1 Memori kelabu tak Nampak namun jelas bernostalgia

Pagi itu tampaknya buruk. Gadis itu buru buru membuka jendela. hmmmm bau air hujan semalam aku menyukainya. ya kini aku harus bersiap ini hari pertama bukan.

"bukannya kamu masuk pagi ya nan" disty perempuan yang menolongnya. disty wanita yang tinggi cantik ini lah yang menolongnya. kakak tingkat nya sewaktu SMA yg mencarikan kamar di kosan yang baru. Nania berangkat dari kota lahat naik bus sendiri ke kota yang tak pernah ia tau. Berbekal denah dari kak disty dia mantap berangkat tanpa di antar ibu dan ayahnya tidak seperti mahasiswa baru pada umumnya. ayah mungkin fisiknya tak bisa untuk mengantar nya atau melihat anaknya menggunakan Almamater. tapi cinta ayahnya yang mengantarkannya. Ayah pergi memenuhi janji nya pada tuhan meninggalkan kami.

Ah melamun lagi aku. Nania buru menyergap tirai lalu bersiap untuk berangkat. lamunan nya yang sedari tadi dia nikmati karena bau hujan buyar sudah.

"iya aku masuk pagi" . aduh bodoh banget dimana ya baju propti aku.

"mb liat baju propti aku gak?"

"lah bukannya kamu gosok ya semalem". "oh ya juga yaa hahaha " Dia kemudian lari secepatnya. "hari ini hari pertama ku menjadi mahasiswa aku harus melakukan yang terbaik" . Nania Darmawan mahasiswa pendidikan kimia universitas negeri di salah satu kota Bandar . tak pernah terpikir dia bakal jauh dari rumah. Jauh dari keluarga. Jauh dari kenangan masa lalu yang kelam itu lah makna jauh yang paling baik batinnya.

Semenjak dia lari dia tetap melamun panjang hingga tak sadar bertemu tiga pentol korek teman SMA nya yg juga merantau. namun mereka beda kosan. Yah karena Nania tidak cukup uang untuk tinggal di kosan mereka. Maka kosan yg cukup jauh tapi banyak pemandangan indah ketika pagi lumayan untuknya. Uli Picha Eria ketiga teman yang tidak begitu dekat dengan Nania tadinya.

"hai nan, sudah dapet temen satu jurusan ?"

"belum Cha, aku gak punya no siapa siapa"

"loh emang kamu gak minta sosmed jurusan mu?"

"handphone ku cengcengpho gak bisa buka internet"

"oh" mungkin tidak punya handphone yang bisa search internet hanya aku di universitas ini. but fine, i love my life. setelah aku menyelesaikan kuliah ku aku akan membeli apa yang aku mau

"woi yang mahasiswa hukum mana nii" "hukum hukum woy hukum" "teknik ikut gue dek cepat". Persis segrumbul semut yang mencari teman sejawatnya ah rame banget sampe gak keliatan bergrumbul grumbul . Akhirnya kami berempat terpisah hanya aku yang belum bertemu dengan kawanan seinduk ku. Sesaat setelah kebingungan tiba tiba daku dikagetkan tangan yang menyentuh pundak ku

"hei tau tidak dimana mahasiswa pendidikan kimia" wanita yang lembut namun modis aku suka gaya nya sepertinya anak yang baik namun kaya . Aku Nania mahasiswa pendidikan kimia . kamu? " oh kenalin aku Elsi. aaa akhirnya ketemu teman yang sama kita cari bareng bareng yuk nan" suara yang lembut dan aku berharap bisa berteman dengan nya. teman pertama ku Elsi.

akhirnya kumpulan mahasiswa pentol korek kami temukan aku melihat setiap mahasiswa baru sudah di babal habis rambutnya sampai seperti pentol korek. Tapi ada satu mahasiswa yang tetap tidak rapi. laki laki dengan rambut sebahu. matanya sipit tapi tatapannya tajam. saat orang lain baris dan nurut ketika jadi mahasiswa baru dia tetap santai dengan rambut sebahu dan kemeja yang dilipat . baju keluar . Menurut pendapat dan penglihatan mata batin ku makhluk ini salah masuk jurusan. kayaknya Anak teknik nih. Tak sadar dia mendekat dan bertanya pada ku. mungkin aku terlalu mencolok memperhatikannya

"lihat apa kamu?"

"hahaha bukan apa apa perasaan mu saja" aku berani nya berbicara " salah masuk barisan agaknya ini untuk pendidikan kimia. kamu mungkin teknik kimia ya?" . "aku mahasiswa pendidikan kimia kenapa gak boleh". gak kok maaf yaa dengan memalingkan mukaku. Aku tak mau buat masalah dengan nya. Aku sekilas menghafalkan namanya berharap kami tak sekelas nantinya. good bye Muntari.

avataravatar
Next chapter