webnovel

Baby's Dragon

Leo, Penyihir berusia ribuan tahun terbangun dalam wujud bayi setelah lama tertidur demi memulihkan tubuhnya pasca perang yang tak berkesudahan. Namun ketika ia keluar dari Ruang Jiwa ... "Baby ... ," Seekor Naga jantan, menatap batita kecil di depannya dengan mata yang berkilau cerah. Iris emas itu penuh kebahagiaan dengan sentuhan kejutan yang tak tertahankan. "Baby, panggil Papa." " ... ." Sebentar ... BUKANKAH MEREKA BEDA SPESIES?! BAGAIMANA BISA NAGA INI MENGANGGAPNYA ANAK?! Leo sakit kepala. Degan tubuh bayi dan bahasa Naga yang terdengar cadel, pada akhirnya ia mendidik Ayah angkatnya dari Naga Primitif yang konyol dan idiot, menjadi seekor Naga berdarah murni yang berwibawa. Oh, ini Papanya! Leo bangga. Namun sayang, masa depan selalu tidak terduga. Art Cover by: Fai

AoiTheCielo · LGBT+
Not enough ratings
65 Chs

3. Pengaturan An Leo

Tugas seorang Ayah sangat berat. Terutama ketika sedang mengalami perjalanan dinas panjang seperti ini.

An Cosmos, di tengah kesibukannya bolak-balik mengatur segala perintah untuk semua perusahaan di bawah naungannya, juga harus mengurus semua laporan dari 99 Planet setiap hari. Terlebih, sekarang ia berada di dalam pesawat pribadi, jauh dari bayi kecil yang setiap hari harus di telpon dan diawasi.

Leo sedang sibuk mengikuti ujian sertifikat dan teropsesi dengan Ruang Tertutup. Bila Naga Perak tidak menelfon untuk mengingatkannya makan siang dan makan malam, dapat Cosmos bayangkan ketika ia pulang beberapa bulan kemudian, tubuh kurus bayi kesayangannya lah yang akan menyambut.

Cosmos merinding.

Ia benar-benar tidak mau hal itu terjadi lagi.

"Papa, bisakah kau mendekorasi ulang bagian dalam kapalmu?"

Leo sakit mata. Serius, matanya terasa tersengat setiap kali Papa Konyolnya menelfon dan latar belakang si peraklah yang akan menjadi fokusnya.

Bagaimana tidak?

Sepertinya, setiap kali berhenti di satu Planet, Naga Perak dengan gila akan membeli beberapa merchandise berbau kartun. Atau, apa pun itu yang berhubungan dengan komik dan novel favoritnya. Sungguh, tidak apa-apa bila semua itu masih disimpan di dalam Kantung Ruang. Namun, poster, gambar 3D, robot mini yang bergerak konstan--

TIDAK BISAKAH AYAHNYA MENYIMPANNYA SAJA?!

Leo emosi jiwa.

Sudah beberapa minggu berlalu dan Leo memperhatikan berita yang kerap muncul--oh, atau robot lebahnya lah yang memperhatikan dan dengan konstan mengirimkan ke Asistenya. Semua adalah berita beberapa media tentang ayahnya. An Cosmos. Investor dan Pengusaha Muda yang mulai melebarkan sayapnya.

[Pengusaha Muda yang Sangat Bergengsi Mulai Berkeliling Planet Untuk Melebarkan Sayapnya]

[Sejarah Sorang Jenius Bisnis]

[Naga Bisnis dari Wilayah Abu-Abu yang Misterius!]

Semua judul-judul itu mengelu-elukan Ayahnya, mengatakan bahwa sosok dingin, penuh karismatik selayaknya seorang Pangeran adalah Ayahnya. Meski tidak dapat melakukan wawancara secara langsung, setiap media melaporkan dengan tepat perihal An Cosmos dan bahkan beberapa media curiga bahwa Cosmos, merupakan keturunan salah satu Bangsawan karena ras Naganya yang murni.

Jadi, bukan hal yang aneh bahwa julukan "Pangeran Bisnis" tengah Ayahnya mahkotai.

Oh, Pangeran Bisnis? Leo mencibir.

Coba lihat isi pesawatnya sekarang! Coba kalian semua lihat!

Leo benar-benar ingin menjerit.

Ini jelas Pangeran Otaku! Bukan Pangeran Bisnis!

"Setidaknya, Papa, Papa harus menyembunyikannya!" Jangan membuatku malu!

Cosmos menghela napas. "Baby … ini sangat merepotkan untuk memasukkan dan mengeluarkannya berulang kali, lebih baik untuk benar-benar mengeluarkannya. Lagi pula tidak ada yang berani memasuki Pesawat pribadi Papa."

Bukan tidak berani, tetapi tidak bisa. Perjalanan Cosmos sangat jauh, tidak mungkin Leo tidak mempersiapkan semuanya. Ia memesan pesawat termahal dengan tingkat keamanan yang tinggi. Leo bahkan tidak ragu menambahkan alat pelindung level 4 untuk pesawat itu.

Khawatir Ayahnya akan ada kecelakaan di tengah jalan? Tidak. Leo tidak mengkhawatirkan hal itu. Bodoh bila ia khawatir untuk Kesatria level 9 puncak yang hanya berjalan-jalan dari satu planet ke planet lain. Yang menjadi bahan pertimbangan si kelabu adalah reputasi Naga Konyol itu!

Tahu pasti sifat Ayahnya, Leo mewanti-wanti bahwa sosok Naga hanya bisa membaca komik dan Novel kesayangannya di dalam pesawat. Yup. Pesawat. Agar Ayah Konyolnya tidak membocorkan kepada dunia bahwa ia adalah otaku gila yang bahkan menyuruh putranya bercosplay setiap malam.

Malam ini Leo memakai pakaian Sailor. Dengan topi putih berlis biru, sosok kelabu terlihat sangat lucu dengan pakaian pelaut di tubuhnya. Beruntung, bagian bawah bukanlah rok, tetapi celana katun pendek di atas lutut, memberikan kesan polos dan lucu ke sosok remaja yang masih memiliki banyak lemak bayi di pipinya.

"Aku tidak peduli, Papa harus menyimpannya! Mataku sakit setiap kali melihat benda-benda itu!" Leo meraung. Poster-poster yang ditempelkan pada dinding kapal benar-benar membuat kapal mewah dan mahalnya menjadi jelek!

"Tidak bisa, poster ini hanya untuk sekali tempel, bila Papa mencabutnya, Papa akan merobeknya."

"Papa bisa membelinya lagi!"

Ekspresi wajah tampan itu berubah serius. "Ini edisi terbatas."

"Jangan berbohong!"

"Papa tidak berbohong."

Leo melotot galak.

Wajah Naga itu tetap memasang ekspresi serius.

Marah, Leo langsung memutuskan panggilan. Namun beberapa detik kemudian, panggilan kembali muncul. Remaja kelabu itu melotot, mematikan telpon Ayahnya. Tetapi seperti sebelumnya, Naga Perak itu menelpon kembali dan Leo mematikannya kembali. Pada akhirnya, setelah lebih dari 5 kali mengulangi hal yang sama, si perak memasukkan Ayahnya ke dalam Blacklist. Tanpa ragu memblokir nomor Ayahnya sendiri. Kali ini, Asistennya menjadi jauh lebih tenang.

Leo mendengus, remaja itu langsung memeluk gulingnya dan mengambil posisi nyaman untuk tidur. Tanpa mempedulikan Naga Perak yang gelisah, remaja kelabu dengan senang hati memejamkan mata, mulai menguap dan--

"TUUAAANN!"

Layar Asisten mendadak muncul. Panggilan telfon dari Micro sukses membuat Leo kaget. Suara yang membahana di tengah keheningan benar-benar mampu membunuh rasa kantuk yang sempat remaja kelabu rasakan.

"Apa?" menatap dingin ke arah layar yang melayang-layang di hadapannya, Leo mengubah posisi berbaring menjadi duduk.

Oh, sial. Kepalanya sakit. Micro benar-benar membuatnya ingin menghancurkan robot lebah ini.

"Tuan! Cepat bukan blokkiran Tuan! Naga bodoh itu benar-benar menjadi gila!"

"Huh?"

"Naga gila itu mengirimi Micro pesan! Meminta Tuan membuka blokkiran! Sialan! Ini sudah pesan yang ke-1128 yang dikirimnya! Tuan! Cepat buka blokkirannya atau lama-lama, Micro yang menjadi gila! Oh, tidak! Ini sudah pesan yang ke 1178!"

Leo kehilangan kata-kata.

Sungguh, Ayahnya benar-benar berbakat untuk membuat robot lebahnya menjadi gila.

Sementara Micro dengan panik menghitung semua pesan yang dengan membabi-buta dikirimkan sang Naga, jemari Leo bergerak membuka blokkiran, lalu tanpa ragu memulai panggilan video.

Dalam hitungan detik, panggilan diterima. Di detik berikutnya, Leo mematikan panggilan Micro.

Wajah tampan berbingkai helai perak terpampang. Sosok indah dengan sepasang iris emas yang tajam terlihat serius dan dingin. Namun, bila mengingat kelakuan konyol yang yang dilakukannya …

Leo sakit kepala.

"Aku sudah membuka blokkiran."

"Papa tahu," Naga Perak langsung menyeringai konyol. "Papa sudah tidak mengirimi pesan ke Lebah jelek itu lagi."

Sepasang Netra biru menyipit, sukses membuat si perak bungkam.

Oh, Babynya masih marah.

Mengetahui bahwa latar belakang Papanya kali ini begitu bersih, tanpa ada mainan kesayangannya, Leo tidak merasa senang sama sekali. Sungguh, ia tidak bodoh. Papanya hanya mengambil posisi berbeda di Kapal! Kebetulan, posisi yang diambil adalah posisi di mana si perak tidak memasang poster dan mainannya.

"Papa ... ," sepasang netra biru menyipit, nada bocah lelaki itu berbahaya.

"Baby, Papa benar-benar tidak bisa melepasnya," nada Naga Perak memohon.

Leo mengernyitkan alis, tetapi pada akhirnya ia mendengus. "Terserah."

Cosmos menghela napas lega. Tanpa bisa disembunyikan, sosok itu tersenyum senang. "Baby, Baby mengantuk?"

"Tidak."

Berkat Micro, rasa kantuknya benar-benar hilang.

"Ngomong-ngomong, Baby belum memberi jawaban?"

Leo tahu apa maksud Ayahnya. Ia terkekeh. "Biarkan dia sedikit merasa khawatir," ujarnya jahat, sukses membuat Naga Perak menggelengkan kepala dengan geli.

Leo sudah menjelaskannya. Felix menyarankan untuk mengikuti Pertukaran Pelajar. Tentu saja, Cosmos juga tahu bahwa Pertukaran Pelajar ini tidak sesederhana itu. Mengingat hubungan antara Academy Ruby dan Negara Ion terlihat baik-baik saja di permukaan tetapi benar-benar buruk di dalam, hal ini seperti melepas kelinci ke sarang ular berbisa.

Namun, memikirkan beberapa pertimbangan, Cosmos menyetujui untuk melakukan Pertukaran Pelajar. Bagaimanapun, seperti kebanyakan Ayah lainnya, Naga Perak ingin si kecil bisa tumbuh dan bergaul bersama kawan-kawannya. Ia tidak mau Leo menjadi sosok yang terlalu tertutup hingga tidak memiliki teman.

Oh, okay. Cosmos memang otakku tetapi ia memiliki banyak teman. Dari berbagai macam ras, Planet dan Negara. Alasannya, tentu saja bukan karena si perak adalah An Cosmos yang berinvestasi dimana-mana.

Salahkan Novel dan Komik yang dibacanya begitu banyak hingga dari pertukaran hobi, mereka menemukan pergaulan revolusioner untuk menjadi teman akrab. Yah … cukup akrab untuk memamerkan keluarga masing-masing. Agak mengejutkan, ternyata lingkaran pergaulannya adalah orang-orang yang family Complex.

Lagi pula, bila Leo di Ibu Kota Ion, Cosmos bisa mengatur jadwal untuk memutar dan mampir ke Planet Ibu Kota. Di sana, mereka bisa bertemu dan bermain sebentar. Oh, sungguh, Cosmos sudah sangat merindukan anaknya yang lucu!

"Acaranya akan diadakan 2 minggu lagi, Baby sudah menyiapkan semuanya?" tahu bahwa putra yang selama ini tidak suka bergaul akan berangkat melihat dunia luar sendirian, Cosmos sedikit cemas. Bagaimanapun, tidak ada tubuh Micro yang akan mengikuti bayi kecilnya. "Semua alat sihir sudah disiapkan? Makanan?"

"Tersusun dan tersimpan dengan baik," Leo mengubah posisinya menjadi berbaring, menatap layar yang mengikuti perubahan posisinya. Ia tidak khawatir sama sekali. Semuanya ada di dalam Ruang Jiwa. "Papa bagaimana di sana? Perkembangannya?"

"Sesuai dengan laporan, hasil produksi tidak meningkat atau berkurang, secara konstan tetap sama," Cosmos melaporkan tanpa ragu tentang Planet Kristal 1, sebuah Planet mineral di mana Kristal Kosong dihasilkan. ke-7 Planet Kristal diberi nama dengan nomor. Kali ini, Cosmos sudah sampai di Planet Kristal 1 dan melakukan penyelidikan.

Tentu saja penyelidikan ini dilakukan secara diam-diam. Satu-satunya hal yang menyebabkannya terdeteksi karena ia terbang di wilayah Negara lain dan memerlukan izin untuk lewat. Beruntung, hampir setiap Planet yang masuk ke wilayah Abu-Abu merupakan perusahaan di mana Cosmos menanamkan uangnya. Jadi, ketika Cosmos mendarat di satu Planet dan berpura-pura sibuk di sana, ia akan menerbangkan pesawat dan mengaktifkan siluman sehingga tidak akan ada yang menyadari kepergiannya menuju Planet Kristal.

"Namun permintaan memang meningkat," alis Naga Perak terpaut. Ketika permintaan meningkat tetapi stok tidak mampu untuk memenuhi, bukan hal yang aneh bila harga barang akan ikut meningkat. Namun … apa yang menyebabkannya peningkatan permintaan? Jumlah kelahiran Zero dan Kesatria yang meningkat? Rentannya mental Zero dan Kesatria?

Cosmos bisa mengendalikan Anomalinya sendiri. Sekli pun, meski Leo adalah Penyihir, sosok mungil itu tidak pernah menenangkannya. Karena itu, menyadari kecanduan Zero dan Kesatria dengan Kristal Penenang, benar-benar membuat sepasang Ayah dan Anak kaget.

"Ada kemungkinan 6 Planet lainnya juga sama," jeda beberapa detik, Leo menggelengkan kepala. "Tidak, Papa tetap harus memeriksa. Belum tentu 6 Planet yang lainnya masih sama."

Cosmos berkedip. "Bagaimana bila sama?"

"Maka kita harus menerapkan peraturan untuk pelatihan wajib setiap Zero dan Kesatria," Leo terkekeh. Ia sudah mempersiapkan pelatihan fisik dan mental untuk para Zero dan Kesatria, tetapi jelas hal ini tidak bisa diterapkan begitu saja. Mereka perlu melatih beberapa Kesatria dan Zero, lalu menjadikan mereka mentor sekaligus contoh berhasil. Bagaimanapun, ini akan menjadi proyek jangka panjang yang merepotkan.

Cosmos tidak tahu pelatihan seperti apa yang akan diberikan putranya, bagaimanapun, Naga Perak ini berlatih secara tidak sengaja. Yah … tumbuh besar di Planet Ilusi yang penuh dengan hewan dan tumbuhan yang sangat berharga, bagaimana bisa Naga ini tidak kuat? Anomali bukan sesuatu yang ia khawatirkan sama sekali.

Cosmos menghela napas. "Isu Undang-Undang pembatasan Ekspor Kristal Kosong, apakah akan diterapkan sekarang?"

Leo melotot. "Bila Isu dilepaskan, mereka akan berbondong-bondong membelinya, Papa! Bukannya justru, harganya akan semakin mahal?!"

Naga Perak terkekeh. "Mereka harus siap mental."

Remaja berpakaian sailor mendengus. "Berikan mereka kejutan, tidak perlu persiapan mental."

"Akan ada kekacauan."

"Untuk di luar zona Abu-Abu, Ya, tetapi untuk daerah kita, tidak."

"Ini akan menurunkan omset dan royalti yang didapatkan Penyihir."

Leo menggelengkan kepala. "Papa, membuat Kristal Penenang adalah pekerjaan sampingan, umumnya hanya dilakukan oleh Penyihir level 1 dan 2 yang tidak memiliki banyak kemampuan untuk mendapatkan uang. Bagaimanapun, Penyihir tidak boleh serendah itu hanya untuk menguasai satu ilmu."

Cosmos tidak bisa berkata-kata begitu mendengarnya.

"Untuk Undang-Undang pembatasan, itu bisa dilakukan nanti, sekarang sebaiknya kita fokus untuk harga Kristal Penenang. Pertama, kita harus menekan secara halus dengan harga. Bagaimana pun, bedakan harga untuk dalam dan luar negeri."

Naga Perak tersenyum. "Papa sudah mempersiapkannya," mengirimkan sebuah berkas, sosok itu menghela napas. "Coba Baby baca dulu, bila oke, Baby bisa langsung mempostingnya ke peraturan baru."

Sangat mudah untuk menjadi diktator.

Peraturan dibuat oleh Penguasa, tanpa perlu persetujuan siapa pun.

Dengan cara kasar dan kejam seperti inilah ia membuat peraturan. Bila tidak ada yang mau mematuhi, ia akan menggunakan kekuasaannya. Hanya ada 2 akhir untuk mereka yang tetap melanggar meski sudah diberikan peringatan.

Diusir

Dibunuh

Bagaimanapun, setiap Planet memiliki Robot Keamanan yang bekerja langsung untuk eksekusi. Robot yang hanya bisa dikendalikan oleh Penguasa Negri, adalah yang paling ditakuti rakyat. Oh, bukan hanya Rakyat, tetapi juga para Pemilik Sementara Planet, mereka juga tidak bisa menahan gemetar bila Robot Keamanan sudah bergerak.

Leo yang menciptakan Robot Keamanan ini. Bagaimanapun, ini bukan teknologi, tetapi sebuah alat sihir yang dibuatnya untuk mengawasi semua Planet yang menjadi milik mereka. Memastikan tidak adanya pemberontak yang diam-diam lahir di antara para pengungsi dan tentara.

Namun, siapa sangka bahwa Alat Sihir ini masih tetap berfungsi meski sudah 8000 tahun lebih berlalu? Leo yang mengetahuinya benar-benar kagum dengan dirinya yang dulu. Oh, kekuatan Penyihir level 10 benar-benar tidak bisa diremehkan.

"Benar. Papa, apakah Papa akan kembali bulan Desember nanti?"

Sepasang iris emas berkedip, menatap putranya.

"Ada acara keluarga Rika," Leo mengingatkan. Bulan Desember, sekitar awal bulan Desember, dirinya pasti sudah selesai berada di Negara Ion, jadi ia bisa mengikuti acara itu. Namun, Cosmos berbeda. Naga Perak tidak wajib mengikuti acara seperti itu.

"Baby ikut acara itu?"

"Um," bagaimanapun, ia penasaran dengan keturunan Rika yang akan berkumpul di satu tempat.

"Oke, Papa juga ikut," Cosmos tanpa ragu setuju untuk kembali. "Nah, bagaimana?"

"Sebentar," Leo sudah membaca berkas yang diberikan Naga Perak. Jemari putih tanpa ragu mengetik beberapa hal. "Aku akan mengeditnya dulu sebelum memposting."

Cosmos tidak mengatakan apa-apa lagi, membiarkan sosok mungil itu fokus dengan layar. Ekspresi wajah kekanakan itu menjadi serius, sepasang netra biru berpendar redup memandang layar yang menampilkan sederet kata dan angka.

Selama beberapa detik, sepasang netra emas memperhatikan wajah putranya. Sosok, yang dulu sangat kecil dan rapuh, kini terlihat lebih kuat dan mandiri. Setelah pergi selama beberapa minggu, sosok perak itu semakin menyadari bahwa tanpa dirinya, Leo benar-benar bisa hidup seorang diri. Namun Penyihir mungil itu sesekali akan tetap menunjukkan sikap kekanakan dan manjanya.

Hanya kepadanya. Hanya kepada Ayahnya saja sosok itu akan sangat manja, bertingkah seolah ia tidak akan bisa hidup tanpa perawatan Ayahnya, bertingkah seolah ia adalah bocah kecil yang rapuh dan kekanakan. Namun sayang … semua ini tidak selamanya bertahan.

Leo semakin tumbuh.

Sosok ini sudah semakin jarang bermanja …

Helaan napas terlontar.

Oh, apakah ini perasaan ditinggalkan oleh putranya? Cosmos benar-benar merasa agak … kesepian. Yah ... jelas, memaksa bocah kelabu itu menggunakan berbagai macam kostum, adalah keputusan yang tepat.

Jangan lupa meninggalkan jejak!

AoiTheCielocreators' thoughts