1 Chapter 1 - Kehidupan Awal

"Pratama bangun!sekarang sudah pagi. sudah pukul 06.55 loh"

Suara wanita terdengar cukup keras di telingaku ,seperti menyuruhku untuk segera bangun. Namun ,sayangnya saat ini aku sedang terlelap tidur di atas kasurku sehingga aku tidak mengerti apa yang dibicarakan.

"Pratama cepat bangun! bukankah hari ini kau ada ujian masuk perguruan tinggi?"

"H-hmm...ujian?" [Pratama]

Aku masih sedikit bingung. Pagi ini aku sama sekali tidak mengerti apa maksudnya ujian yang dibicarakan .pikiranku sedang kacau pagi ini ,karena aku selama 2 minggu ini ,aku sudah belajar keras untuk mengikuti sebuah ujian masuk.....Eh, tunggu dulu!!

"Oh ya ,itu benar!!! hari ini aku ada ujian masuk perguruan tinggi di IAS. kenapa ibu tidak bilang dari tadi? Sial, aku hampir terlambat untuk mengikuti ujian ini" [Pratama]

Dengan keadaan yang panik, aku pun langsung terbangun dari tempat tidur ku

"Apa yang kamu katakan?bukankah ibu sudah berulang kali mencoba membangunkan mu!" [Ibu]

Dengan nada sedikit kesal, ibu menjawab kalimat yang ku lontarkan tadi

Oh jadi suara wanita yang sedari tadi memanggilku dan menyuruhku untuk bangun itu ibu toh ,tapi jam berapa sekarang?!!!

"Ibu jam berapa sekarang?!" [Pratama]

"Kan sudah ibu bilang bahwa sekarang sudah jam 06.55 .apa kamu dari tadi tidak mendengar yang ibu bicarakan tadi apa?" [Ibu]

Sial ,aku tidak mendengar sama sekali apa yang ibu bicarakan tadi. dan lebih parahnya lagi sekarang sudah jam 06.55 .dan ujian masuk perguruan tinggi di mulai pukul 07.15 . ahh ya ampun aku tidak punya banyak waktu lagi.

"Maaf bu aku tidak mendengar tadi .aku harus buru-buru mandi dan langsung berangkat kesana" [Pratama]

Dengan tergesa-gesa, aku pun mulai berjalan menuju ke kamar mandi untuk segera mandi secepatnya.

Setelah itu dalam 5 menit aku langsung selesai mandi dan menuju ke kamarku untuk berganti pakaian. Aku tau mandi dalam 5 menit itu masihlah kurang bersih tapi aku tidak peduli untuk saat ini .karena saat ini yang terpenting adalah waktu ,agar aku tidak terlambat dalam ujian.

Lalu setelah berpakaian aku langsung memasukan semua buku dan peralatan tulis ku dengan tergesa-gesa ,yang dimana itu membuat isi dalam tas ku terlihat berantakan .Aku tidak peduli tentang seberapa berantakannya tas ku untuk saat ini karena yang terpenting adalah waktu. Dan setelahnya aku mencoba melihat jam tanganku untuk memastikan, apakah aku masih ada waktu untuk berangkat kesana.

Bagus masih ada waktu 15 menit lagi sebelum aku terlambat.

aku lalu langsung berlari menuju garasi rumah dan segera mengambil sepedaku dan mulai mengayuhnya ,tapi seketika aku melihat sosok ibu ku berada didepan garasi persis.

"Ya ampun kau ini ,ibu kan sudah bilang untuk jangan terlalu berlebihan dalam belajar tadi malam, karena besok kau ini ada ujian kan" [Ibu]

"Baiklah aku yang salah disini karena terlalu bersemangat dalam belajar tadi malam .tapi maaf bu ,aku sedang terburu-buru dan tidak punya banyak waktu untuk mengobrol Sekarang" [Pratama]

"Ya baiklah ,kamu benar" [Ibu]

Ibuku langsung menyingkir sedikit dari sepedaku, lalu aku pun langsung menaiki sepedaku dan bersiap mengayuh sepedaku secepat mungkin

"maaf ibu ,aku akan berangkat dahulu dah" [Pratama]

Sambil bersepeda aku pun mengayunkan tangan kananku kepada ibuku ,yang menandakan bahwa pamit pergi dulu

"Iya baiklah ,hati-hati dijalan dan semoga ujianmu berjalan lancar" [Ibu]

"Baik" [Pratama]

Kemudian ,aku langsung mengayuh sepeda ku secepat mungkin menuju ke perguruan IAS .Meski jarak dari rumahku dengan perguruan IAS lumayan dekat,aku tetap memacu sepedaku dengan sekua tenaga.

Dengan kecepatan sepedaku saat ini, aku tidak terlalu memperhatikan orang-orang atau benda di sekitarku ,sampai-sampai ada orang menegurku dengan suara yang cukup keras dengan mengatakan seperti 'Hei!!! liat-liat kalo bersepeda' ah sial mungkin aku akan meminta maaf nanti kepada orang itu.

Dan setelah 5 menit non stop aku mengayuh sepedaku ,aku hampir setengah perjalanan menuju ke perguruan.

"Yosh! tinggal setengah perjalanan lagi aku pun masih punya kurang lebih 10 menit lagi. aku hanya tinggal mengikuti jalan turunan ini" [Pratama]

gumamku sambil tersenyum kecil. Meski menuruni jalan, aku tetap mempertahankan kecepatan sepedaku. Detik demi detik terus berlalu, dan aku semakin yakin akan berhasil sampai tepat waktu.

"Bagus jika aku bisa menjaga ritme kecepatan sepeda ku mungkin aku bisa sampai lebih cepat dari perkiraan ku" [Pratama]

Namun sayangnya.....baru saja aku mendapatkan perasaan positif terhadap perjalananku ini ,tiba-tiba seseorang menyebrang tepat di depan ku saat aku melaju cepat dengan sepedaku di jalan turunan ini.

"Wa-wa-wa.....Awas!!! Minggir yang di depan!!" [Pratama]

Sambil berusaha memperlambat sepedaku ,aku pun berteriak kepada yang di depan untuk minggir dari sana sesegera mungkin.

"Eh?"

Orang yang menyebrang itu terkejut dan panik setelah mendengar dan melihat ku sedang berjalan kearahnya

Sial ,aku tidak akan sempat untuk mengerem nya di saat jalanan turunan seperti ini.

Dakk!!!!!

Suara benturan keras terdengar saat sepeda ku menabrak pembatas jalanan

"Aa-aduh-duh sial sakit sekali tangan dan punggung ku" [Pratama]

"Hei kamu tidak apa-apa? Maafkan aku karena tiba-tiba menyebrang tadi"

Terdapat sesosok bayangan perempuan tepat di depan ku ketika aku terjatuh dari sepedaku tadi,dia terlihat seperti mengkhawatirkan ku.

"Ya tidak apa-apa. aku baik-baik saja ,cuma lecet sedikit .Dan seharusnya aku yang minta maaf karena bersepeda terlalu cepat. Kamu juga tidak apa-apa kan?" [Pratama]

"Eh aku baik-baik saja ,aku juga minta maaf kepadamu karena menyebrang di jalan tanpa melihat-lihat dahulu"

"Oh tidak masalah ,lagian sejak awal ini adalah kesalahan ku. karena bersepeda dengan kecepatan tinggi tadi" [Pratama]

Syukurlah, perempuan itu tidak terluka sedikit pun ,akan jadi masalah besar jika aku menabraknya saat akan mengikuti ujian .Keputusanku untuk menabrakan diri ke pembatas jalan ternyata tepat.

"Ayo sini aku bantu kamu berdiri"

Dengan mengulurkan tangannya yang lembut, dia pun mencoba membantuku berdiri

"Ah ya terima kasih" [Pratama]

Perempuan ini sangat baik. Meskipun hanya membantuku berdiri, dia masih mau menolongku dan tidak marah padaku ketika aku hampir menabraknya.

"Perkenalkan nama ku Rena" [Rena]

"Oh nama ku Pratama ,sekali lagi aku minta maaf ya" [Pratama]

"Oh,tidak usah di pikirkan ,lagipula aku tidak terluka sama sekali kok" [Rena]

Dia benar-benar perempuan yang baik. Wajahnya cantik, rambutnya berwarna kuning ke orange, dan matanya berwarna hijau, itu terlihat sangat cocok dengannya.

"Ngomong-ngomong pratama ,kenapa kau mengayuh sepeda mu secepat itu?bukankah itu sangat berbahaya?" [Rena]

"A...y-ya sebenarnya aku tahu kalo bersepeda dengan kecepatan tinggi itu akan membahayakan ,tapi aku terpaksa melakukannya karena aku sedang mengikuti uji....Oh Ya!! ujiannya sebentar lagi akan di mulai sial!!!" [Pratama]

"Ujian?" [Rena]

"Iya ujian ,maksudku Ujian pendaftaran di perguruan IAS. Maaf, ini mungkin terdengar kasar, tapi aku sedang terburu-buru menghadapi ujian ini, jadi maaf aku akan langsung pergi ya." [Pratama]

Sambil sedikit membungkuk, aku meminta maaf pada Rena atas tindakanku yang kasar. Rasanya seperti aku adalah pelaku penabrakan yang tidak bertanggung jawab, tapi mau bagaimana lagi, ujian ini sangat penting bagi ku.

Setelah beberapa waktu membungkuk pada Rena, aku berdiri tegap dan segera menuju sepedaku.Aku bersiap-siap untuk mengayuh sepedaku lagi, dan kali ini, aku pastikan akan lebih hati-hati lagi.beruntung aku hanya berurusan dengan rena yang baik hati ,sehingga dia tidak mempermasalahkan sama sekali .Aku membayangkan apa yang terjadi jika aku berurusan dengan seseorang yang mempermasalahkannya, aku pasti akan berakhir dimarahi. Tapi sekarang bukanlah waktunya untuk membayangkan hal-hal yang tidak penting.

"Ngomong-ngomong pratama aku jug..." [Rena]

"Maaf rena aku akan langsung pergi dahulu ,sampai jumpai dah" [Pratama]

"Tunggu dulu aku belum selesai berbicara" [Rena]

Saat aku hendak ingin mengayuh sepedaku sekuat tenaga ,aku mendengar bahwa Rena masih ada yang ingin dia katakan kepadaku. Yah, anggap saja ini sebagai permintaan maafku kepada dia.

"Oh rena ada apa?apa ada hal yang ingin kamu bicarakan kepadaku? [Pratama]

"Iya, maksudku aku juga adalah salah satu calon peserta ujian di perguruan IAS itu." [Rena]

"Tunggu sebentar rena ,jadi kamu juga salah satu calon perserta ujian juga?!" [Pratama]

"Eh? Maksudku iya, dan itu juga yang sebenarnya ingin kukatakan kepadamu tadi." [Rena]

"Oh jadi kamu juga salah satu peserta ujian sepertiku ya, itu hebat dan... eh tunggu, jika kamu peserta ujian sepertiku, berarti kita tidak punya banyak waktu mengobrol tau." [Pratama]

"Oh iya, kamu benar. Maaf karena aku harus menahanmu di sini." [Rena]

"Tidak masalah. Ayo cepat, kita ke sana bersama dengan sepedaku karena kita tidak punya banyak waktu lagi." [Pratama]

"Eh? Tidak usah karena aku--" [Rena]

"Apa yang kamu bicarakan Rena? Kita sudah tidak punya banyak waktu lagi untuk mengobrol karena ujiannya sebentar lagi akan dimulai tahu." [Pratama]

Dengan berkata seperti itu ,aku dengan hati-hati menarik tangan rena dan memaksanya untuk ikut bersamaku karena tujuan kita sama.

"T-tunggu dulu, kamu tidak perlu repot-repot seperti itu karena aku--" [Rena]

"Sudah tidak apa-apa. Anggap saja ini sebagai permintaan maafku kepadamu karena hampir menabrakmu tadi. Dan juga, tenang saja karena sepedaku hari ini adalah bertipe sepeda yang bisa memboncengkan orang dibelakang, jadi kamu tidak perlu khawatir lagi." [Pratama]

"Iya, aku bisa mengerti itu. T-tapi--" [Rena]

"Sudah tidak usah dibicarakan lagi. Duduk dan berpeganglah karena aku akan mulai mengayuh sekuat tenaga agar kita tidak terlambat dalam ujian ini."

Sambil menghiraukan apa yang Rena akan katakan kepadaku, aku pun mulai mengayuh sepedaku secepat dan sekuat tenaga. Itu membuat Rena sedikit terkejut dan langsung berpegangan pada sepedaku.

"Ah,tunggu dulu. setidaknya dengarkanlah apa yang mau kukatakan ini....." [Rena]

Meskipun Rena masih ingin berbicara denganku, aku tidak bisa mendengarkan karena aku saat ini sedang membawa penumpang ,dan juga mata serta telingaku harus ku fokuskan pada perjalanan. agar kejadian seperti tadi tidak terulang kembali.

Lalu ini juga adalah awal dari cerita ku dimulai saat mendaftar ke perguruan tinggi IAS,

Dan ngomong-ngomong, sepertinya Rena sudah diam dan berpegangan erat pada sepedaku. yah aku memang tidak tahu apa yang mau dia bicarakan tadi tapi yang ku tahu saat ini aku harus berangkat kesana secepat mungkin.

YOSSSHH akan ku pastikan kami berdua tidak terlambat dalam ujian masuk ini ,Ujian masuk tunggulah aku.....

avataravatar
Next chapter