13 Pemilihan Wakil Osis

"Kenapa disaat seperti ini ada panggilan alam, firasatku tidak enak"

Arslan pun tiba di depan sebuah ruangan bertuliskan [Ruang Osis]. Tanpa berlama-lama, Ia pun membuka pintu ruangan tersebut.

Ketika ia masuk, Nampak semua pandangan yang ada di ruangan itu tertuju padanya.

Seakan waktu berhenti, beberapa gadis yang termasuk di anggota OSIS histeris saat tahu anggota terakhir itu adalah Arslan. Arslan kini menjadi idola di Smp Patra. Tidak hanya Parasnya saja yang sangat mempesona, namun tubuhnya pun sangat ideal, membutakan mata gadis-gadis Smp Patra yang melihatnya.

"apakah aku terlambat?". Tanya arslan dengan tenang, tidak mempedulikan gadis-gadis yang histeris itu.

"ya kau terlambat, membuang waktu kami, kau tahu itu?". Ujar seorang gadis yang duduk didekat Ibu Fitri. Gadis itu adalah Cleo.

"ah, maaf kalau aku terlambat. Aku sudah ijin ke bu Fitri tadi untuk ke toilet sebentar". Kata Arlsan melihat siapa yang berbicara itu. Dan ketika tatapannya tertuju pada asal suara itu, ia sungguh terkejut. Arslan tahu siapa gadis itu.

Dia adalah Cleopatra Soedarma, siswi yang sangat cantik. Bahkan kecantikannya membuatnya terkenal di Nasional. Selain parasnya yang cantik bagaikan bidadari itu, Cleo merupakan anak dari pengusaha Top di Indonesia. Dia anak dari pemilik perusahaan rokok yang berpusat di Kediri, bahkan perusahaan itu menjadi satu dari 3 perusahaan berpenghasilan besar di negara ini. Dia sangat terkenal di kalangan konglomerat dan orang-orang kaya, bahkan selebriti muda di Indonesia. Banyak agensi yang memberinya tawaran untuk menjadi bintang model dan aktris, namun ia menolaknya mentah-mentah. Alasannya sederhana, karena ia merasa masih remaja dan ingin menggunakan kebebasannya dan menikmati masa remajanya dengan damai. Ia tidak ingin menjadi perhatian publik di negara ini, baginya itu merepotkan.

Melihat Arslan yang memandanginya lama, ia pun mengalihkan wajahnya. "ternyata semua pria sama saja". Batinnya mengatakan.

Arslan segera berjalan ke tempat duduk yang kosong, setelah Cleo tidak lagi mengatakan apapun. Ia yang mengetahui ada sosok Annisa yang duduk di sebelah bangku kosong itu segera mendekatinya, arslan menepuk kepala Annisa dengan lembut. "apa kau sudah menunggu lama?"

"iya". Jawab annisa mengangguk dengan penuh senyuman bahagia. Ia masih saja tersipu malu ketika Arslan menyentuh kepalanya dengan lembut.

Cleo yang melihat sikap Arslan kepada Annisa, membuatnya ilfeel. "apa ke semua wanita dia bersikap seperti itu?", pikir Cleo yang melihat sikap Arslan dengan ekspresi jijik.

" Karena Arslan sudah datang, kita bisa memulai rapatnya". Setelah Ibu Fitri mengeluarkan perintah itu, semua anggota Osis pun menyiapkan pulpen dan kertas mereka masing-masing. Bersiap menulis hal-hal penting yang akan disampaikan oleh guru pembimbing mereka.

" Ibu ingin mengumumkan sesuatu, hari ini kita akan memilih wakil ketua Osis periode 2004-2005, karena Ketua Osis sudah dipimpin oleh Cleopatra yang kelas dua, jadi Ibu memutuskan yang menjadi Wakil ketua Osis adalah murid kelas satu. Apakah ada yang keberatan?". Katanya sembari memperhatikan seluruh murid yang ada diruangan itu.

"aku keberatan!". Sahut Cleo yang ada disamping ibu fitri dengan suara lantang.

"apa alasanmu Cleo? Bisa kamu jelaskan?"

"akan saya jelaskan bu. Pertama, anak kelas satu sudah terlihat ada yang tidak kompeten dalam kedisiplinan" ucapnya sembari melirik kearah Arslan yang saat itu terlihat tenang, mendengarkan pendapat Cleo. "kedua, anak kelas satu masih harus banyak pengalaman dalam segala aktifitas yang dilakukan oleh Osis. Dan yang ketiga, anak kelas satu masih belum beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Sehingga akan mengakibatkan miss komunikasi antar sesama anggota, kelas 2 yang sudah berpengalaman dalam keaanggotaan Osis akan bimbang jika dipimpin oleh anak kelas satu yang sama sekali tidak ada pengalamannya. Bukankah begitu?"

Anak kelas 2 pun mengangguk serentak ketika Cleo menatap mereka. Menurut mereka Cleo ada benarnya, tidak mungkin anak kelas satu yang menjadi Wakil Ketua osis, dikarenakan belum memiliki pengalaman dalam bidang osis ini.

Mendengar itu Arslan secara tidak sengaja tertawa kecil, yang terdengar oleh semua orang yang ada di ruangan itu.

"kenapa kau tertawa? Apa ada yang lucu?". Tanya Cleo ketus kepada Arslan. dia merasa Arslan mengejeknya dengan tertawa seperti itu. Seorang anak kelas satu meremehkan pendapatnya? Itu tidak pernah terjadi dalam kehidupan Cleo.

"emm, tidak lucu, hanya menurutku statement yang kau buat itu sedikit berlebihan". Kata arslan dengan masih menunjukkan sikap yang tenang.

"apa maksudmu dengan berlebihan?", Tanya Cleo padanya.

"apa menurutmu kelas dua sudah berpengalaman dalam kegiatan osis?"

"tentu saja. Kelas dua yang ada disni semuanya adalah mantan anggota osis dengan jabatan yang penting pada waktu mereka masih kelas 1"

"lalu apakah kita yang masih kelas satu tidak berhak untuk mendapatkan jabatan yang penting di osis, sedangkan dulu kalian bisa. Apa kau sebagai Ketua Osis akan berpihak sebelah, dengan sikap egois itu, apakah sudah terlihat kau berpengalaman?". Ucap Arslan yang menopang dagu nya dengan tangan di meja, memandang Cleo dengan tatapan tajam.

Cleo dan semua orang termasuk Ibu Fitri menganga kaget. Tidak percaya jika seorang murid anak kelas 1 dapat berdebat dengan pemikiran seperti itu.

Arslan pun kembali menyandarkan badannya, melanjutkan perkataannya. "Sikap diskriminasi seperti itu tidak cocok untuk seorang pemimpin. Pemimpin yang bijak akan tahu potensi orang-orang yang ia bawahi. Memberikan kesempatan pada mereka untuk belajar, memahami, dan berkembang menjadi lebih baik. Apa ketua osis tidak mengerti hal dasar seperti itu?". Kalimat yang diucapkan Arslan sangat jelas, ia sedang mempermasalahkan sikap Cleo yang menurutnya salah, hanya karena dia memiliki wewenang. Arslan menatap Cleo yang tertunduk malu dengan perkataan asrlan. Cleo menggigit bibirnya, ia tidak memiliki jawaban atas ucapan Arslan yang menurutnya sendiri itu adalah kebenaran.

"jika tidak ada hal lain lagi, aku pamit". Arslan yang Nampak tidak berminat dengan kegiatan ini, segera berniat meninggalkan ruangan tersebut. Baginya masih banyak hal yang lebih penting yang perlu ia selesaikan. Namun belum berjalan satu langkah, terdengar Ibu Fitri menghentikan Arlsan.

"tunggu Arslan, kamu mau kemana? Rapatnya belum selesai..". terdengar nada khawatir yang dilontarkan oleh ibu fitri.

"sepertinya saya sudah tidak berminat lagi bu. saya kira kegiatan seperti ini, dapat memberikan saya hal yang berguna, tapi sepertinya tidak ada artinya lagi disini. Banyak masalah penting yang harus saya selesaikan, mohon maaf atas ketidak nyamanannya untuk teman-teman semua". Ujar arslan yang juga membungkuk meminta maaf kepada semua anggota osis yang berada diruangan itu.

Arlsan pun berjalan pergi kearah pintu keluar itu, namun ia berhenti sejenak dan memandang kearah Ibu Fitri. "oh iya lupa, mungkin bu fitri bisa mempertimbangkan Tino atau Yohanes untuk menggantikan saya." Setelah mengatakan itu arslan tersenyum cerah, dan benar-benar meninggalkan ruangan Osis yang kini menjadi hening tanpa suara. Semua orang hanya bisa saling pandang, tidak tahu lagi apa mereka harus melanjutkan pertemuan ini atau tidak. Annisa juga hanya bisa menatap Arslan yang pergi tanpa melihat dirinya, atau mengatakan sepatah katapun padanya. Itu mebuatnya sedih.

Kini tatapan annisa beralih kearah Cleo yang masih tertunduk malu dan cemas. Matanya menunjukkan ketidaksukaan yang sangat pada Cleo saat itu.

avataravatar
Next chapter