"Sky perhatikan bola di depanmu. Astaga!"
Erlangga mengerang frustrasi. Sejak tadi Sky tidak menunjukkan tanda-tanda serius bermain. Beberapa anak dalam satu tim juga mengeluhkan hal yang sama. Erlangga tahu itu hanya formalitas saja. Karena tiap tim lawan mencetak gol mereka spontan berteriak senang.
"Sky ... astaga!"
Erlangga mengusap wajahnya frustrasi. Bisa-bisanya Sky sangat ceroboh begini. Dia membiarkan bole melewatinya begitu saja. Tidak berminat untuk merebut atau sekedar basa-basi berusaha.
Erlangga tak tahan dia menarik tangan Sky menepi. "Sky kita bisa kalah. Kita akan kehilangan uang jajan selama satu bulan," bisik Erlangga.
"Biarkan saja. Toh aku juga punya uang kalau kau memang tak mau bayar mereka." Sky bersikap sangat tak acuh. Dia meninggalkan Erlangga yang mematung dan mengerjar bola yang menggelinding menjauh darinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com