webnovel

Perban yang Ada Di Lutut

Malam harinya Dili terus melihat perban yang ada di lutut Biyan semenjak kerja tadi. Dan sekarang diam-diam ia keluar dari kantor mengikuti Biyan di saat semua orang belum pulang termasuk Rex. Yang pulang hanyalah anak magang atau yang membersihkan ruangan.

Biyan baru saja keluar dari kantor. Ia berdiri di halte depan kantor saat mobil Dili melewatinya, lantas berhenti. Dili membuka kaca mobil, Biyan sudah menghindar melihat laki-laki itu.

"Naik!" perintahnya tanpa melihat.

"Tidak, terima kasih," tolak Biyan masih melihat jalanan yang mulai sepi.

"Tidak akan ada angkutan kota yang lewat, badai salju sebentar lagi datang. Kau mau mati membeku di sini?" tanya Dili dengan ketus.

Sekali lagi Biyan melihat ujung jalan yang mulai gelap. Benar juga peringatan sudah dikeluarkan agar tetap berada dalam rumah, lantas terpaksa Biyan masuk dalam mobil Dili.

"Traktir aku, untuk ucapan terima kasih," kata Dili lagi sesaat Biyan duduk.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com