azzura yang hanya memejamkan matanya.

"Lo tau siapa pun yang menggangu ketenangan keluarga kita gua Bakalan bunuh dengan tangan gua sendiri!..."

"Sialan!..."

***

"Kamu jangan macam-macam di sekolah ini! Jaga kesehatan kamu ya sayang Kita bakalan kangen banget sama kamu..."ucapan itu berasal dari Yuri Mama nya, yang kemarin malam sangat senang diri nya di Asrama adik nya itu dan sekarang ia sedang menangis histeris di ruangan adik nya.

"Ah sudah Ma jangan terlalu seperti itu, kemarin malam aja kamu sangat setuju...."Gio yang melihat istrinya menangis sesenggukan hanya bisa menutup muka nya dengan malu, istrinya ini sangat labil bahkan Jerry sudah menahan untuk tidak tertawa.

"Zurri apa lo gak mau perpisahan sama gua?..."

"Gua gak bakalan biarin Lo ngelakuin hal aneh lagi! Tunggu gua twins"bisikan Zurri dengan seringai mengejek, lagi-lagi Zurra hanya terkekeh kecil dan segera melambangkan tangan nya meninggalkan kantor paman nya, karena Om Jerry akan mengajar diri nya ke kamar asrama.

Besar. Satu kata yang menggambarkan keluasan sekolah baru, dan rumah baru bagi diri nya. bahkan sekolah lama nya sangat jauh, Memiliki taman asri nan indah mampu memanjakan diri nya.

avataravatar