9 kenzo

"I let my guard down,and then you pull the rug,i was getting kinda used to being someone you love."

Begitu suara Jingga selesai merekam suaranya,Awan muncul dari pintu sambil membawa kotak berbungkus plastik hitam.

"Paket dari siapa?" tanya Jingga heran.

"Ga tau." Awan duduk di samping adiknya itu dan membuka perlahan kotak tersebut. "Cover lagu lagi?"

Jingga mengangguk dan mulai memutar video yang tadi ia rekam untuk di post di feed instagramnya. "Pada minta gue cover someone you loved jadi gue turutin aja."

Awan membulatkan mulutnya dan membuka kotak kayu yang belum ia tahu isinya itu. Terdapat kertas yang dilipat menjadi empat,karena penasaran dirinya membaca tulisan tersebut dan bersorak senang. "GUE MENANG! GUE MENANG!"

"Menang apa?" Awan memberikan selembaran kertasnya dan melihat isi kotak tadi. "Selamat kembaran gila gue."

Awan mengangguk senang kemudian mengeluarkan hadiah yang di dapatnya. "Medali,sertifikat sama alat lukis? Gila impian gue ini kan catnya mahal anjir."

"Dapet kanvas anjir gila beruntung banget lo," ujar Jingga mulai ikut ikutan mengeluarkan isi kotak. "BRUSHPEN?!"

"Apa? Mau? Ambil aja,gue ga bisa pake nya." Jingga langsung memeluk kembarannya erat dan mengucapkan banyak terimakasih.

Jingga berdiri dan mengambil kanvas yang sudah ia cat dengan cat air kemarin.Tangan lentiknya menuliskan nama dirinya dan Awan dengan brushpen barunya. "Ini bakal gue pajang di ruang tamu."

Awan tersenyum senang melihat kembarannya yang juga senang. "Punya bakat lukis juga lo? Bagus nih paduannya."

"Thanks."

💎💎💎

"Bang."

"Tumben pake embel embel abang biasanya ngga," sahut Awan masih fokus dengan games di ponselnya. "Kenapa?"

"Gue boleh ikut ini ga?" tanya Jingga menunjukkan layar ponselnya yang menampakkan brosur lomba menyanyi.

"Itu apaan?"

"Pause dulu dong games nya!" Awan berdecak sebal dan mengeluarkan diri dari games beralih ke cewek di sebelahnya ini. "Boleh ikut ga?"

Awan mengambil ponsel Jingga dan membaca satu per satu syarat dan ketentuan lomba dengan teliti. "Kalo lo mau ikut aja."

"Bener ya?" Awan mengangguk pelan. "Tapi gue heran,kenapa belakangan ini lomba pada di adain di sosmed ya? Ga kayak dulu gitu,lo lomba melukis di lapangan Monas kok sekarang apa apa pake sosmed gitu?"

"Mungkin aja lagi zamannya begitu," jawab Awan kemudian mengambil celana pendek di atas lutut dan baju oblong berwarna biru dongker. "Daftar buruan,nanti ga bisa malah nyesel."

"Bagi hotspot,paketan gue habis."

"Wifi rumah kan nyala bego ngapain lo pake paketan lo?"

Jingga menatap datar pintu kamar mandi yang tertutup dan mulai mengeluarkan suara percikan air. "LO BILANG BELUM BAYAR BEGO! JADI GUE PAKE PAKETAN GUE!"

"BODOAMAT GUE GA DENGER LAGI BERAK!"

"Dih gila,kenapa bisa gue punya kembaran sinting kayak Awan coba?" tanya Jingga pada dirinya sendiri kemudian menyambungkan ponselnya dengan Wifi dirumah.

Baru ingin mengetikkan nama lengkapnya,ponsel Awan berdering dan menampilkan nama Kenzo IPA'2.

"Ini orang yang udah mati itu bukan sih? Kok bisa nelpon Awan?" Karena parno,Jingga menolak panggilan tersebut dan menjaga jarak jauh jauh dari ponsel Awan.

Dengan cepat dirinya mengetikkan nama lengkapnya di situs web yang tersedia lalu baru biodata biodata lainnya. "Kok nelpon lagi?!"

Tiba tiba Awan keluar dengan handuk di tangannya yang ia pakai untuk mengeringkan rambut. "Vitamin rambut di mana?"

"Kan di laci lo," jawab Jingga kemudian mentransfer uang pendaftaran lomba lewat aplikasi di ponselnya. "Kok setan bisa nelpon lo?"

Awan yang sedang meratakan vitamin rambut langsung menoleh ke arah kembarannya itu. "Setan?"

"Iya,waktu itu lo bilang punya temen namanya Kenzo kan? Terus dia udah mati? Tadi dia nelpon lo," ujar Jingga berjalan mendekati Awan.

"Oh itu,dia mati di mimpi gue bukan mati di kenyataan."

"SIALAN LO!"

💎💎💎

avataravatar