12 Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis)

Di gudang sekolah yang berada di sebelah kantin sekolah, Arslan sedang terlihat mengembalikan bola basket yang ia pakai berlatih tadi. Ia pun segera pergi setelah merapikan barang-barang ekstrakulikuler Olah Raga yang menurutnya berantakan itu.

Saat ia berjalan ingin menuju kembali ke ruang kelas, Arslan bertemu sosok gadis yang berdiri tegap di hadapannya. Ia berhenti sejenak, memperhatikan sosok tersebut.

"Annisa?". Gumam arslan.

"hai arslan". Ucap anis dengan senyuman manisnya.

Annisa meminta kepada Arslan untuk menemaninya berjalan ke kelas mereka. Memang saat itu annisa terlihat masih menggendong tasnya, yang berarti ia baru sampai ke sekolah. Karena waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi.

"kamu habis ngapain tadi?". Tanya anis ingin tahu.

"ah, ngga. Cuma habis mengembalikan bola basket, tadi aku pakai berlatih sebentar..". Kata Arslan

"oh. Kamu suka basket?"

Arslan menggelengkan kepala. "tidak juga, hanya iseng"

Annisa mengangguk, ia tidak pernah mengerti apa yang dipikirkan oleh Arslan. Ia memandangi wajah Arslan, teringat kembali kejadian di lapangan belakang sekolah. Pemandangan yang menurutnya sangat menakutkan pada waktu itu. Annisa mencoba memberanikan diri untuk bertanya pada Arslan, ia sangat penasaran.

"Arslan, kamu sehabis pulang sekolah kemarin, jadi bertemu dengan kak Deren dan gengnya?"

Arslan hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Annisa, namun pandangan arslan tetap saja lurus kedepan, tanpa memperhatikan Annisa yang sangat terkejut dan tiba-tiba menghentikan langkah kakinya.

Arslan yang merasa tidak ada sosok annisa yang berada disampinya, ia pun berhenti dan menoleh kebelakang. Terlihat Annisa dengan raut wajah yang muram dan gelisah. Ia menunduk memikirkan sesuatu, dari apa yang dipikirkan Arslan saat itu, Annisa pasti sedang mengkhawatirkan dirinya.

"Annisa, apa kau pergi ke lapangan belakang sekolah kemarin?". Arslan bertanya kepada Annisa, berusaha menenangkan dirinya yang terlihat sangat takut dari ekspresi yang ditunjukan Annisa.

Annisa memberanikan diri mengangkat kepalanya, memandang mata Arslan. "iya, bersama pak kepala sekolah dan guru lainnya"

Belum sempat Arslan menjawab, Annisa masih melanjutkan perkataanya. "Arslan, aku~maaf. Aku minta maaf harus melibatkan para guru. Aku bingung, aku takut. Aku hanya ngga mau kamu terluka, aku tahu kamu pasti akan terkena masalah jika melaporkannya ke guru, meskipun kau korban, tapi kau terlibat dengan perkelahian. Para guru tidak akan mentolerir perkelahian dengan alasan apapun. Aku minta maaf, tolong maafin aku arslan!". Annisa bergetar hebat, ia sangat ingin mengeluarkan air matanya yang sudah akan merembes keluar. Ia kemudian membungkukkan badannya, berusaha agar Arslan memafkan sikapnya yang menurutnya sendiri teralu berlebihan.

Arlan kemudian tertawa mendengar Annisa berkata seperti itu. Menurutnya sikap Annisa sangat lucu, dia tidak bisa menahan untuk mengusap kepala Annisa. Arslan pun mendekat dan mengacak rambutnya dengan asal.

"kamu lucu banget ya"

Annisa yang mendengar itu segera langsung menegakkan badannya, mendongakkan kepala memandang Arslan yang tubuhnya tinggi itu.

"Anis, terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Aku tidak menyalahkanmu, bagaimanapun, kejadian seperti itu cepat atau lambat akan terjadi. Jadi kau tidak perlu menyalahkan dirimu. Mengerti?"

Melihat Arslan tersenyum hangat padanya, Annisa menangis kencang. Ia tidak sanggup menahan rasa bersalah, dan juga rasa peduli teramat sangat pada diri Arslan. Ia akui sikap nya terlewat batas hanya untuk seorang teman, namun hatinya berkata lain.

Hatinya dan juga perasaannya saat ini, mengatakan bahwa ia menyukai Arslan melebihi dirinya sendiri.

****

Pukul 8 pagi, di ruang kelas 1C.

"Anak-anak, kerjakan soal-soal yang ibu tulis di papan. Besok di kumpulkan, karena sekarang ibu ada keperluan di ruang OSIS. Juga Annisa dan Arslan ikuti ibu ke ruang OSIS ya…"

OSIS, merupakan Organisasi Siswa Intra Sekolah. Yang didalamnya terdapat beberapa siswa terpilih dari setiap kelas. Osis di Smp Patra, hanya memperbolehkan anggotanya berada di kelas 1 dan 2. Sedangkan untuk kelas 3 dinonaktifkan, agar untuk murid kelas 3 dapat lebih fokus dalam pelajaran untuk kelulusan mereka menuju Sekolah Menengah Atas(SMA) nanti. OSIS dibentuk dengan tujuan pokok: Menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativitas, serta minat para siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari berbagai macam pengaruh negative dari luar sekolah. Mendorong sikap, jiwa dan semangat kasatuan dan persatuan di antara para siswa, sehingga timbul satu kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar. Sebagai tempat dan sarana untk berkomunikasi, menyampaikan pemikiran, dan gagasan dalam usaha untuk mematangkan kemampuan berpikir, wawasan, dan pengambilan keputusan.

Segera setelah memanggil Annisa dan Arslan mengikuti dirinya, guru yang bernama Fitri itu berjalan dengan diikuti oleh Annisa dan Arslan menuju ke ruang Osis. Disana telah menunggu anggota Osis kelas satu yang sudah terpilih, perwakilan dari setiap kelas. Kelas satu di Smp Patra hanya ada 4 kelas, meliputi Kelas A, B, C, dan D. Setiap kelas memiliki 2 perwakilan murid untuk berada di bangku OSIS. Sedangkan untuk kelas 2, terdapat 5 kelas dengan masih-masing satu perwakilan tiap kelas.

"Bu Fitri, saya ijin ke toilet sebentar. Nanti saya menyusul ke ruang Osis". Kata Arslan yang tiba-tiba menghentikan mereka.

"kamu tahu tempat ruang osisnya Arslan?"

"saya tahu bu"

"ya sudah kalau begitu, segera menyusul ya". Kemudian Ibu Fitri mengalihkan pandangannya ke Annisa. "ayo nis, kita pergi duluan".

Annisa mengangguk. Dengan mereka berdua pun Pergi menuju ruang osis, sedangkan Arslan bergegas menyelesaikan panggilan alamya.

Setibanya Ibu Fitri dan Annisa di ruang osis,

terlihat sepuluh murid yang sedang duduk, di bangku masing-masing sambil berbincang dengan teman sebangkunya. Letak meja dan bangkunya pun unik. Terdapat meja persegi yang panjang, dan disisi meja terdapat 12 bangku dengan sandaran yang panjang, menutupi seluruh punggung hingga kepala layaknya meja dan kursi makan para bangsawan di film-film. Melihat Ibu Fitri yang sudah datang dari balik pintu, mereka pun serentak menghentikan obrolan. Annisa pun dengan tenang duduk di 2 bangku kosong, di ujung meja.

"apa ini sudah semua?" Tanya Ibu Fitri pada mereka. Namun, ada seorang gadis berparas sangat cantik dengan rambutnya blondenya, menunjuk kea rah bangku kosong di sebelah Annisa duduk.

"ah, dia masih ke toilet, tadi bareng sama ibu". Jelas Ibu Fitri pada gadis itu. Gadis itupun hanya menganngukan kepalanya setelah mendengar penjelasan Ibu Fitri. " kalau begitu kita tunggu sebentar lagi, sebelum memulai rapatnya"

"untuk apa bu fitri? Kenapa menunggu orang yang tidak kompeten?". Timpal Gadis cantik yang wajahnya nampak seperti orang eropa itu.

"tidak apa-apa. Kita hanya menunggu sebentar". Jawab Ibu fitri dengan santai.

Gadis itu mendengus, raut wajahnya terasa kesal. "Bu Fitri, Osis di Smp Patra bukan sekedar organisasi Osis biasa. Patra merupakan satu dari 5 yayasan swasta Elit yang ada di Indonesia. Kita juga saat ini berada di puncak sekolah menengah pertama terbaik yang ada di Kota Kediri, untuk mengajak murid yang tidak memiliki disiplin tinggi masuk kedalam anggota OSIS, itu mencoreng nama baik sekolah. Bukankah Ibu Fitri sudah mengerti itu?"

Ibu Fitri yang mendengar ucapan dari gadis itu hanya melipat dahinya, " Cleo, Ibu tahu kau adalah ketua Osis yang baru. Tidak bisakah sedikit mentolerir murid yang sedang pergi ke toilet untuk waktu yang sebentar saja?"

"tapi bu~". Belum selesai gadis untuk berbicara, terdengar suara seorang gadis yang membuat semua anggota Osis terkejut dengan kalimatnya.

"aku tahu kamu itu Ketua Osis yang baru, tapi jangan bersikap sombong hanya karena kamu itu Ketua Osis!"

Gadis yang berucap dengan lantang itu adalah Annisa, yang memandangi gadis bernama Cleo dengan tatapan menusuk.

"apa katamu?"

Kedua gadis itu saling memandang, Annisa dan Cleo bertatapan dan saling mengintimidasi. Anggota Osis yang lain ikut menegang melihat peristiwa itu.

Sepertinya akan ada perdebatan besar di ruang OSIS ini…

avataravatar
Next chapter