3 cover of you

Aku lari terengah-engah ke arah balkon atas. kamar ku memang yang paling dekat dengan tangga menuju balkon. Balkon adalah ruang terindah dimana kamu bisa melihat sekujur kota Bandar dari sisi sisi yang lain. Balkonya cukup besar. Balkon ini di buat lebih tepatnya ini untuk menjemur pakaian. tapi bagi kami ini, ini semacam ruang untuk diri sendiri. ya me time . biasanya aku awal pagi aku suka melihat matahari terbit dari balkon ini kadang pula aku menangis mengingat ayah di sini tapi bukan aku saja. mbak Tya selalu menjadikan balkon studio rekaman. mb Rian selalu ke sini jikalau suntuk atau mbak disty yang melepas rindu dengan menelpon pacarnya di sini. Aku sudah lama tidak ke balkon ini karena jujur setelah aktif kuliah ada banyak sekali tugas kuliah, tugas praktikum yang aku tak habis pikir kenapa harus ada laporan awal sebelum praktikum dan laporan akhir praktikum. melelahkan bukan? di tambah lagi harus di tulis tangan. Ya Tuhan ini kan sudah jaman 20k

Mahasiswa mahasiswa baru tak seperti di FTV . Saat ada jam kuliah yang kosong atau ada jeda diantara dua mata kuliah semua orang sekelasku mengeluarkan senjata nya pena biru , kertas ukuran A4, dan papan. Dan pena berwarna biru adalah barang yang berharga sama seperti waktu sekali kamu menghilangkan dia tak akan kembali.

Kebiasaan mengerjakan laporan ini membuat kami makin akrab. Aku akui aku sudah hampir akrab dengan banyak teman. tapi aku mengurangi interaksi dengan teman laki-laki.

"hai nan, aku duduk di sebelah mu ya?"

"iya di silahkan." namanya Adi bukan aku kegeeran cuman aku merasa dia mulai cukup perhatian dengan ku .

"Nan, boleh minta pin mu gak?"

" aku gak punya pin cuma punya no hp aja

"oh gpp aku minta ya entar aku miscall"

"ya " kata ku yang semakin agak geli. jujur dia lumayan pintar dan sopan sepertinya. banyak teman ku yang menjodohkan aku dengan nya. ada pula yang kurasakan temanku cemburu dengan ku karena dia . padahal yang deketin duluan kan dia kali.

Kami memang mengerjakan laporan tapi kami masih bersanda gurau hingga tak sadar waktu berlalu. Aku meregangkan tubuhku yang sedari tadi sepeti di tekuk aku lelah menunggu mata kuliah selanjutnya dan laporan praktikum juga sudah aku kerjakan. aku memeluk kaki ku untuk menahan tubuhku. aku mulai tidur ayam ya tidur yang sekenanya. sewaktu aku udah agak tak sadar aku merasakan ada tangan yang menarik kepala ku ke bahunya. aku terkejut. agak lompat aku terbangun.

"gpp nan tidur di bahu ku saja " kata Adi sambil senyum. jujur aku gak suka kalo ada cowok yang baru pendekatan sudah berani pegang. ini bukan pertama kalinya. yang aku ingat dia juga pernah seperti mencoba memegang tangan ku.

"oh gak usah aku gak biasa" kata ku sebisanya karena baru bangun kepala ku sakit karena terkejut. aku liat sekeliling teman teman ku yang geli dengan hukum Newton ketiga aksi reaksi ku terhadap Adi. semua senyum senyum kecuali guru rock and roll, Muntari. laki laki ini menatapku seperti aku cewek murahan yang suka akan hal itu .

Aku berdesir antara malu dan marah. aku tidak suka lelaki yang seperti ini. aku palingkan muka ku dengan sebelumnya aku tatap sinis dia. Emang dia pikir dia siapa menjudge orang lain.

perlu kalian ketahui aku tidak mendapatkan kelas yang sama dengan Elsi. sedih rasanya teman yang baik. aku harap dia mendapat teman yang baik pula di kelas baru. jadwal aku dan Elsi juga beda membuat kami jarang bertemu. dan aku malah satu kelas dengan Muntari laki laki gila ini pikirku. tapi aku tidak sendiri di sini aku punya dua teman dekat lainnya ada Oja dan bibi. Nama asli bibi adalah Fitri cuman ketika dia tak kuliah atau tidak dandan dia seperti bibi kuli di pasar.

Sore itu hujan lumayan deras. ya itu bukan masalah besar bagi mereka yang memiliki kendaraan atau yang sedia payung sebelum hujan tapi tidak dengan aku. aku tidak punya payung dan tidak punya kendaraan. Beberapa teman sekelas ku ada yang belum pulang. bukan aku saja yang belum. mahasiswa-mahasiswa yang takut kebasahan dan teman dekatku yang menemaniku, Oja dan bibi. Sebenarnya Oja dan bibi bisa saja pulang. Oja dan bibi selalu berangkat bareng karena bibi bawa motor dan berangkat bareng Oja. Sedangkan kosan aku jauh dan aku memang tidak punya pasangan. inilah susahnya kalo dekat hanya bertiga.

Adi mendekatiku "nan, mau aku anter gak ?" katanya sambil senyum. baik sih tapi ketika aku ingat dia memegang kepala ku aku geli gimana gitu . "hmmmm gak usah di aku nanti bonceng tiga Ama Oja sama bibi ya kan?" kata ku sambil melototkan mata ku. di ikuti anggukan oleh mereka berdua. "oke deh kalo gitu, bye" kata Adi seraya berbalik pergi dengan jas hujan nya.

ketika hujan makin deras dan bibi serta Oja mulai mengelukan aku yang jual mahal

"kamu sih nan kalo tadi kamu mau mungkin kita udah sampe rumah ni" Oja teman ku yang paling pemarah dan cerewet tapi baik jujur danp masakannya enak banget. aku cuma mengernyitkan dahi pertanda kebingungan.

tok tok bunyi sepatu "kamu mau nebeng gak aku mau pulang. tapi aku gak bawa jas hujan"

aku menoleh, what? rock and roll bukannya dia gak suka sama aku ya. belum selesai aku mencerna omongan dia . Oja dengan cepat "oh yaa mun tolong yaa anterin udah gelap ni" mendorong ku untuk naik ke motor Muntari.

mau apa lagi udah tanggung namanya juga gak ada harapan lagi kan. "makasih ya". temen teman ku mesem mesem nahan senyum melihat gelagat ku. aku balas dengan senyum kelicikan.

Perjalanan pulang hampir aku tak mendengar dia bernapas. membosankan sekali bukan. sampai ketika sudah sampai dia bertanya

"nan, kamu pacaran ya sama Adi?"

"gak lah. cuman temen aja " kataku. dalam hati aku menjawab emang ada hubungannya sama kamu ya. hmmmm. gak boleh gitu dia udah nolong kamu nan.

"emang kenapa Mun?"

"gpp Adi kan baik dia bilang suka sama kamu tuh"

"oh "

"kalo kamu pacaran sama dia. kamu bisa di anterin loh". aku diam kok ngeselin banget sih ni orang. jadi nyesel mau dianterin sama ni cowok sarang tawon.

Sampai di kosan aku di sambut dengan

"cieee uhuy Nania" aku mencari sumber suara Hem 3 cewek di balkon atas mbak disty mbak Tya dan mbak Rian. mereka salah paham.

"makasih ya Muntari sampai ketemu besok" walau gimana pun dia telah menolongku bukan.

sampainya aku di kamar. trio kosan ini menjagalku dengan semua pertanyaaan "cie ada yang punya pacar baru ni" kata mbak Tya

"bukan temen kelas loh mbak"

"heh nan dia itu adik kelas ku loh , kok kamu bisa akrab Muntari kan di panggilnya Ari tau"

"mbak kenal yaa . iya mbak Muntari"

"hati hati loh nan dia itu playboy banyak cewek nya dulu. aku Deket sama sepupunya. oh ya suka marah juga. awas kepincut kamu!"

aku senyum sambil menggeleng

"tapi dia pinter tau juara terus dulu di SMA sambungnya lagi" . oh Jadi manusia planet mars ini ada kelebihan juga pikirku

avataravatar
Next chapter