4 Mencoba memaafkan

Alarm berbunyi dengan keras membangunkan Viera yang tertidur dengan pulas. Dengan mata yang masih tertutup Viera mematikan alarmnya dan kembali menutup diri dengan selimut tebalnya. Berniat untuk tidak mau bekerja hari ini.

Tuing..

Ponsel Viera berbunyi, pertanda ada pesan yang masuk. Dengan malas dia mengambil ponselnya melihat siapa pengirim pesan tersebut.

"Heh, jangan bilang lo gak mau masuk kerja hari ini?" Pesan dari Dea membuat Viera spontan bangun dari tidurnya. Bagaimana Dea bisa tahu niatnya. Dengan cepat Viera membalas pesan dari sahabat sekaligus teman kantornya itu.

"Lo tahu dari mana?" Viera dengan cepat mengirim pesan tersebut. Tidak sabar menunggu balasan pesan dari Dea. Dia sempat berpikir bagaimana Dea bisa menebak pikirannya.

Karena terlalu lama menunggu balasan dari Dea, Viera mencari nomor ponselnya kemudian menelpon sahabatnya itu.

Tidak lama telepon langsung tersambung.

"Halo De, lo..." belum selesai Viera berbicara, Dea sudah memotong pembicaraannya.

"Benar kan tebakan gue? Gue kemarin di parkiran mobil gak sengaja ngelihat lo sama tuh cowok. lo kayak gak suka banget sama dia. Terus gue kepo, gue nguping deh obrolan lo berdua dimobil hehe, kebetulan kaca mobil lo agak kebuka sedikit." ucap Dea cengengesan.

"Ih resek banget yah lo! dasar kepo! awas yah lo, cerita ke orang-orang kantor." ancam Viera pada sahabatnya itu.

"Tenang aman. Kenapa sih lo 'gak cerita ke gue." tanya Dea dengan nada sebal.

"Bukan gitu De, gue gak mau aja ada orang yang tahu kalau gue dan Alex saling kenal apa lagi sampai ada gosip. Bisa-bisa jabatan gue jadi taruhannya." jelas Viera.

"Ya udah deh, mandi gih sana." ucap Dea.

"Males, mau lanjut tidur lagi."

"Hari ini ada presentasi. Lo lupa?"

"Iya, iya bawel. Yah udah gue mandi dulu. Bye." Viera langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Dia segera mandi bersiap-siap untuk pergi bekerja. Sebenarnya malas sekali harus bertemu dengan Alex dikantor tapi apa boleh buat. Dari pada gaji dipotong terus jabatan diturunin.

* * * * *

Jalanan pagi ini sedikit macet, sesekali Viera melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih ada waktu dua puluh menit untuk sampai dikantor. Viera mengeluarkan beberapa alat make up. Karena takut telat jadinya dia tidak sempat untuk merias wajahnya. Saat di lampu merah dengan segera Viera memakai liptin di bibirnya.

Seseorang menyapa dari mobil yang ada disebelah Viera. Menurunkan kaca mobil dan ternyata adalah Alex yang melambaikan tangan serta senyumnya. Ntah mengapa dia selalu muncul dimana saja. Viera melihat Alex dari balik kaca mobilnya.

Viera segera melaju ketika lampu berubah menjadi hijau. Bisa dilihat dari spion mobil Viera, mobil putih milik Alex yang sangat dekat jaraknya dengan mobil miliknya.

Viera memutar setir memasuki parkiran kantor yang diikuti oleh Alex. Alex juga memarkir kendaraannya tepat disebelah mobil Viera.

"Hai Vi." sapa Alex. Viera yang turun dari mobil tidak menjawab sapaan Alex. Dia melangkah berjalan menuju kantor dengan dress hitam formal yang dikenakan olehnya. Rambut cokelat yang terurai indah, membuat Alex semakin ingin memilikinya kembali.

"Tolong jaga jarak sama gue." ucap Viera pada saat ingin memasuki kantor. Karena risih diikuti terus menerus oleh Alex.

Alex tampak tidak peduli dengan omongan Viera. Dia tetap berjalan dibelakang Viera.

Banyak tatapan mata dari orang-orang kantor. Mereka tampak terpesona melihat Alex. Ketampanannya seperti menyihir para wanita itu. Diantaranya ada yang langsung menghampiri Alex dengan memberikan cokelat dan beberapa makanan lainnya. Viera yang melihat kejadian itu seperti bodoamat dan tidak peduli.

"Vi, lo gak cemburu tuh?" tanya Dea.

"Ngapain cemburu? yah kali."

"Ganteng banget sih, jadi cewek-cewek pada jatuh hati lihatnya."

"Bodoamat."

Viera langsung duduk ditempat kerjanya dan menyusun beberapa berkas yang akan dipresentasikan bersama timnya. Setelah menurutnya sudah lengkap dia langsung berjalan menuju ruangan meeting. Sudah ada atasannya disana bersama beberapa teman dari timnya.

Viera duduk disebelah Dea. Presentasi dimulai dan Viera sebagai leader dari tim langsung maju dan menjelaskan kepada atasan dan beberapa temannya. Sempat grogi karena Alex yang menatapnya dengan tatapan seperti kagum bahkan tidak melarikan pandangannya dari Viera.

"Oke jadi sampai disini presentasi dari saya. Terima kasih." ucap Viera. Kemudian berjalan duduk kembali ditempatnya.

"Oke jadi ide dari Viera dan tim saya setuju. Viera jika ada ide lain boleh langsung disampaikan kepada saya." ucap atasannya yang sekarang sedang berdiri didepan.

"Oke Alex, tempat kerjamu ada disebelah Viera. Saya sengaja tempatkan kamu disebelah Viera agar kamu bisa bertukar ide dan belajar banyak dari Viera. Karena kamu juga baru disini." ucap atasan. Seketika cewek-cewek yang ada didalam ruangan itu melihat ke arah Viera seperti iri. Ingin rasanya dia memprotes tapi sepertinya tidak akan bisa dan dia hanya bisa pasrah dengan keputusan atasannya itu. Setelah jam presentasi selesai yang lainnya pun kembali ketempat kerja masing-masing.

"Hai Vi, tidak disangka aku akan ada disebelah mu saat ini." ucap Alex ketika sudah duduk disebelah meja Viera

"Yah hai." jawab Viera. Alex senang karena akhirnya Viera menjawab sapaannya yah walaupun sedikit judes. Suatu kemajuan bagi Alex.

"Vi kamu maafin aku kan?" tanya Alex lagi.

Viera yang sedang sibuk menyusun beberapa barang yang ada di atas mejanya merasa terganggu. Tapi dia mencoba untuk menahan emosinya. Karena dia tahu semakin dia emosi dan marah pada Alex. Dia akan semakin seenaknya mancing emosi jadi percuma kalau marah-marah.

"Iya Lex, udah aku maafin. Udah yah kerjaan aku banyak nih." ucap Viera dengan sabar. Alex tampak senang karena Viera yang sudah memaafkannya.

Karena sudah puas dengan jawaban Viera, Alex memilih untuk fokus dengan kerjaannya begitu juga dengan Viera. Memang harus dengan cara begitu agar Alex bisa diam. Alex menatap Viera diam-diam saat Viera menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Viera yang sadar akan hal itu langsung melihat ke arah Alex yang membuatnya salah tingkah. Alex yang ketangkap basah sedang memperhatikan Viera diam-diam kini sedang berpura-pura memainkan ponselnya.

Viera tertawa kecil karena sikap alex. Dalam hati Viera sangat senang bisa dekat kembali dengan seseorang yang dicintainya. Dia mencoba mengerti dengan kondisi Alex pada saat itu. Dia berubah mencoba membuat dirinya untuk tidak keras terhadap Alex. Karena dia tahu sendiri bahwa Alex juga masih mencintainya begitu juga dengan dirinya.

"Vi, nanti malam ada waktu?" tanya alex tiba-tiba.

"Ada apa? tanya Viera cuek.

"Aku mau ngajakin kamu makan malam, sebagai tanda permintaan maaf aku." ucapnya sambil memberi senyum yang termanis.

"Liat nanti yah." balas Viera. Dalam hati Viera ingin berteriak. Sebenarnya masih kesal sih sama Alex cuma kalau sudah melihat dirinya dengan tatapan dalam membuat Viera luluh seketika. Perasaan tidak bisa dibohongi, Viera memang masih menyayangi lelaki itu, walaupun masih ada rasa kecewa padanya. Rasa kecewa, kesal dan benci itu tidak merubah perasaan apa pun pada Alex. Awal ketemu memang membuat Viera kesal dan emosi karena mengingat masa lalu yang ditinggalkan begitu saja tanpa kejelasan. Tapi ntah mengapa sekarang rasa itu sepertinya sedikit berkurang. Apa lagi saat mengingat banyak sekali kenangan diantara mereka berdua.

avataravatar
Next chapter