4 Masa lalu jadilah kelabu

Hari ini kosan lumayan sepi. Anak anak yang lalu lalang kosan juga jarang. jendela kamar juga baru di buka beberapa menit tadi padahal matahari sudah naik. mahasiswa mahasiswa yang rindu hari Minggu.

"yey hari Minggu seneng banget"

mbak Tya pinjem hape dong mau liat sosmed mau buka Twitter nih " gumam ku merayu mbak Tya

"iya buka aja nan gpp"

"makasih ya syg"

aku buka Twitter ku . ah mau cuit sesuatu lah pikirku. Aku melihat one message pada Twitter ku. ada rasa sakit seperti sudah melupakan tapi dia kembali. aku sepeti di gantung lalu diulur kembali. tanpa basa basi laki laki jahat ini mengirimkan pesan

"hai sayang kamu sehat kan". Sudah lama tak berhubungan. aku juga sudah lupa akan dia Aku sudah bebas dan tak mau lagi terpenjat olehnya.

Namanya Andi. kami sudah 2 tahun pacaran lalu stagnan dan benar benar berakhir kalo diingat ingat sungguh tahun ini nasib sial.

lamunan panjang ku membuat aku menjelajahi masa lalu kelabu dan bernostalgia seperti mengejek aku .

Kala itu aku baru siswa SMA yang telah melewati Ujian. Aku mantap untuk bimbel di ibukota provinsi ku. Kota musi. karena aku ingin masuk kedokteran. Aku bersama gang ku mantap belajar untuk masuk perguruan tinggi negeri. aku? Aku memilih ini karena aku ingin dan aku suka biologi. Ayah selalu mendukung aku walau sempat beragumen kk aku cukup baik jikalau menjadi front liner atau guru. tapi gak terlalu ku hiraukan kan. aku mantap kedokteran walau akhirnya aku jadinya sesuai impian ayah, Guru

Padangan ku lurus menghadap ke arah jendela semakin jauh. Memori ini ingin aku lupakan tapi dia terus mengejar . semakin aku ingin tidak ingat semakin pula aku mengingat nya. Bulan mei di tahun kelabu sudah seminggu aku tinggal di kota Musi untuk bimbingan belajar

#saat ku tenggelam dalam senduh (nada dering )#

"halo yah.ayah sehat ? "

"nan ini mbak mu. ayah masuk RS kamu bisa pulang gak?"

"loh bukannya Ayah sehat sehat aja ya mbak? sakit apa? parah gak?"

"udah pulang aja dulu "

"iya mba" aku bicara setenang yang aku bisa aku bisa merasakan kekhawatiran suasana di sana. Ayah sakit apa? Apa ayah kecelakaan. Atau ayah darahnya naik. Aku tidak fokus. hati ku tak karuan. Ada perasaan tak enak yang memenuhi dadaku tanpa pikir panjang aku pamit dengan teman temanku lalu bergegas pulang. Ayah kenapa ya ada apa ya. selama di bus aku hanya menggigit jari ku. menenangkan perasaanku

semua kemungkinan menusuk hati ku aku seperti melihat kejadian yang aku terka. aku langsung naik ojek dan gak mau minta jemput keluarga. sampai resepsionis aku sempat mendengar

"pak Rusdi yang di ruangan anggrek kok kasian ya. udah di USG di X-ray kok gak ketemu penyakit nya"

Rusdi? apakah ini ayahku.

"mbak maaf atas nama Rusdi Darmawan di mana ya?

"oh sebentar mbak." dia agak kaku karena tak mengira aku mencari bapak Rusdi.

"ruang Anggrek mbak lurus aja paling ujung no 2"

sampai nya di ruangan aku merasa semua orang berduka karena ayah. ayah sakit apa yah. aku dapat melihat wajah om Tante (saudara ayah) agak khawatir. Bukannya ini yang mereka inginkan bukan? mereka selalu memusuhi ayah karena usahanya maju dan ingin menghancurkannya. karena ayah dan keluarga mempunyai usaha dengan jenis yang sama jualan buah. jujur aku sangat membenci mereka aku benci mereka yang selalu menyulitkan kedua orang tua ku

tapi mengapa mereka seduka itu.

"ayah? aku tak dapat membendung sakit hati melihat dia tergulai lemah hanya buat bicara saja dia butuh tenaga yang besar. aku sakit melihatnya . kaki Ayah sebelah kiri membesar. Hal ini membuat ayah tak dapat bergerak. Dengan menguatkan diri sendiri aku dekati ayah di sudut tempat tidurnya. Aku juga liat ayah kepanasan. Ingin rasanya aku bertanya tapi tak satupun kata terucap. hanya tangis yang terus mengalir.

dengan lembut namun susah sekali ayah bilang. " pu..la..ng aja naak... ke "

langsung aku potong dengan anggukan. Aku peluk ayah dan aku bisikkan maaf padanya. Maaf ayah merepotkanmu. Tapi gengsi ku menahan ku udah bicara aku sayang ayah. Andai waktu berulang aku akan Blang aku sayang Ayah. aku hanya ingin ayah tau akan itu. Ayah tak akan bisa terganti.

selama beberapa hari ayah di rawat di RS dan kami bergantian merawatnya. saudara saudara pun pula bergantian menjenguk . tapi ayah sepertinya putus asa karena tak di temukan penyakit nya. dia kekeh minta pulang dan kami hanya bisa terima .

sudah 5 hari aku di rumah dan ayah menyuruh ku pulang ke ibu kota lagi. ayah bilang dia sudah sehat. padahal jalan saja ayah tak bisa. semua aktivitas ayah bergantung ibu. kadang ibu menangis ketika ayah tidur atau kadang ayah yang menangis memikirkan nasib istri dan anak anaknya.

malam Minggu aku telponan dengan orang rumah. itu telpon terakhir aku dan ayah. jujur aku kangen ayah. .

pesan ayah padaku

"jangan terlalu jauh merantau nak nanti ayah tak bisa melihat putri salju ayah" kalimat yang singkat tapi dia susah payah untuk mengucapkan. aku lah putri salju ayah. kami punya julukan dari ayah. Gita kakak perempuan ku sang putri sulung. aku putri salju. Adik laki laki ku Patih si putra tunggal dan Cici si putri bungsu. Dan Ayah forever Will be our king.

5 Mei titik 02:30 adalah titik balik minimum dalam hidup kurang.

#saat ku tenggelam dalam senduh.. telpon # telpon di tengah malam.

avataravatar
Next chapter