1 prologue

Gadis berambut panjang dengan potongan trendi itu duduk menyilangkan kaki di kursi kantin bersama Julio pacar nya , Wajah dengan polesan make up itu sedang mengelus wajah lelaki tersebut dengan lihay. Tubuh yang langsing semampai di balut stelan seragam putih abu-abu. Sangat sempurna.

Nama gadis itu Azzura. Lengkapnya Azzura Barbara Stefanus. Ia anak bungsu dari pengusaha sukses di Jakarta, tidak seperti kembaran nya, ia cenderung egois dan sombong, Azzura tumbuh menjadi gadis yang kejam, kasar, dan selalu membully siapa pun yang menggangu ketenangan nya.

Walaupun sifat nya seperti itu prestasi nya di sekolah termasuk lumayan baik, meskipun ia lebih sering bermalas-malasan dari pada giat mengasah otak nya yang jika di asah sedikit saja memberi hasil gemilang.

Azzurri Silva Stefanus adalah kembaran dari Azzura. gadis yang cenderung baik hati, lembut ,dan lebih suka menolong siapa pun, ia adalah sosok kakak yang selalu menutupi kelakuan kembaran nya Tersebut.

Mereka saling melengkapi Azzura dengan segala sifat bengal nya sedang kan Azzurri dengan sifat rendah hati.

Bicara soal bakat, bakat Azzura yang menonjol bela diri nya. Talenta cermelang itu warisan dari sang Papa nya sehingga tak heran Bila sang Papa memaklumi apapun yang di lakukan putri nya, Sedangkan bakat Azzurri lebih menonjol di menulis atau membaca bakat tersebut warisan dari sang Mami nya,  yang termasuk seorang penulis terkenal pada masa nya.

Jadi kurang apa lagi Kedua kakak beradik tersebut? Punya wajah cantik, tubuh oke, orang tua pengertian,dan yang paling penting wajah yang bak bidadari.

"Hai are you oke?"

"Ya gua baik-baik aja, If so gua duluan by"ujarnya meninggalkan area kantin.

"Hai kacung sama siapa Lo? Berani bener Lo ya"ucapnya dengan menarik kerah seragam putih gadis tersebut tanpa menghiraukan tatapan mata dari murid-murid yang masih berada di koridor. Toilet perempuan tujuannya.

BRUK

"Aww...sakit Ra, gua mohon maafin gua tadi Rio yang ngajakin gua ke kantin bareng dia"ujarnya terbata-bata.

"Wow gua belom bicara apa-apa, Lo dah ketakutan hahaha..."kata Zura dengan menjambak rambut hitam panjang tersebut tanpa rasa kasihan "Lo pikir gua peduli sama alasan Lo? Lo berani deketin Rio ataupun mantan-mantan gua yang lain Lo tahukah resiko nya!..."

"Mereka cuman mantan-mantan Lo! Berhenti ikut campur urusan tentang mereka!"

Prank. satu tamparan keras mendarat sempurna di wajah gadis dengan rambut yang sudah berantakan tersebut, siapa lagi kalo bukan dari Azzura Barbara gadis sadis di SMA Angkasa, siapa yang tak mengenal nya gadis yang akan membully Siapapun tanpa mandang jenis, Siapapun yang berani mendekati laki-laki yang pernah menjalani hubungan dengan dirinya.Apapun yang sudah menjadi milik nya tidak ada satupun yang boleh memiliki sekalipun itu mantan-mantan sialan nya.

Walaupun prinsip nya seperti itu tetap saja laki-laki banyak yang menyukai nya, bagaimana ada laki-laki yang tahan dengan pesona Azzura Barbara.

Azzura hanya bisa terkekeh geli dengan kelakuan dirinya sendiri"Ups sorry tangan gua gatel ni bawanya pengen gampar mulut Lo haha..."

"Zura maafin gua, gua mohon gua mau pergi gua janji gak bakalan bicara seperti itu lagi ataupun dekat dengan Rio"ujarnya dengan memeluk kaki Zura dengan sesekali menangis sesenggukan, Zura yang melihat tersebut hanya terkekeh kecil dan mengambil kemoceng yang berada di dalam kamar mandi tersebut.

"Jilat sepatu gua!"

Sontak Nita yang mendengarnya tak percaya, lagi-lagi ia hanya bisa pasrah untuk menjulurkan lidahnya, sebelum nita menjilat sepatu gadis sadis itu sudah lebih dahulu menendang wajah Nita dan menginjak kepala nya tanpa sedikitpun kasihan ia memukul tubuh Nita dengan kemoceng yang berada di tangan nya.

"Sak_it tolong maafin gua Azzura"

"Rasa impati gua udah lenyap! jangan harap gua lepasin Lo..."

Tok tok

Ketukan pintu tersebut membuat aktivitas Azzura terhenti, Dengan kesal ia membuka gagang pintu itu dengan kasar tanpa melepaskan pijakan kaki nya ia membalikkan tubuhnya menghadap sang pengganggu kesenangan nya.

"Ayolah beb jangan ganggu gua untuk hari ini!..."ujarnya saat ia membuka pintu tersebut bertapa kaget nya ternyata kembaran nya yang mengganggunya.

Gadis dengan seragam rapi berkacak pinggang mendengar ucapan kembaran nya itu, sedangkan sang adik hanya memutar kedua bola mata nya malas, gadis di depan nya ini adalah penggangu, kembaran hanya beda sepuluh menit berperilaku layak nya kakak beda empat tahun dengan kesal ia pergi dan mendorong tubuh sang kakak dengan kasar, sedangkan Azzuri hanya menatap sang Adik kembaran nya, yang hanya berjarak beda lahir sepuluh menit dengan dirinya tersebut dengan kesal dan mendorong pintu tersebut dengan kasar"Kesenangan apa maksud Lo Zu? Dengan menyiksa orang lain!"

"Gak seruh Lo!"ujarnya dengan meninggalkan Zuri yang sedang memapah tubuh Nita yang saat ini tidak sadarkan diri.

***

PANGGILAN UNTUK AZZURA BARBARA STEFANUS DAN ANITA HARAWA PUTRI SEGERA DATANG KE RUANGAN BK SEKARANG.

"Hufftt kita lihat pertunjukan apa lagi ni"kekeh nya dan memasukkan handphone nya yang sedari tadi ia mainkan saat kelas nya sedang tidak ada guru.

"Beb di panggil tuh, kamu ngapain lagi si?"pertanyaan itu berasal dari Pacar nya Julio, yang sedang menyenderkan kepalanya di pundak Zura mereka tidak satu kelas hanya  saja Zura yang meminta laki-laki tersebut untuk datang ke kelas nya.

"Entah!"

"Hati-hati beb, yaudah aku balik ke kelas dulu ya" Azzura hanya menaikkan bahu nya acuh dan meninggalkan Julio yang berada pas di belakang nya.

Bisa ia lihat bahwa di sana terdapat Mama yuri, Azzurri ,Anita dan Mama nya, yang sedang berbincang tanpa mengetuk pintu gadis tersebut langsung mendudukkan dirinya tepat di samping Zuri yang hanya menatap nya sekilas.

"Yang sopan kamu ketuk pintu dahulu baru masuk!" Ujar Nanda Mama dari Nita tersebut dengan melirik nya sinis, sedangkan Bu Rodiah yang selaku guru BK yang memanggil nya tersebut langsung meleraikan keributan itu.

Azzura tak menghiraukan perkataan wanita paruh baya yang menegur nya tersebut, ia hanya menampilkan senyum termanis nya dan jangan lupakan tatapan tak bersalah nya yang berhasil membuat semua orang menduga nya bahwa ia tidak melakukan kesalahan apapun"Selamat siang kenapa ibu memanggil saya"

"Apa benar kamu telah membully teman kamu Anita?"

"Maaf bagaimana mungkin saya membully teman terbaik saya , dari dulu saya selalu di panggil ke ruangan ini dengan alasan saya sudah membully teman saya? Tidak pernah ada bukti nya kalo ibu lupa"ujarnya dengan terkekeh geli, Zuri yang mendengar tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir, memang benar selama Azzura membully tidak ada satupun bukti tentang perbuatan nya tersebut.

"Memang Azzura tadi membully saya di kamar mandi Bu"ujarnya Nita dengan menundukkan kepalanya enggan menatap ratu bully nya Angkasa, Azzura yang mendengar tersebut hanya terkekeh kecil dan memasang wajah melas nya yang berhasil membuat Bu Rohida percaya kepada nya.

"Sudah saya bilang bukan, bahwa anak saya yang manis ini tidak mungkin melakukan kejahatan seperti itu!" Ujarnya Yuri Mama si kembar dengan sinis.

"Tapi Ma Azzura memang melakukan hal tersebut! Zuri melihat nya!..."Akhirnya Zuri mengatakan yang sejujurnya yang membuat Azzura mendelik nya kesal.

"Sekarang Kakak saya yang menuduh?"Zura yang mendengar tersebut tersenyum sinis dan menitiska air mata nya dengan lesuh.

"Zuri kamu ngomong apasih? Liat adik kamu "Bentakan Yuri mendelik Anak pertama nya tersebut dengan kesal.

"Kalo benar Zurra membully Nita ibu akan memberi hukuman apa?"Zurri tak mempedulikan ucapan sang Mama yang menatapnya dengan tajam.

"Saya akan mengeluarkan Zurra dari sekolah ini karena kasus pembullyan sudah mencapai points tertinggi dan harus di keluarkan!"

"Baiklah Saya mengaku saya sudah membully Anita harawa putri jadi saya siap terima konsekuensi nya!" Sebelum pergi meninggalkan ruangan tersebut ia menarik Azzurri hingga kini mereka berada di taman belakang sekolah.

"Thanks sister Ku hahah..."ujar Nya sedikit terkekeh kecil sontak itu membuat Zurri kaget bagaimana adik nya ini benar-benar sudah tidak waras.

"The next plan? Lo bener-bener gak waras!"

"Gua bosen ngebully mereka-mereka pengen yang lain dan Lo mempermudah kemauan gua thanks beb..."kata nya dengan melipat kedua tangannya "oke kita putuskan kita cari target di mana selanjutnya?"

"Sorry gua gak ikut Lo lagi! Lo taukan gua punya pacar di sekolah ini gua gak mau pindah ngikut Lo!"

"Wow oke oke gak masalah malah gua bakalan lebih bebas nyiksa mereka"

"Jangan aneh-aneh Lo!"

"Ok!"

avataravatar
Next chapter